Chereads / "Take My Hand" / Chapter 8 - Bab 8

Chapter 8 - Bab 8

Sera menutup panggilannya pada Taeyoon. Lagi-lagi kekasihnya itu mengabaikan panggilannya yang kesekian kalinya. Sera menghela napas pelan, Dia lalu mengusap perutnya yang terasa kembali kaku.

"Sesibuk itukah sampai Kau tidak bisa mengangkat panggilanku sebentar saja, Tae," lirih Sera yang merasa benar-benar kecewa pada Taeyoon.

"Apa karena Dia tahu Aku hamil? Maka dari itu Dia menghindariku?" ucap Sera lagi berasumsi sendiri.

"Sejak makan malam itu Taeyoon benar-benar semakin berubah. Apa Aku harus merelakan bayi ini pergi supaya Aku masih bisa bersamanya?" gumam Sera lagi.

Sera benar-benar merasa dilema dengan apa yang harus Dia lakukan sekarang. Dia masih meyakini kalau bayi di dalam kandungannya ini anak Yoonmin. Tapi sedikit banyak Dia juga merasa ragu karena Taeyoon juga tanpa di duga mengakui itu darah dagingnya juga.

Sera lalu akhirnya memutuskan untuk mengirim pesan singkat pada Taeyoon. Setelah menekan tombol send, Sera menghela napas dalam lagi dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Kau mabuk lagi? Ini minuman penghilang mabuk untukmu! Jangan banyak minum alkohol, itu tidak baik," ucap teman sekantor Sera yang kemudian meletakkan minuman penghilang mabuk di atas meja.

Sera membuka tangannya dan melihat ke arah laki-laki itu. Sera lalu beralih melihat ke arah minuman penghilang mabuk itu dan menghela napas dalam.

"Aku tidak mabuk, Woohan_ssi. Aku hanya sedang tidak enak badan, Aku tidak membutuhkan ini," ujar Sera yang kemudian menjauhkan minuman penghilang mabuk itu.

"Oh,,,Aku kira Kau mabuk lagi. Ok lah kalau begitu, simpan saja! Siapa tahu Kau membutuhkannya nanti," ucap Min Woohan lalu meninggalkan Sera begitu saja kemudian.

Sera melebarkan matanya tidak percaya dengan ucapan Woohan. Dia lalu berdecak sebal, tapi tangannya mengambil minuman itu dan memasukkannya ke dalam laci meja kerja miliknya.

"Benar katanya, bisa jadi Aku membutuhkannya nanti," gumam Sera kemudian.

***

"Kandungannya beresiko, Dokter Yoon. Kalian harus mengambil keputusan secepatnya."

Perkataan dari Dokter Go terus saja terngiang di telinga Yoonmin. Dia juga sudah berkali-kali mencoba menghubungi Sera. Tapi panggilannya terus saja di abaikan, Yoonmin mengerang frustasi lalu melempar ponselnya kesal. Dia lalu turun dari ranjang istirahat Dokter dan kemudian menarik handuk yang tergantung di dinding. Dia lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

10 menit kemudian, Yoonmin sudah keluar dengan kaos hitam dan juga celana jins hitam. Dia lalu mengeringkan rambutnya dan duduk di tepi ranjang. Harapannya setelah mandi akan bisa sedikit tenang dan mengalihkan pikirannya dari Sera ternyata gagal. Yoonmin lalu mencari-cari ponselnya, Dia harus kembali menghubungi Sera. Yoonmin menemukan ponselnya di bawah ranjang, Dia menghela napas dan kemudian mengambil ponsel itu dengan sedikit kesusahan. Baru saja akan menghubungi Sera, pintu ruang istirahat Dokter itu justru terbuka dengan keras dan itu membuat Yoonmin terkejut bukan main.

"Dok, ada keadaan darurat. Ada bis yang kecelakaan semua pasien akan di larikan ke Rumah sakit ini. Jadi IGD akan penuh dengan pasien, Dokter bisa membantu Kami kan?" ucap Dokter magang yang datang dengan tergesa-gesa itu.

"Hah? Kecelakaan bis? Ayo Kita segera kesana!" ajak Yoonmin yang dengan sigap mengambil jas Dokternya yang tergeletak di atas ranjang.

Setelah stand by kurang lebih 10 menit, IGD benar-benar penuh pasien. Ada yang luka ringan, ada juga yang luka berat. IGD menjadi sangat ramai dengan hiruk pikuk kesibukan Dokter dan Suster, belum lagi teriakan dan tangisan balita yang juga menjadi korban di kecelakaan itu. Yoonmin benar-benar melupakan rasa lelah di badannya setelah semalaman menjalani sift malam, belum lagi Dia yang juga sedang mengkhawatirkan keadaan Sera tadinya. Lelah dan kekhawatirannya itu di alihkan oleh kesibukannya sebagai Dokter.

***

"Sera_ya, kenapa Kau bisa disini?" tanya Taeyoon yang terkejut kekasihnya tiba-tiba ada di apartemen miliknya.

Sera tersenyum tipis lalu menyodorkan kotak makanan yang Dia bawa.

"Kau sangat sibuk akhir-akhir ini, sampai-sampai semua pesan dan teleponku, Kau abaikan. Aku membuatkanmu ayam ginseng, makanlah!" ucap Sera kemudian.

Taeyoon terdiam, wajahnya terlihat sangat bersalah dan juga sedikit terlihat ketakutan. Sera bisa menangkap ekspresi itu darui wajah Taeyoon, Sera yang masih berdiri di ambang pintu dan tidak Taeyoon persilahkan masuk. Melihat ke dalam apartemen Taeyoon yang terlihat cukup mewah, jelas saja posisi Taeyoon memang sedikit ada di tempat yang mapan sekarang.

Sera melebarkan matanya tidak percaya, Dia melihat ada sepatu highheels hitam. Belum lagi baju yang berserakan di depan pintu kamar Taeyoon. Sera melihat ke arah kekasihnya itu dengan wajah tidak percaya. Taeyoon yang tertangkap basah sekarang hanya bisa menghela napas dalam dan kemudian mengacak rambutnya.

"Tae, ada siapa di dalam kamarmu? Dan itu..."

Sera tidak melanjutkan perkataannya dan hanya bisa menunjuk baju yang berserakan itu. Napasnya tersengal dan terasa sangat berat saat ini.

"Nanti Kita bicarakan ini semua. Sekarang Kau pulanglah! Kasihan Dia menungguku di kamar," ujar Taeyoon tenang.

Sera tidak mempercayai dengan apa yang Dia dengar baru saja. Bagaimana mungkin dengan entengnya Taeyoon berkata seperti itu. Dimana Taeyoon meninggalkan hati nularinya?

Sera lalu menjatuhkan kotak makanan yang Dia pegang sedari tadi. Isi di dalamnya lalu berserakan di lantai, Taeyoon terkejut dan mundur beberapa langkah karena takut terkena kuah dari sup ayam ginseng yang Sera bawa.

"Apa-apaan, Sera_ya!" bentak Taeyoon.

Sera menutup matanya pelan lalu mencoba mengumpulkan kesadarannya. Dia menarik napas dalam lalu kemudian menatap Taeyoon lekat. Sera tidak bisa berkata-kata saat ini, rasa kecewanya pada Taeyoon benar-benar besar. Tanpa berkata-kata, Sera lalu berlari pergi dari apartemen Taeyoon. Dia tidak memperdulikan Taeyoon yang memanggil namanya berkali-kali.

Sepeninggal Sera, Taeyoon justru mendengus kesal melihat apartemennya kotor karena sup ayam ginseng yang Sera tumpahkan. Taeyoon lalu berjongkok dan membersihkan ayam yang jatuh berserakan itu. Taeyoon juga berdiri dan menarik beberapa lembar tissu di atas meja, Dia melap kuah itu dengan kesal. Taeyoon lalu memasukkan semua sampah itu ke dalam kotak makan itu lagi dan kemudian berjalan menuju tempat piring kotor. Dia melempar kotak makanan itu dan mencuci tangannya.

Taeyoon lalu kembali ke kamar dan mendapati Naira sudah tertidur pulas. Taeyoon semakin kesal saja, Dia lalu mengerang dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"Ini semua karena Sera!" gerutunya sembari masuk ke dalam kamar mandi.

***

Sera menghabiskan malam di warung pinggir jalan. Sedari tadi Dia meminum soju dan entah sudah habis berapa botol. Tatapannya kosong, wajahnya datar tidak berekspresi, bahkan tidak terlihat sedikitpun kalau Dia sedang mabuk saat ini. Sera lalu mengambil sumpit, Dia akan mengambil toppokki yang Dia pesan. Tapi tangannya berhenti di udara karena tiba-tiba saja Dia merasa mual, Sera mengerang kesal dan melempar sumpit itu begitu saja. Lagi-lagi Sera berakhir meneguk soju dari gelas kecilnya berkali-kali sampai Dia merasa bisa melupakan apa yang Dia lihat di apartemen kekasihnya tadi.

Sera mengeratkan pejaman matanya karena merasa kepalanya pusing. Dia meringis lalu mengurut pelan keningnya itu.

"Ini pasti Aku banyak minum semalam," gumamnya lirih lalu berusaha untuk duduk.

Sera lalu terkesiap karena tiba-tiba saja Dia ada di atas ranjang kamarnya saat ini. Sera lalu mengedarkan pandangannya keseluruh arah dan meyakini Dia sedang ada di kamarnya sekarang.

"Bagaimana bisa Aku sampai disini?" ucapnya pelan.

Belum lama rasa penasarannya itu hinggap, pintu kamarnya terbuka pelan dan Yoonmin masuk dengan wajah pucat pasi. Laki-laki yang terlihat begitu lelah itu masuk dengan membawa nampan yang berisi sebuah mangkuk dan segelas susu.

"Dokter," lirih Sera memanggil laki-laki itu.

"Kim Yoonmin, Kau bisa panggil Yoon, Min atau Kim. Tapi jangan terus-terusan memanggilku Dokter di luar Rumah sakit," tukas Yoonmin yang kemudian meletakkan nampan itu di atas meja.

Yoonmin lalu duduk di tepi ranjang dan menatap Sera lekat, Dia menghela napas lalu merapikan surai Sera pelan.

"Syukurlah kondisimu baik-baik saja," ucapnya yang kemudian jatuh pingsan ke arah Sera.

"Ya! Ya! Kau kenapa, Dokter Yoon? Bangunlah!" ucap Sera sembari menangkap badan Yoonmin yang lebih besar darinya dengan panik.

***