"Sudah," tolak Kendra lirih, perutnya seolah berontak, rasa mual yang ia tahan sedari tadi tak mampu ia perpanjang, hampir saja Kendra muntah kalau tak buru-buru ia pejamkan matanya, kepalanya serasa berputar, teh hangat yang disodorkan Maya barusan sedikit meredakan mualnya.
Kendra terus saja memejam mata, berusaha sekuatnya menahan sakit yang mendera kepalanya, dan rasa mual perutnya.
Maya melihatnya dengan rasa penuh khawatir, saputangan untuk mengompres dahi Kendra diambilnya, melipat ulang dan menempelkannya kembali disisi yang masih terasa dingin, badan Kendra mulai terasa panas kembali.
"Hallo Dok ..., " lamat terdengar oleh Kendra Maya berbicara dengan seseorang, melalui sambungan telepon, sepertinya Maya menghubungi seorang dokter. Kendra sudah tak mampu melakukan apa-apa, tak jadi muntah saja sudah ia syukuri tadi.