Chereads / "Take My Hand" / Chapter 6 - Bab 6

Chapter 6 - Bab 6

Taeyoon baru saja selesai mandi, Dia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kaos hitam dan celana gombrong warna senada. Dia lalu berjalan di depan cermin dan merapikan rambutnya yang basah. Taeyoon lalu menoleh ke arah ponselnya yang berdering di atas ranjang. Taeyoon berjalan pelan menuju ranjang, Dia lalu mengambilnya dan melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Senyum Taeyoon tiba-tiba melebar melihat nama yang ada di layar kaca ponsel miliknya. Tanpa ragu Taeyoon lalu mengangkatnya dan menempelkan ponselnya itu di telinga.

"Sayang, Kau sudah merindukanku?" tanya Taeyoon kemudian.

"Eo! Kau tunggu di apartemenmu saja! Aku akan menjemputmu dan Kita makan di restauran kemarin ya?" ucap Taeyoon kemudian.

Setelah mengobrol sedikit lebih lama, Taeyoon lalu memutus sambungan teleponnya. Dia kembali meletakkan ponselnya di ranjang. Taeyoon lalu berjalan menuju lemari untuk mengambil baju yang akan Dia kenakan sebentar lagi.

***

"Dimana Kau? Bukankah Appa sudah bilang, Kau harus pulang hari ini?" ucap Ayah Yoonmin melalui telepon.

Yoonmin tidak langsung menjawab dan hanya melihat ke arah Sera yang masih memejamkan matanya. Yoonmin tidak mungkin meninggalkan Sera, apa lagi Dia ternyata tidak menggugurkan bayinya itu. Dia yang mendapat panggilan dari Dokter Go, dan mengabarkan Sera kembali di temukan pingsan jelas tidak berpikir dua kali untuk pergi ke Rumah sakit lagi.

"Kim Yoonmin! Apa Kau mengacuhkan, Appa?" hardik Ayah Yoonmin keras hingga membuat Yoonmin terhenyak.

"Pulan sekarang! Aku tidak menerima alasan apapun darimu," tandas Ayah Yoonmin lalu menutup panggilannya sepihak.

Yoonmin menghela napasnya dalam, Dia lalu menjatuhkan tangannya yang memegang ponsel itu. Dia tidak mungkin meninggalkan Sera dengan kondisinya saat ini, tapi Dia juga tidak mungkin mengabaikan perintah dari Ayahnya itu.

"Pulanglah, Yoonmin_ssi! Aku sudah tidak apa-apa," lirih Sera yang ternyata sudah membuka matanya sedari tadi tapi Dia sengaja tidak bangun.

"Kau sudah sadar?" tanya Yoonmin yang setengah terkejut karena ternyata Sera sudah bangun.

Sera menganggukkan kepalanya lalu berusaha untuk duduk. Yoonmin membantunya untuk duduk dan bersandar.

"Aku tidak mungkin meninggalkanmu, Ser. Kondisimu masih selemah ini," ucap Yoonmin kemudian.

Sera menggelengkan kepalanya lalu tersenyum tipis.

"Sepertinya kepulanganmu itu sedang di tunggu, Aku bisa menghubungi Adikku untuk kesini. Pulanglah! Aku baik-baik saja," tutur Sera lagi meyakinkan Yoonmin.

Sejenak Yoonmin diam saja, Dia memandangi Sera dengan lekat. Dia sedang menimbang-nimbang akan pergi atau tidak.

"Kalau ada apa-apa, Aku akan menghubungimu. Lagi pula sepertinya pihak Rumah sakit mengenaliku sebagai temanmu, buktinya mereka justru menghubungimu bukan keluargaku," ucap Sera lagi.

"Benar juga, apapun yang terjadi padanya. Aku pasti akan di beritahu oleh Dokter Go," batin Yoonmin membenarkan perkataan Sera.

"Baiklah, Aku akan pulang. Kalau terjadi apa-apa segera hubungi Aku! Sekarang, Kau telepon Adikmu di depanku! Supaya Aku benar-benar tenang," ucap Yoonmin akhirnya mengiyakan perkataan Sera.

Sera mengangguk lalu menghubungi Wooni, setelah memastikan Sera benar-benar menelepon adiknya. Yoonmin benar-benar merasa tenang, Dia lalu pamit untuk pulang. Sera menanggapinya dengan anggukan kepala mengiyakan.

5 menit setelah kepergian Yoonmin, Dokter Go masuk ke dalam ruang rawat Sera. Dokter Go bahkan masih bisa melihat punggung Yoonmin yang menjauh. Dokter Go lalu menutup pintu ruang rawat Sera dan tersenyum tipis ke arah pasiennya itu. Dokter Go lalu berjalan mendekat ke arah ranjang Sera.

"Kenapa, Dokter Yoon sudah pulang?" tanya Dokter Go ingin tahu.

"Dia mendapat telepon dari orang tuanya, sepertinya penting. Ada apa, Dok?" tanya Sera yang ingin tahu kenapa Dokter Go datang ke kamarnya.

Dokter Go terlihat ragu-ragu dan seperti sedikit gelisah. Sera menautkan keningnya bingung.

"Dok, ada apa?" tanyanya lagi.

"Em,,,seharusnya Aku mengatakan ini di depan, Dokter Yoon juga. Dia harus tahu semua ini," sahut Dokter Go lagi.

"Dokter bisa bilang langsung pada Saya. Biarkan Saya yang memberitahukan semuanya pada, Dokter Yoon nanti," ucap Sera lagi meyakinkan Dokter Go.

Wajah Dokter Go terlihat sedang berpikir, sedangkan Sera sedang menunggu dengan sedikit cemas karena wajah Dokter Go benar-benar terlihat tidak baik.

***

Saat ini Yoonmin sedang makan malam dengan keluarga inti Tuan Park. Dia dan Tuan Kim dan juga Nyonya Kim kedua orang tuanya merupakan kolega dari Tuan Park. Mereka memang sengaja bertemu secara pribadi seperti ini untuk membicarakan rencana pertunangan, Yoonmin dan juga Park Naira anak perempuan semata wayang Tuan Park. Tapi anehnya gadis yang di bicarakan dari awal mereka bertemu malam ini, sampai sekarang tidak juga datang.

Yoonmin sesekali menghela napas dalam, pikirannya terus tertuju pada Sera yang sedang tidak sehat di Rumah sakit.

"Apakah Adiknya sudah datang menemaninya? Bagaimana kalau Adiknya tidak bisa datang?" tanya Yoonmin bermonolog di dalam hati.

"Apa Kau memikirkan Naira, Yoonmin_a?" tanya Tuan Park yang sedari tadi melirik Yoonmin yang terlihat gelisah.

Yoonmin reflek mendongak lalu kemudian menggelengkan kepalanya cepat.

"Tidak seperti itu, Tuan Park. Hanya saja, Saya harus segera kembali ke Rumah sakit. Malam ini, Saya ada jadwal operasi," sahut Yoonmin kemudian menyangkal dengan cepat.

"Ha,,,ha,,,ha,,, kenapa anak muda seperti, Yoonmin begitu malu-malu. Jelas sekali kalau sedari tadi Dia gelisah. Pasti karena Dia terjebak dengan orang-orang tua seeperti Kita dan tidak ada Naira disini," timpal Nyonya Park sembari tertawa.

"Begitulah Yoonmin, Dia itu memang pemalu. Apa lagi hidupnya sibuk di Rumah sakit saja, jadi sudah pasti Dia akan merasa malu apa bila akan di pertemukan dengan perempuan seperti saat ini," tambah Ibu Yoonmin yang juga mengira kegelisahan Yoonmin karena Naira.

Yoonmin menggelengkan kepalanya tetap mengelak, karena memang Dia bahkan tidak peduli Naira datang atau tidak.

"Maaf kalau kali ini Dia tidak bisa menemuimu, lain waktu bisa Kita janjikan ulang pertemuan ini. Bukan begitu, Tuan Kim," timpal Tuan Park lagi.

"Tentu saja, semuanya bisa di jadwalkan ulang. Kami paham dengan kesibukan model terkenal seperti, Naira," ujar Tuan Kim menanggapi.

Mereka semua lalu masing-masing menganggukkan kepala, sedangkan Yoonmin justru hanya bisa menghela napas.

"Mereka semua terlalu meyakini pikiran mereka masing-masing," batin Yoonmin lelah.

Yoonmin kembali sibuk mengaduk-aduk makanan yang Dia ambil tadi. Sedikitpun makanan itu bahkan tidak masuk ke dalam perutnya.

Di lain tempat perempuan yang sedang di bicarakan oleh keluarga Park dan keluarga Kim. Justru sedang sibuk bermesraan dengan laki-laki yang bukan Suaminya. Dia yang akan di jodohkan dengan Yoonmin, ternyata sudah memiliki kekasih. Naira melepaskan ciumannya pada bibir laki-laki itu, dan kemudian menjauhkan wajahnya. Naira tersenyum pada laki-laki itu yang ternyata adalah Taeyoon.

"Bagaimana mungkin Aku memilih laki-laki kaku dan dingin itu dari pada dirimu, Tae," ucap Naira lirih.

"Tapi Dia Dokter terkenal, dan keluarganya juga orang penting. Apa Kau tidak merasa di rugikan memilihku?" tutur Taeyoon kemudian.

"Tidak akan pernah rugi, karena Aku mencintaimu, Tae," bisik Naira yang kemudian kembali mencium bibir Taeyoon lagi.

Keduanya lalu kembali di sibukkan dengan bercumbu mesra sampai mereka pun menutup malam dengan tidur saling memeluk satu sama lain. Bahkan panggilan Sera yang sedari tadi pada ponsel Taeyoon sama sekali tidak di ketahui oleh mereka.

Sera sendiri yang berada di Rumah sakit, sedang terdiam dan menatap langit-langit kamar rawatnya sekarang. Perkataan Dokter Go tentang kehamilannya masih terus saja terngiang-ngiang di telinga. Wooni juga ternyata tidak bisa menemaninya karena di larang oleh sang Ibu. Sera lalu menghela napas dan mengambil ponselnya lagi. Dia lalu menempelkan ponsel itu ke telinganya.

"Maaf Aku mengganggumu ya? Bisa kesini sekarang?" pinta Sera dengan sedikit ragu-ragu.

***