"Apa yang telah terjadi dengan anakku? Dasar pembunuh!" George berteriak murka, pria itu sudah beberapa kali meninju rahang Mardwin namun tetap saja emosinya tak sedikit pun padam, justru malah kian meninggi.
Mardwin pasrah, sudah Mardwin katakan jika ia ikhlas menerima semua ini. Tak apa pun tak masalah, biar saja kebenaran yang menjawab.
Karena bicara pun sangat percuma, mereka tak akan mendengarkannya dan pasti mengatakan di mana ada seorang pembunuh mau mengaku. Daripada seperti itu lebih baik Mardwin berdiam saja.
Lagi pula Mardwin dan George sudah sama-sama dewasa dan nyaris berusia lima puluh tahun, sangat tak pantas berkelahi di depan umum. Pikirnya itu bukan merupakan solusi yang baik.
"Yah, sudah!" Aruna menahan tangan sang suami, membawanya pergi dari hadapan Mardwin.