"Komandan saya ingin melaporkan bahwa baru saja saya menerima pemberitahuan dari pihak militer bahwa meminta anda untuk segara kembali ke markas untuk menghadiri rapat pada pukul 8 malam" lapor Varo kepada Bisma
"Baiklah, terima kasih atas laporannya" ucap Bisma sambil mengangguk
"Tapi ada satu laporan lagi" ucap Varo
"Ada apa lagi? tanya Bisma dengan gemas
"Jenderal Halim memberitahu saya bahwa makan malam sudah siap dan meminta kalian berdua untuk bergabung makan malam bersama" sambung Varo
Ketika mendengar laporan dari Varo, Bisma dan Alana langsung secara otomatis mengecek jam dan menyadari bahwa mereka sudah bermain selama 3 jam lamanya.
"Baiklah,Alana mari kita turun dan makan" ucap Bisma kepada Alana mengajaknya untuk turun bergabung makan malam bersama jenderal Halim.
Alana melihat Bisma mengulurkan tangan besarnya itu ke arahnya yang secara tidak langsung meminta untuk menggenggam tangannya. Namun, karena Varo ada disana Alana menjadi malu dan tak menjawab uluran tangan Bisma. Melihat itu Bisma langsung menggenggam tangannya.
"eheem, kalau begitu aku akan turun terlebih dahulu" kata Varo sambil berjalan cepat keluar dari ruangan itu
"Bisma, disana banyak orang …" kata Alana sambil mencoba membebaskan tangannya dari tangan Bisma, namun Bisma tidak mau melepaskannya.
"Aku tahu disana banyak orang" kata Bisma sambil melirik ke arah lantai bawah "Mereka tahu kalau kamu adalah istriku, tidak usah khawatir" ucapnya sambil menenangkan Alana
Alana merasa tersipu dengan jawaban Bisma dan akhirnya membiarkan Bisma menggengggam tangannya hingga samapi di ruang makan.
Di ruang makan sudah ada jenderal Halim yang sudah duduk di tempatnya dan di sampinya ada Aris yang duduk dengan tegak. sementara Varo berada di samping mereka sambil melirik Bisma dan Alana.
Melihat suasana yang ada di meja makan itu membuat Alana bingung. Jenderal Halim adalah seorang ayah dari komandan Aris, tapi sepertinya mereka tampak seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain. Aris tampak sangat berhati-hati menjaga sikap dan perbuatannya, sedangkan sang jenderal hanya terdiam. Sang jenderal tersenyu melihat Alana sudah datang.
"Gadis kecil, ayo duduklah" kata sang jenderal
Alana tersenyum sambil mengangguk. Sang jenderal memberikan isyarat kepada Alana untuk duduk di sampingnya. Alana merasa terkejut dan malu ketika duduk di samping sang jenderal.
Di atas meja makan terdapat 8 macam hidangan yang beraneka ragam, namun sebuah botol wine yang ada di depan sang jenderal terlihat sangat mencolok di atas meja makan itu.
"Nak Bisma dan Varo,kalian juga duduklah kemari" ucap jenderal Halim. Bisma duduk di sebelah Alana dan Varo hanya tersenyum melihat kehangatan yang dipancarkan oleh jenderalnya itu.
Mereka semua duduk di meja makan dengan sangat hitmat dan tenang. Melihat ketegangan antara ayah dan anak itu membuat Alana sedikit merasa tidak nyaman terlebih jenderal Halim sangat akrab kepadanya.
Menurut rumor yang beredar, Jenderal Halim merupakan sosok yang sangat dingin bahkan terkesan sangat menyeramkan. Namun pada kenyataanya sikapnya berbeda kepada Alana, beliau begitu baik dan hangat. Walaupun itu adalah pertama kalinya mereka bertemu. Karena merasa sungkan, Alana hanya menambahkan beberapa sayuran di piringnya. Aris terlihat sedang menuangkan sebuah wine untuk untuk mereka. Akhirnya, mereka mulai mencairkan suasana dengan membicarakan mengenai politik dan militer yang tidak diketahui Alana sama sekali. Sehingga Alana hanya terdiam menyimak pembicaraan mereka sambil menikmati hidangan yang disediakan.
"Nak Bisma, kamu sangat beruntung mendapatkan istri seperti Alana. Dia adalah gadis yang baik dan kamu harus memperlakukannya dengan sangat baik.Jika suatu saat Bisma memperlakukanmu dengan buruk maka katakan saja padaku, aku yang akan menghukumnya dan akan merawatmu." ucap sang jenderal kepada Alana dan Bisma sambil mengatakannya dengan sangat hati-hati seperti seorang orang tua yang meitipkan anaknya kepada orang lain.
"Jenderal, anda tidak perlu mengkhawatirkan itu, saya pasti akan memperlakukan Alana dengan baik." jawab Bisma
Wajah Alana memerah mendengar penuturan Bisma dan jenderal Halim. Tapi Alana merasa aneh mengapa jenderal Halim sangat peduli kepadanya padahal beliau baru beberapa kali bertemu dengannya.
"Gadis kecil" kata sang jenderal sambil menuangkan wine ke dalam gelasnya."Bisma adalah seorang komandan militer yang bekerja untuk mempertahankan negaranya dan mungkin dia tidak akan punya waktu yang banyak untuk menemanimu. Jadi kamu harus merawatnya dengan baik dan dia orangnya sangat pasif. Orang tua ini yakin bahwa Bisma pasti sangat menyayangimu, karena orang tua ini tidak pernah melihat dia membawa seorang gadis manapun." ucap sang jenderal
Mendengar penuturan dari sang jenderal membuat tangan Bisma gemetar sambil meletakkan seporsi sup iga di piring Alana. Sekilas Alana melihat wajah Bisma memerah karena malu. Dibandingkan Bisma, wajah Alana bahkan lebih merah daripada Bisma. Bahkan saat ini rasanya Alana ingin mencelupkan wajahnya ke dalam air untuk meredakan panas di wajahnya.
"Jenderal Halim, anda tidak perlu berbohong seperti itu" bela Bisma
"Nona Alana, percayalah. Ayahku tidak pernah berbohong soal itu" Aris yang awalnya hanya terdiam tiba-tiba mulai bersuara dan menatap Bisma
"Sejujurnya, ini pertama kalinya aku melihat Bisma membawa seorang wanita ke sebuah wanita ke sebuah ruangan di siang bolong." lanjut Aris
Mendengar penuturan Aris membuat Bisma terbatuk
"Apa maksudmu di siang bolong? Aku tidak melakukan apapun?" tanya Bisma sambil menuangkan wine ke dalam gelas Aris. Dan melirik Aris.
"Nona Alana, aku tidak pernah membual apapun tentangnya, bahkan kau bisa bertanya kepada Varo berapa jumlah hati yang sudah dipatahkannya? ungkap Aris.
Terlihat Varo juga ingin bergabung dalam pembicaraan mereka, namun melihat raut wajah Bisma yang seolah mengancamnya membuat dia mengurungkan niatnya.
"Saya bahkan belum mengatakan apapun, mengapa anda menatap saya seperti itu?" bela Varo
"Setelah acara ini, kamu harus segera kembali ke markas militer dan berlarilah sejauh 10 kilo meter" ucap Bisma kepada Varo sambil meletakkan seporsi iga asam manis ke piring Alana.
"Apa? Mengapa saya harus melakukan itu?" bela Varo mendengar perkataan Bisma
Melihat ekspresi Varo yang tidak terima atas perintah Bisma membuat Alana tertawa gemas. Menurutnya ekspresi Varo saat itu sangat lucu. Setelah 1 jam kemudian, Bisma berencana akan kembali ke markas militernya.
Alana berencana akan langsung kembali ke hotelnya setelah Bisma berangkat ke markas militernya. Namun, ternyata Bisma membawa Alana masuk ke dalam mobil militernya tanpa mengucapkan sepatah apapun dan tidak memberikan Alana kesempatan untuk bertanya. Bisma membawa Alana juga ke markas militernya.
"Kamu tidak acara bukan malam ini? Kalau begitu ikutlah denganku?" ucapnya.
Mendengar perkataan Bisma membuat Alana tercengang.
"Apa? Aku tidur disana?" batin Alana dan ketika Alana ingin meminta penjelasan lebih terlihat Bisma sudah memejamkan matanya sehingga membuat Alana mengurungkan niatnya.
"Kamu akan tinggal bersamaku di markas militer sampai pekerjaanmu selesai" ucap Bisma. Mendengar itu mmebuat Alana kaget. Bagaimana bisa dia tinggal di markas militer?. Melihat Alana yang terlihat kebingungan dari kaca spion mobil membuat Varo membuka suara.
"Nona, anda tidak perlu khawatir. Komandan memiliki ruangan sendiri di markas dan mereka mengizinkan anggota keluarga untuk tinggal disana. Bahkan itu tidak masalah jika anda tinggal disana selamanya." jelas Varo
Apa? Tidak masalah walaupun tinggal disana selamanya? ini sungguh menakutkan jika dia benar-benar selamanya harus tinggal disana. Ya tuhan, disana ada banyak pria dan mungkin hanya dia seorang yang merupakan seorang wanita.
"Tidak usah, barang-barangku ada di hotel jadi…"
"Kamu menginap di hotel mana?" sela Bisma
"JW Marriot Hotel"jawab Alana dengan jujur dan baru menyesali kejujurannya itu.
"Varo tolong kita mampir dulu ke JW Marriot Hotel dan tolong ambil barang Alana kemudian baru kita menuju markas militer" perintah Bisma
"Baik, komandan" ucap Varo dengan patuh
"Ja..Jangan" ucap Alana dengan gugup. Di dalam koper Alana ada beberapa barang pribadi milik wanita dan dia merasa malu jika Varo membereskannya untuknya.
"Biarkan aku mengemasnya sendiri, kamu tidak perlu repot-repot" sambung Alana
"Tapi kamu harus tinggal di markas militer sampai pekerjaanmu disini selesai" ucap Bisma sambil mengulurkan tangannya ke arah tangan Alana.
"Mulai sekarang sampai 5 hari ke depan. Kamu akan selalu menemani disisiku" ucapnya.