Chereads / "Take My Hand" / Chapter 7 - Bab 7

Chapter 7 - Bab 7

"Maaf ya, Eonni kemarin Aku tidak bisa menemanimu di Rumah sakit," ucap Wooni yang baru datang dan meletakkan bubur yang Dia beli sepulang sekolah barusan di atas meja.

"Kau sakit lagi, Noona?" tanya Tae Bom yang heran kenapa Sera sering masuk Rumah sakit.

"Bukan sakit, hanya saja Aku butuh di infus seharian," sahut Sera yang tidak mau dua anak SMA di depannya ini tahu kondisinya yang sebenarnya.

"Sama saja itu, Noona," tukas Tae Bom yang kemudian mendengus kesal.

Sera tersenyun tipis lalu menyandarkan badannya di ranjang pelan. Dia lalu melihat ke arah Wooni dan Tae Bom bergantian.

"Kalian sudah makan malam?" tanyanya kemudian mengalihkan pembicaraan.

"Bukan saatnya, Kau mengkhawatirkan Kami, Eonni. Sebaiknya Kau makan bubur ini dulu, Aku lihat di meja makan atau kulkas sama sekali tidak ada makanan," tutur Wooni yang kemudian membuka paperbag dan mengeluarkan bubur abalon yang Dia beli tadi.

"Kalau kalian belum makan bagaimana mungkin, Aku makan. Kalian tunggu sebentar, Aku akan memesankan makanan cepat saji dulu," tukas Sera yang menolak lalu mengambil ponselnya.

Belum juga Sera menelepon restauran cepat saji, bel apartemennya justru mengalihkan perhatian mereka bertiga. Sejurus kemudian mereka bertiga lalu saling memandang satu sama lain.

"Biar, Aku yang membuka pintu," ucap Tae Bom yang kemudian berlalu pergi dari kamar Sera.

Sera dan Wooni sedang mengobrol saat Tae Bom kembali masuk ke kamar, lalu Yoonmin mengekor di belakang Tae Bom.

"Kau," lirih Sera yang terkejut Yoonmin tiba-tiba datang lagi.

"Iya ini, Aku bagaimana keadaanmu?" tanya Yoonmin lalu mendekat ke ranjang Sera.

"Aku sudah baik-baik saja, Kau tidak harus kesini lagi. Kau pasti sibuk di Rumah sakit," ucap Sera menanggapi.

Yoonmin menggelengkan kepalanya lalu melihat ke arah Wooni dan Tae Bom.

"Terima kasih sudah menemani Sera. Aku, Kim Yoonmin Kau sudah mengenalku 'kan, Wooni_ya?" ucap Yoonmin lalu menjulurkan tangannya pada Tae Bom dan Wooni.

Wooni lalu menjabat tangan Yoonmin dan sedikit membungkukkan badannya. Begitu juga dengan Tae Bom juga melakukan hal yang sama.

Sera melihat ke arah Yoonmin lalu memegang lengan laki-laki itu pelan. Kepalanya lalu menggeleng pelan supaya tidak mengatakan apapun lagi. Yoonmin paham dengan kode itu, Dia lalu menganggukkan kepalanya mengiyakan.

"Kau ternyata Kau benar-benar seorang Dokter? Bagaimana kalian bisa saling mengenal? Kenapa hari itu tidak masuk ke Rumah dulu? Kalau Appa dan Eomma tahu, Eonni punya kekasih seorang Dokter. Mereka pasti sangat senang," ucap Wooni dengan polosnya.

"Rumah? Kau ke rumahku, Dokter?" tanya Sera bingung.

"Ah? Iya Aku kesana mencarimu, dan Adikmu ini bilang kalau Kau sudah pindah," sahut Yoonmin dengan sedikit nada tidak enak.

"Sera_ssi, bukankah Aku sudah bilang panggil Aku dengan nama saja. Jangan dengan panggilan Dokter, Kau bukan pasienku disini," sambung Yoonmin lagi.

Mendengar Yoonmin berkata seperti itu Wooni dan Tae Bom saling memandang satu sama lain sekarang. Mereka bingung kalau memang menjalin hubungan lebih dari teman, atau bisa di sebut pacaran. Kenapa mereka berdua terlihat sangat kaku. Lalu bukankah Wooni sudah pernah bilang kalau Yoonmin memang datang ke rumah, Wooni bahkan yang memberikan alamat Sera pada Yoonmin.

"Noona, Kau lupa kalau Aku pernah bercerita Dia datang ke rumah?" ujar Wooni to the poin melontarkan isi di kepalanya.

"Iya, Aku lupa Kau pernah memberitahuku tentang kedatangannya," sahut Sera salh tingkah.

Dia lalu melihat ke arah Yoonmin dan mengucapkan maaf.

"Aku belum terbiasa memanggilmu dengan nama," ucap Sera menanggapi perkataan Yoonmin tadi.

"Mulai sekarang di biasakan! Kau sudah makan malam? Itu bubur untukmu?" ucap Yoonmin yang melihat bubur di atas ranjang.

"Ah,,,benar, Eonni belum makan malam. Untung Kau mengingatkannya, Oppa," tukas Wooni yang kemudian duduk di tepi ranjang dan membukakan mangkuk bubur abalon itu.

Sera menahan tangan Wooni pelan, Adiknya itu lalu melihat ke arah Sera dengan alis bertaut.

"Kau dan Tae Bom juga harus makan! Masak apapun yang ada di dapur, eo!" ucap Sera yang mengkhawatirkan Adiknya pulang sekolah semalam ini dan belum makan malam.

"Aku akan membuatkan makan malam untuk Adikmu, Kau makanlah bubur itu!" tukas Yoonmin yang kemudian menyingsingkan lengan kemeja peach miliknya dan berjalan keluar kamar.

Semua yang ada di kamar itu melihat ke arah Yoonmin yang menjauh keluar kamar.

***

Sera merapatkan jaketnya karena udara dingin merambati tubuhnya yang masih terasa lemas. Kaca mobil Yoonmin lalu terbuka pelan dan Wooni melongok melihat ke arah Sera.

"Eonni masuklah! Di luar dingin," titah Wooni.

"Em,,,Aku masuk kalau kalian sudah pergi. Dok, Aku titip Wooni dan Tae Bom ya," ucap Sera sembari melihat ke arah Yoonmin yang duduk di samping Wooni di kursi pengemudi.

Kepala Yoonmin mengangguk mengiyakan, Tae Bom sendiri lalu ikut membuka kaca mobil di kursi belakang.

"Noona, masuklah!" tegas Tae Bom dengan suara nyaring.

Sahabat dari adiknya itu ternyata lebih bawel dari apa yang Sera pikirkan. Senyum tipis terbit di bibir Sera kepalanya lalu mengangguk mengiyakan lagi. Tidak mau membuat Sera lebih lama lagi berada di luar, Yoonmin lalu menekan pedal gas dan meninggalkan apartemen Sera.

Setelah melihat mobil Yoonmin semakin jauh, Sera lalu berjalan kembali masuk ke apartemen. Belum juga Sera benar-benar masuk ke dalam gedung apartemennya. Sebuah klakson mobil membuat Sera berhenti dan menoleh ke arah mobil yang mengklakson.

"Apa itu Taeyoon?" lirih Sera yang sudah membalikkan badannya lagi dan berjalan mendekat ke arah mobil yang sama dengan mobil Taeyoon itu.

Belum juga sampai di mobil itu, seorang perempuan yang keluar dari dalam gedung apartemen yang sama dengan Sera berlari mendahului Sera. Seorang laki-laki yang ternyata bukan Taeyoon keluar dari dalam mobil.

"Kau sudah menunggu lama? Maaf ya, ayo masuk!" ajak laki-laki itu yang di tanggapi dengan anggukan kepala oleh perempuan itu.

Keduanya lalu masuk ke dalam mobil yang sama. Sera yang masih berdiri di tempat yang sama terlihat tertegun. Pikirannya hanya berisi Taeyoon, sehingga Dia mengira pemilik mobil itu juga Taeyoon. Sera menghela napas berat lalu mengusap wajahnya pelan.

"Dia tidak mungkin kesini, Dia terlalu sibuk. Mengirim pesan singkat saja Dia tidak bisa," lirih Sera yang sudah terbiasa di abaikan oleh Taeyoon.

***

Yoonmin mengemudikan mobilnya ke arah Rumah sakit. Dia sudah bilang pada Sera kalau, Dia harus kembali ke Rumah sakit. Karena ada jadwal untuk operasi malam ini. Tapi belum juga sampai di Rumah sakit, pikirannya sudah kembali di penuhi dengan Sera.

"Bagaimana meyakinkan perempuan itu untuk supaya menerimaku menjadi Ayah dari bayi di dalam perutnya," gumam Yoonmin dengan wajah kusut.

Sera mungkin sudah mulai bisa berbicara baik-baik dan bahkan menghubungi Yoonmin terlebih dahulu. Tapi Sera sama sekali tidak mau Yoonmin bertanggung jawab atas bayi itu, Sera bilang itu bukan tanggung jawab Yoonmin. Padahal Yoonmin sangat meyakini bayi di dalam perut Sera itu adalah darah dagingnya.

Yoonmin kembali menghela napas berat, Dia lalu mengusap wajahnya pelan. Dering ponsel miliknya membuat Yoonmin menekan tombol di earphone yang menempel di telinganya.

"Ada apa, Dokter Go?" ucap Yoonmin yang melihat nama Dokter Go tertera di layar ponselnya.

"Aku memang sedang menuju Rumah sakit, ada jadwal operasi jam 10 malam nanti. Ada apa?" tanya Yoonmin lagi.

"Baiklah! Setelah operasi nanti, Aku akan menemuimu," tandas Yoonmin kemudian.

Di Rumah sakit, Dokter Go yang ada di ruangannya menghela napas lega setelah menelepon Yoonmin. Sedari kemarin setelah tahu kondisi kehamilan Sera, Dia sudah merasa tidak tenang.

"Dokter Yoon, harus tahu kondisi kekasihnya. Ini semua berbahaya bagi Sera dan calon bayinya," gumam Dokter Go bermonolog.

***