"Ahk, maaf. Aku kira kamu tertidur," ucap Arsen merasa bersalah, pria itu mengusap-usap kepala Metha menggunakan kedua telapak tangannya.
"Sudah, hentikan!" titah Metha, menyingkirkan tangan pria tersebut. Metha merapihkan rambutnya yang semula rapi dikucir kuda namun kini malah seperti gembel yang tak diurus seakan bertahun-tahun.
"Ayolah maafkan aku, ini juga tak sepenuhnya salah aku, kamu yang pura-pura tidur jadi kamulah yang salah," jelas Arsen jujur, membantu Metha merapihkan rambutnya.
Metha diam, tak mengeluarkan sepatah kata pun untuk membalas ucapan Arsen. Dalam hati Metha membenarkan perkataan pria itu, tadinya akibat kebanyakan melamun ditambah suasana yang nyaman sekaligus pelukan hangat yang dihasilkan dari jaket bulu itu membuatnya merasa ngantuk, akhirnya Metha menutup mata tapi sungguh ia tak sedikit pun memiliki niat untuk tidur. Jika Arsen tak mengganggunya mungkin Metha benar-benar sudah masuk ke alam mimpi.