Yoonmin membuka matanya pelan, pandangannya mengedar ke seluruh arah. Dia sedang mengumpulkan nyawanya yang melayang-layang. Yoonmin lalu kemudian mengeliat pelan, Dia bergerak pelan dan merasakan ada yang aneh pada dirinya. Yoonmin lalu membuka pelan selimutnya dan melihat ke dalam.
Yoonmin lalu tersenyum tipis, Dia baru ingat kalau semalam Dia melewati malam yang panjang bersama perempuan yang bahkan tidak Dia kenal sebelumnya. Yoonmin membuka selimut lalu turun dari ranjang, Dia hanya mengenakan celana boxer dan bertelanjang dada. Yoonmin lalu menuju meja kecil di samping ranjang, keningnya mengkerut melihat beberapa lembar uang ratusan ribu won ada di atas meja itu.
Yoonmin mengambil uang itu lalu menghitung jumlahnya. Laki-laki putih yang kulitnya sudah seperti susu itu lalu tersenyum smirk. Dia berdecih pelan lalu melempar uang itu ke meja lagi. Yoonmin lalu pergi berjalan menuju kamar mandi.
***
2 bulan kemudian
Sera berjalan sambil memegangi perutnya yang terasa sedikit kaku. Sera tidak berhenti menggerutu menyalahkan diri sendiri. Kenapa juga Dia harus melewatkan sarapannya pagi ini. Sera yang memang memiliki penyakit asam lambung sesekali mengernyit merasakan perutnya yang nyeri.
"Aku harus segera sampai kantor, atau Aku akan pingsan di jalanan," ujar Sera lalu mempercepat langkahnya menuju halte bis.
Belum juga Dia sampai di halte bis, Sera sudah merasakan sakit yang semakin mencengkeram di perutnya. Sera menghentikan langkah kakinya. Sera sampai duduk berjongkok sambil meremas perutnya.
Sera menarik napas dalam, berharap rasa sakit itu segera menghilang. Sera menghela napas lalu jatuh tersungkur. Sera pingsan di tengah banyaknya manusia yang lalu lalang. Orang-orang itu mendadak panik dan berhambur mengerubungi Sera, seseorang lalu membuka kerumunan dengan memegang pundak. Laki-laki berseragam SMA itu mengerutkan dahinya bingung, kenapa ada orang pingsan bukan di tolong justru di kerumunin seperti ini.
"Bisa panggilkan ambulance atau taksi?" ujar laki-laki tinggi itu.
Seseorang lalu menghubungi nomor darurat rumah sakit. Tidak lama suara ambulance terdengar, dan Sera akhirnya di evakuasi di bawa ke Rumah sakit terdekat. Laki-laki siswa SMA itu juga ikut masuk ke dalam mobil ambulance itu.
Sesampainya di Rumah sakit, Sera langsung di tangani di UGD. Sedangkan Siswa SMA itu, lalu pergi meninggalkan Rumah sakit tanpa menunggu lagi.
"Bagaimana kondisi pasien?" tanya seseorang sambil berjalan cepat ke arah UGD.
"Detak jantungnya cepat dan tidak beraturan, tekanan darah dan hbnya juga rendah," ujar seorang suster yang juga berjalan sama cepatnya dengan Dokter itu.
Dokter itu menganggukkan kepalanya mengerti, wajahnya tertutup masker. Hanya matanya yang terlihat, tapi dari matanya jelas terlihat kalau Dokter ini begitu tampan walaupun tidak terlalu tinggi seperti rata-rata Dokter laki-laki lainnya.
Kedua petugas kesehatan itu lalu masuk ke dalam UGD, dan bergegas menuju dimana Sera sedang berbaring tidak sadarkan diri. Suster itu lalu membuka tirai penutup ranjang Sera.
Dokter itu terlihat terkejut dari matanya melihat Sera yang berwajah pucat terbaring di ranjang.
"Gadis itu," gumam Dokter itu benar-benar terkejut.
Dengan Dokter itu lalu memeriksa Sera, setelah memeriksa detak jantung. Dokter itu lalu melihat seluruh fisik Sera, Dokter itu kemudian membuka selimut yang menutupi kaki Sera. Dia melihat pergelangan kaki Sera sedikit bengkak.
"Apa kecurigaanku benar?" batin Dokter itu bermonolog.
"Lakukan tes kencing saat Dia sadar, jangan buat Dia pulang sebelum Dia bertemu denganku lagi," tutur Dokter itu memerintah suster.
Suster yang berada di samping dokter itu terlihat bingung, tapi tetap saja kepalanya mengangguk mengiyakan perkataan Dokter.
***
Sera tidak bisa bernapas dengan benar saat melihat laki-laki yang masih Dia ingat dengan jelas wajahnya ini. Sera sampai salah tingkah dan menoleh ke kanan dan ke kiri, Sera juga tiba-tiba saja gelisah tidak karuan saat ini.
"Bagaimana hasil tes kencingmu hari ini?" tanya Dokter itu.
Sera memandang sekilas Dokter itu lalu berdehem pelan. Sera sedang berusaha untuk terlihat biasa saja di depan Dokter asing yang wajahnya Sera hapal ini.
"Apa urusanmu dengan hasil tesku? Lagi pula Aku tidak mengenalmu," sahut Sera dengan suara sedikit bergetar karena merasa ketakutan sendiri.
Sera sudah akan pergi meninggalkan Yoonmin dari ruangan IGD yang hiruk pikuk ini.
Yoonmin berdecak lalu tersenyum sinis mendengar perkataan Sera. Dengan cepat lalu Yoonmin memegang tangan Sera kuat, sampai-sampai Sera meringis karena tangannya yang sakit.
"Kau tidak bisa berbohong padaku, Aku tahu Kau pasti sangat mengingatku," ujar Yoonmin lagi.
Sera terdiam dan menatap Yoonmin dengan wajah takut. Keningnya bahkan sudah berkeringat dingin saat ini.
"Kau pasti hamil, dan itu Anakku," tutur Yoonmin lagi.
Mata Sera terbelalak lebar, Dia terkejut bukan main. Sehari ini Dia terus-terusan di buat syok, di buat syok karena pingsan di jalan, syok hasil tes Dia hamil sudah masuk bulan ke-2, dan sekarang terkejut kembali bertemu dengan laki-laki yang melakukan kesalahan bersamanya tanpa di sengaja malam itu.
Sera lalu menepis tangan Yoonmin kasar dan akan meninggalkan Yoonmin, namun lagi-lagi Yoonmin menahan tangan Sera tidak kalah cepatnya.
"Mau kemana? Jawab dulu pertanyaanku! Kau hamil dan itu Anakku iya?" ujar Yoonmin mengulangi pertanyaannya.
Sera berdecak lalu menepis tangan Yoonmin lagi dengan cepat. Sekarang Sera menatap Yoonmin dengan tatapan tajam.
"Siapa Kau? Kenapa mengaku-ngaku bayi ini Anakmu? Lagi pula malam itu Kita hanya melakukan kesalahan karena sama-sama mabuk. Aku juga sudah membayarmu kan? Jadi jangan ganggu Aku!" tukas Sera lalu berjalan pergi meninggalkan Yoonmin.
Yoonmin terpaku mendengar perkataan Sera, Dia lalu berdecih karena tidak pernah mengira ada perempuan senaif Sera.
"Kau tidak tahu Aku mencarimu selama ini? Kesalahan yang Kau bilang itu bukan kesalahan bagiku," gumam Yoonmin bermonolog sambil memandang punggung Sera yang menjauh darinya saat ini.
Semenjak kejadian one night stand yang Sera anggap kesalahan itu. Yoonmin benar-benar bingung harus mencari Sera kemana. Jangankan nomor ponsel dan alamatnya, sekedar nama saja Yoonmin tidak tahu. Uang dari Sera bahkan utuh tidak Yoonmin gunakan. Karena memang Dia sama sekali tidak membutuhkan itu. Yoonmin sungguh tidak bisa melupakan malam panas dan penuh gairah itu dengan Sera. Bahkan wajah Sera yang memejamkan mata malam itu selalu Yoonmin ingat.
Beruntung saja takdir mempertemukan mereka lagi, dan ternyata kesalahan itu membuahkan hasil yang bahkan Yoonmin sangat yakin itu darah dagingnya. Berbeda dengan Yoonmin, Sera yang benar-benar tidak pernah mau ini semua terjadi terus-terusan merutuki dirinya sendiri. Dia melakukan hal yang seharusnya tidak Dia lakukan, dengan laki-laki tidak Dia kenal dan sekarang dirinya sedang hamil. Bagaimana caranya menjelaskan ini semua pada kedua orang tuanya. Walaupun belum tentu juga mereka berdua mempedulikan apa yang terjadi pada Sera.
***