APA ITU CINTA?
"Menurut lu cinta itu..apa??" pertanyaan konyol yang keluar dari mulut Ray. Ray ini cowok yang lumayan humoris walaupun penyuka organ dalam tubuh manusia apalagi bagian tengkorak dan punya banyak koleksi di lemarinya, dirinya juga menjadi pengemar cewek-cewek cantik dan aduhhay bukan karena apa, Ray ini tampan berkulit sedikit coklat namun exotic dirinya yang hurmoris mudah membuat kaum hawa baper dengan gombaan-gombaan yang di lontarkan Ray dan suka hal-hal konyol kalo digabungkan sama Williem cocok solanya pada bisa bermuka dua.
"Ga tau Punjan ga pernah ngalamin cinta!."
Yang dibales Punjan nah Punjan ini cowok yang paling muda dari mereka bertiga yang berumur 19 tahun, Punjan itu cowok yang manis berwajah lucu kaya bebyface serta berkulit putih Punjan juga sebenarnya polos dirinya cuma tau tentang jual beli organ manusia doang yang mana bisa sampai miliyar atapun triliun yang paling dikit si miliyar.
Gila ga tuh organ kita kalo jual di Punjan bisa kaya mendadak kita.
Mereka berdua sedang berada di masion megah yang mereka beri nama bescame untuk menunggu orang yang katanya mau kasih organ dalam manusia. Mereka nunggu dari tadi malam sampai sekarang belum juga menampakkan hidungnya.
"Sebenarnya kemana si tu anak gue mau ambil tengkoraknya buat panjangan ruang laboratorium gue ni cuma ambil tengkorak doang lama banget." Si Ray yang greget banget pengen tengkorak manusia.
"Punjan juga mau jual organya udah ada yang pesen ni mana harga gede!, kan kalau ga diambil bisa hilang tu uang!". Sambil lesu menatap ponsel berada pada tangannya Punjan yang di desak orang agar segera menjual organ itu seperti di kejar rentenir bank yang menagih uang namun bedanya ini organ dalam.
"Uang lu turah-turah Punjan,, lu ga jual organ selama sebulan juga lu ga bakal miskin!" bener apa kata Ray solanya Punjan itu punya kekayaan paling besar dari ketiga harta mereka.
Seperti Ray yang punya perusahaan sendiri tetapi tidak bersama perusahaan orang tuanya yang lebih megah katanya mau mandiri. Ray juga punya ruang laboratorium miliknya yang mau dia kembangkan dengan eksperimen gilanya yaitu tengkorak yang akan ada otak manusia juga hewan yang akan dijadikan satu dalam satu tubuh manusia. Dan untuk Willem ia menjadi CEO di bisnis perusahaan orang tuanya serta penyeludupan obat terlarang yang mereka jalani bersama Ray, untuk Punjan dia ga mau ikutan katanya males mikir gituan.
Jam menunjukkan pukul sebelas siang tetapi sampai sekarang masih belum juga ada organ serta tengkorak manusia yang dibawa Williem.
Sebenarnya Williem ini kemana?.
Tut.. Tuutt.. ponsel kamera empat dan berlogo Apple berbunyi menandakan bahwa ada yang menelepon.
"Lu dimana bangsat!!" ucap Ray dengan nada ngegas.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
"Kok bisa!"
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
"Ngapain aja lu berdua?"
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
"Asyuu" Tut!.
"Siapa yang nelpon?". Tanya Punjan.
"Williem, dia nggak jadi kasih tengkorak katanya mangsanya kabur."
"Kabur!?". Menyerit dahinya Punjan merasakan aneh dengan kata kabur, tidak biasanya Williem akan melepaskan mangsanya apalagi untuk uang.
Ray menganggukan kepala tanda membenarkan ucapan Punjan dirinya kesal dengan Williem yang sudah menunggu dari kemarin malam katanya akan ada pesta meriah tau gini dia saja yang bunuh itu cewek.
"Yah nggak jadi dapat uang dong!!". Lesu Punjan.
Punjan serta Ray pun bertatap-tatapan mereka mempunyai ide yang sama satu pemikiran yang sama dan menyetujui apa yang ada pada otak mereka.
"Ayo!!". Ucap mereka serempak.
Punjan dan Ray mencari mangsa sendiri. Mereka menggunakan mobil menuju klub pada siang hari kalau bukan karena Williem yang ceroboh dan hasrat mereka yang besar mereka akan sampai pada tempat ini.
Masuk ke klub langsung tercium bau alkohol dan suara bising. Saat itu juga mereka duduk pada tempat yang kosong cukup ramai di klub ini padahal jam menunjukkan pukul 2 siang.
" Jan pesen minum gih". di saat seperti ini Punjan tidak akan memamerkan wajah polosnya namun masih ada wajah baby face nya.
"Vodka 2 botol taruh meja sana." sambil menunjuk ke arah Ray yang sudah di rubungi cewek bohay kurang belaian.
Punjan kembali ke mejanya dan reaksi para cewek pun tak luput dari teriakan gimana gemasnya wajah Punjan ini.
Satu cewek datang dengan dress merah memamerkan lengkuk tubuhnya dan berjalan memamerkan paha kaki jenjangnya mendekat kearah Punjan dan Ray mengambil minuman Vodka yang tadi Punjan pesan lalu di teguknya dengan sekali minum.
"Mau bermain denganku hem..." Sambil meneguk Vodka wanita ini duduk di pangkuan Ray. Cewek bohay yang tadi merubungi mereka sudah di usirnya "pergi sana". Dengan mengibaskan tangannya.
Tangan Ray yang memegang Vodka dan satunya ia lingkarkan di pinggang ramping si cewek. Pujan yang melihat itupun mengkode Ray bahwa cewek ini yang akan menjadi mangsanya menaikkan satu alisnya serta mengangguk-anggukkan kepala berulang-ulang.
"Gimana kalo kita mainnya di tempat lain saja?." Ray yang mengerti kode Punjan pun lagsung mengajak cewek ini pergi.
"Boleh aku akan mempuaskanmu sayang!". Sambil mengecup bibir Ray wanita ini mengalungkan tangannya serta menempelkan dadanya dengan tubuh bidang Ray yang mana membuat Punjan melihatnya ingin muntah saja. Sangatlah menjijikkan. Ray mah seneng-seneng aja orang dapat rezeki nomplok. Tapi lihat nanti.
Ray pun berdiri dan sang cewek yang duduk di pangkuannya pun terjatuh terjungkal ke meja bar sungguh kasihan sekali. Ray juga tidak menolong malah menertawakannya orang-orang yang berada di klub itu pun juga menertawakannya tak lupa Punjan.
Malu itu yang dirasakan si cewek baru aja mau dapet cowok kaya sama ganteng bak dewa eh udah dibuat malu aja mana gak ada yang nolongin lagi terpaksa dia berdiri sendiri.
"Kamu gimana sii sayang ga bantuin aku berdiri lagi!." Bicara menggerutu cewek ini berdiri sendiri.
Mereka menaiki mobil Ray dengan Ray menyetir cewek itu disampingnya dan Punjan di belakang.
"Kita mau kemana sayang ke hotel mewah apa apartemen mu?". Antusias sekali ni cewek satu. Sambil mengelus dada bidang Ray cewek genit ini berbicara dengan nada manja.
"Gue potong juga tuh tangan, macem-macem sama tubuh gue." Ancam Ray. Dalam hati Ray bersumpah akan memotong lidah dan tangan si cewek jika sudah sampai, suara cempreng serta tangan yang menyentuh tubuhnya ini sangat menjijikan.
"Tangan lu pergi jangan sentuh gue." Macan macan on. Punjan bisa melihat di kaca mobil depan bahwa Ray ingin segera membunuh cewek ini hanya dengan tatapan yang berada. Sang cewek pun tidak menghiraukan ucapan Ray dan tetap meraba bidangnya.
Emang murahan ni cewek.
"Kau juga mau dipuaskan sayang..." Bertanya pada Punjan yang hanya dibalas dengan tatapan mata. Memutar bola mata Punjab sudah malas melayani orang model ginian.
Kau salah bertanya pada Punjan Mbak.
Namun setelah Punjan menatap dengan mata elangnya ia tersenyum sambil menunjukkan wajah gemesnya dan mengucapkan "boleh" yang beratikan tersenyum akan mendapatkan uang.
"Baik nanti satu-satu ya. Gantian.." sambil mengedipkan matanya ke arah Punjan. Bersemangat sekali kamu mbak. Punjan yang melihatnya pun berjanji dalam hati ia akan mencokel matanya.
Sampai pada tempat dimana tempat Williem semalam. Rumah berantakan juga masih ada mayat kucing yang berserakan. Tapi di mana Williem?
"kenapa kita tidak di hotel saja kenapa malah di sini ini sangat kotor. Ini juga apa ini mayat kucing?." iya sedikit kaget dengan tempat yang akan mereka gunakan untuk melakukannya. Namun Ray dan Punjan hanya menghiraukan pertanyaannya.