"Ini adalah kawasan militer, bagaimana kamu bisa kamu masuk kesini?" tanya Erika dengan nada yang lebih tinggi.
"Aku bisa masuk karena sudah waktunya aku masuk" jawab Alana sambil tersenyum
"Ya, beraninya kamu" teriak Erika sambil melihat Varo di samping Erika
"Hei bagaimana kamu bisa membiarkan orang asing masuk begitu saja kesini penjaga?" tanya Erika dengan nada yang sangat sarkas
Mendengar pertanyaan Erika, membuat Varo sedikit terkejut
"Maaf Mayor, disini anggota kelaurga prajurit bisa datang kesini kapanpun itu. Dan untuk nona Alana karena dia adalah istri komandan saya, jadi saya rasa itu tidak apa-apa". Jelas Varo
"Apa katamu? Apa yang kamu katakan barusan?" tanya Erika yang tidak percaya apa yang dikatakan Varo baru saja.
"Mayor Erika, saya ingin memberitahukan bahwa nona Alana adalah istri dari komandan ketua Bisma." Jelas Varo kepada Erika
Mendengar apa yang dikatakan Varo membuat Erika syok dan tidak bisa berkata apapun selama beberapa waktu. Karena tidak inging membuat keributan, akhirnya Alana bergegas untuk pergi dari sana dan meninggalkan Erika yang masih terdiam mematung.
"Alana berhenti." ucap Erika sambil mengejar Alana
"Apa maksudnya itu, lebih baik kamu jelaskan padaku. Kamu ada hubungan apa dengan Bisma?" desak Erika
Beberapa waktu lalu dia baru saja mendapatkan hukuman dari atasannya karena alasan yang tidak diketahuinya. Dia diharuskan untuk menuliskan pelanggaran yang dilakukannya. Setelah berpikir, dia menyadari bahwa beberapa hari yang lalu dia bertengkar dengan Bisma dan meminta seseorang untuk menyelediki gerak-gerik Bisma. Ternyata itu ada hubungannya dengan Alana.
Karena tidak punya pilihan lain, akhirnya Erika melaksanakan hukumannya yang berisi renungan dirinya terhadap perilakunya dan menulis permintaan maaf kepada Bisma. Hari ini dia berencana untuk menyerahkan lembaran hukumannya kepada atasannya dan menyerahkan surat itu kepada Bisma untuk menyelesaikan perselisihan diantara keduanya.
Dia dan Bisma sudah saling mengenal sejak lama dan memiliki hubungna yang baik. Memikirkan kenyataan yang ada saat ini membuat Erika hanya bisa terdiam tidak tahu berbuat apa. Selain itu, dia tidak berpikir bahwa Alana memiliki hubungan dengan Bisma.
"Mayor Erika, seperti apa yang dikatakan prajurit Varo barusan. Ya benar, say adalah istri dari komandan Bisma". jelas Alana
Sebenarnya Alana tidak ingin mengungkit pernikahannya dengan Bisma karena terkesan mendadak. Tetapi untuk Erika, Alana sangat ingin memberikan pelajaran kepadanya.
"Apa..apa kamu menginap di asrama Bisma tadi malam?" tanya Eriak dengan sedikit terbata-bata sambil memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin itu benar-benar terjadi.
"Ya" jawab Alana dengan tegas sambil tersenyum, walaupun mereka tidur bersama namun tidak ada yang terjadi semalam.
Mendengar kenyataan itu membuat hati Erika sakit bagaikan ada seribu anak panah yang saat ini sedang menusuknya. Selama beberapa waktu Erika merasa dunia berputar dan badannya terhuyung ke belakang. Melihat reaksi Erika membuat Alana berpikir jika bukan karena sifatnya, mungkin Erika dan Bisma akan menjadi pasangan yang sangat sempurna. batinnya.
"Maaf mayor Erika saya pamit undur diri terlebih dahulu, mengenai hubungan seperti apa yang anda miliki dengan Bisma sebelumnya saya tidak peduli. permisi" ucap Alana sambil berbalik pergi
"Hei jalang, katakan dengan jelas, bagaimana caranya kamu merayu Bisma? Trik kotor seperti apa yang kamu gunakan? Bagaimana Bisma bisa terpikat olehmu? Dasar jalang" ucap Bisma dengan nada yang sarkas dan wajahnya yang terlihat marah.
Alana merasa kesakitan karena tangannya saat ini dicekal oleh Erika dengan sangat kuat
"Mayor Erika, tolong jaga ucapan anda. Bukankah anda sangat mengetahui bagaiamana kepribadian komandan Bisma? Saya tidak melakukan cara kotor seperti yang anda pikirkan untuk mendapatkan komandna Bisma. Jadi saya mohon tolong lepaskan tangan saya" ucap Alana sambil memaksakan senyumannya.
"Hei jalang, kamu tidak perlu berpuran-pura baik dihadapanku, kamu hanyalah orang biasa. Kamu pasti menggunakan Dito untuk mendekati Bisma bukan?" tanya Erika yang masih belum menerima kenyataan yang ada.
Melihat situasi antara keduanya yang mulai menegang, Varo mencoba untuk menenangkan keduanya.
"Mayor Erika, tolong perhatikan ucapan dan tindakan anda. Disini adalah markas militer" ucap Varo
"Tidak peduli seberapa anda menyangkalnya, anda harus menerima kenyataan yang ada" lanjut Varo
"Hei kamu diamlah dan pergi dari sini" ucap Erika kepada Varo dengan nada yang lebih tinggi
"Alana aku peringatkan kamu, jauhi dan tinggalkan Bisma secepatnya atau jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu padamu nanti" ancam Erika.
Mendengar ancaman Erika membuat Alana emosi dan mulai tidak bisa menahan kesabarannta
"Komandan Bisma adalah suamiku, mengapa kau harus meninggalkannya? Bukankah yang seharusnya menjauh itu kamu, mayor Erika?"balas Alana
Menikah dengan Bisma adalah keputusannya dan dia tidak akan menyesalinya. Bagaimana bisa dia menuruti perkataan Eriak untuk pergi meninggalkan suaminya Bisma?.
"Apa katamu?" jawab Erika dengan mata melotot
"Dasar wanita jalang, apa kamu sadar kamu itu siapa? Jangan pernah lagi kembali ke Bandung jika kamu masih ada keinginan untuk hidup" ancam Erika
Alana tahu bahwa Erika adalah putri dari walikota kota Bandung.
"Tenang saja, dalam beberapa hari aku akan kembali ke Bandung. Kamu tidak perlu melihatku disini" balas Alana
"Dasar jalang tidak tahu diri" Erika berteriak dan bersiap untuk mengarahkan tamparan ke arah Alana, namun lengan Erika tertahan sesuatu sebelum menyentuh Alana. Ternyata ada sepasang tangan besar yang kokoh yang melindungi Alana. Seseorang dengan tubuh yang tinggi dan tegap dengan memancarkan aura dingin melindungi Alana disana.
"Mayor Erika, tolong hentikan tindakan anda" ucap Bisma dengan nada yang dingin dan sedikit nada tinggi di dalamnya.
Kata-kata yang diucapkan Bisma kepada Erika membuatnya diam tidak berkutik. Bagaimana bisa Bisma ada disini? pikir Alana
"Bisma…" Erika mencoba menjelaskan kepada Bisma dengan terbata-bata. Erika merasakan sakit dihatinya melihat Bisma bersikap dingin kepadanya.
"Bisma, dia adalah seekor rubah. Dia sangat licik. Kamu tahu, dia memiliki hubungan dengan Dito. Saat hubungannya dengan Dito kandas dia langsung mendatangimu…."
"Erika, saat ini Alana adalah istriku, jadi tolong perhatikan ucapanmu!" sela Bisma sambil melepaskan tangan Erika dengan dingin dan berjalan menghampiri Alana
"Mayor Erika, kamu adalah seorang prajurit. Kamu seharusnya bersikap dan bertindak seperti seorang prajurit. Bagaimana bisa kamu melakukan hal seperti itu? Pergilah dari sini" perintah Bisma kepada Erika sambil berteriak.
Mendengar itu Erika tercengang, bagaimana bisa Bisma memintanya untuk pergi? Selama ini orang-orang selalu memperlakukannya bak seorang putri. Dia selalu menjadi sorotan dimanapun dia berada. Namun, saat ini Bisma berteriak dan menyuruhnya untuk pergi. Ini sungguh membuat hati Erika terluka.
"Bisma, apakah kamu berteriak kepadaku?" tanya Erika. Dia merasa saat ini langit runtuh dan dia mulai menangis
"Bisma, apakah kamu berteriak kepadaku? Apakah kamu berteriak padaku karena wanita ini?" tanya Erika tidak percaya
"Mayor Erika, harap perhatikan ucapan dan tindakan anda." komisaris politik Fakhri mengingatkan
"Ini masalah antara aku dan Bisma, anda tidak perlu ikut campur" perintah Erika. Saat ini dia begitu syok sampai tidak bisa membedakan mana barat dan timur.
Melihat itu Bisma mulai muak melihat tindakan Erika terlebih ketika Erika mulai menangis.Kepla bagian industri, Nona Amelda yang bahkan telah dianugerahi pangkat mayor tidak dapat mengubah karakter gadis ini. Namun, jika dia ingin bergabung menjadi prajurit, dia masih belum memenuhi kriteria.
Dengan wajah dinginnya, Bisma memberikan kode kepada komisaris politik Fakhri yang datang bersamanya sambil mengulurkan tangannya ke tangan Alana
"Komisaris politik Fakhri, urusan ketentaraan untuk saat ini tolong anda tangani terlebih dahulu, Alana ayo ikut denganku" ucap Bisma
Bisma tidak tahan jika terus berada disana. Sebelum pergi Alana melihat ke belakang. Terlihat Erika ingin menyusul mereka namun dicegah oleh penjaga dan komisaris politik Fakhri sambil mencoba menenangkannya.
Bisma membawa Alana menuju mobil militer. Ketika Alana melirik Bisma terlihat wajah Bisma saat ini begitu dingin membuat hati Alana berdegup kencang.
"Ayo kita pergi" perintah Bisma kepada Varo sambil memejamkan matanya untuk menenangkan dirinya.