Hari minggu menjadi liburan yang spesial bagi Zilla dia menatap layar hpnya dengan bahagia tersirat poto yang dia suka menjadi walpipernya .dia yakin cinta itu memang buta termasuk hatinya yang kini mulai gelisah dilanda oleh cinta.bibirnya terus tersenyum memikirkan seseorang,ibunya datang mendekati seraya sambil menyetel beberapa pakaian yang ia jahit sambil menatap putrinya
.
"Zill ada apa dengan mu sayang senyam senyum kamu lagi apa..hati-hati nanti kesurupan lo" "ah ibu..ngak ada apa-apa hari ini Zilla mau ada urusan dulu bu mau keluar sebentar, nanti Zilla balik lagi " jawab zilla pergi sambil mencium tangan ibunya. ya hari ini dia bertemu dengan Fahri lewat pesan bahwa Fahri sudah menunggunya disebuah kedai coffe.
wajah Zilla begitu merona kala dia menatap laki-laki yang dia suka wajah yang agak timur tengah..alis tebal hidung mancung ,kulit putih ya maklumlah Fahri memang keturunan dari gen ayahnya.Zilla duduk mendekati Fahri sambil menata rambutnya"Assalamu alaikum bang Fahri" sahut zilla dengan gugup " wallaikum salam silahkan duduk Zill..". dengan tatapan begitu arti rupannya Fahri juga tertarik dengan gadis imut ini. wajah yang imut dan cantik pasti menyukai Zilla sipatnya yang periang membuat pasti itulah daya tariknya.Fahri memang pria sopan dan pendiam entah kenapa hatinya menyukai sejak pertama kali dia bertemu wajah zilla yang selalu dalam benaknya.
" zill ,sebenarnya ada yang perlu abang omongi tentang ini"tatap Fahri"tentang apa bang ,apakah ada sesuatu yang serius atau bagaimana"jawab zilla seakan rasa penasarannya membuat hatinya menggebu." Abang sangat menganggap zilla lebih dari sahabat, apakah zilla punya kekasih" dengan terbata-bata Fahri menjawab. wajah Zilla seakan merona menatap pertanyaan itu tanpa rasa malu dia menjawab" Zilla tidak punya kekasih bang..apakah abang menyukai Zilla" " iya abang sangat suka Zilla jika allah mengizinkan selesai kuliah dan pekerjaan abang.abang ingin Zilla jadi istri abang apakah Zilla bersedia nanti jika harus menikah muda dengan abang..zilla abang tidak ingin hubungan kita hanya main-main tapi ingin Zilla jadi bidadarinya abang" mendegar hal itu Zilla seakan meneteskan air mata Fahri memang cinta pertamanya 5 tahun beda usia mereka membuat dia yakin cintanya terbalaskan..begitu bahagia hatinya sementara Fahri gelisah menunggu jawaban Zill" iya Zilla mau bang" .sambil menyantap beberapa hidangan di kedai itu mereka berbicara banyak hal membual Zilla semakin bahagia. dan inilah rasanya jatuh cinta