Chereads / Permainan cinta (Annabela) / Chapter 8 - Perdebatan kakek dan cucu

Chapter 8 - Perdebatan kakek dan cucu

Tuan Carlos sudah selesai makan, ia mengambil tisu yang ada didepannya. Ia kemudian menyeka mulutnya.

"Kakek kenyang sekali" Gumam Tuan Carlos.

"Sebaiknya Kakek segera berbicara, sebenarnya apa yang ingin Kakek sampaikan?" Tanya Brandon.

"Dasar anak nakal, kamu ini tidak sopan sama Kakek"

"Ya sudah kita langsung ke intinya saja. Karena saya tidak mempunyai waktu banyak, nanti jam 04.00 sore saya ada pertemuan di hotel bintang lima bersama pemilik  perusahaan air terbesar di pusat kota kita. Jam 05.00-0600 sore lanjut pertemuan kedua. Dan jam 07.00 malam saya melanjutkan pertemuan ke tiga bersama pemilik perusahaan terbesar yang ada di negara Jepang. Setelah itu saya mengadakan pertemuan lagi bersama pemimpin perusahaan  dari negara Eropa. Jadi saya mohon pengertian kakek"

Barandon benar-benar sibuk, ia sama sekali tidak ada waktu untuk main-main. Pantas saja ia tidak pernah memikirkan tentang pernikahan, apalagi tentang berpacaran karena ia selalu di sibukkan oleh pekerjaannya.

Tuan Carlos heran sama cucu kesayangannya ini, ia bahkan tidak ingin jika cucunya itu jomblo seumur hidup. Sangat di sayangkan sekali, wajah cucunya yang tampan dan Juga mapan. Tapi satupun tidak ada yang berani berkencan sama Brandon. Karena sikapnya yang dingin seperti es di beruang kutub Utara.

Tuan Carlos mengangkat tongkat andalannya, ia memukul kepala Brandon "Mau sampai kapan kamu terus-terusan memikirkan masalah pekerjaan? Apakah kamu tidak memikirkan masa depan kamu? Pokonya kakek tidak mau melihat kamu keluar hari ini, kamu harus membatalkan semua acara pertemuan Kamu hari ini juga. Neron silahkan kamu cancel semuanya"

Barandon meringis kesakitan, ia mengelus-elus kepalanya karena pukulan kakeknya. Tenyata Brandon tetap seperti anak kecil kalau bersama kakeknya. Sedangkan kalau di luar dia itu sangat di takuti dan disegani oleh semua orang. Hanya sekertaris Neron yang mengetahui bagaimana Brandon yang sebenarnya.

Neron yang tadinya tersenyum melihat Brandon, tiba-tiba langsung terdiam ketika mendengar perintah dari Tuan Carlos.

Neron bingung, ia harus mengikuti siapa? Karena dua-duanya orang penting. Neron saat ini ada ditengah-tengah, ia melirik Brandon ekspresinya sangat menakutkan. Neron kembali melirik Tuan Carlos, ekspresinya lebih menyeramkan.

"Neron cepat lakukan" Perintah Tuan Carlos.

"Baik Tuan" Jawab Neron, ia kemudian membuka handphonenya. Disaat Neron mau membuat panggilan, Brandon langsung menghentikan Neron. Ia menatap Neron dengan tajam.

"Neron ayok lakukan, kenapa kamu diam saja"

"Tapi Tuan!!" Seketika Neron berhenti berbicara

"Atau kamu mau saya pecat" Ancam Tuan Carlos.

"Jangan lakukan, kalau kamu sampai membatalkan semuanya, kamu tidak akan pernah bekerja lagi sama saya" ancam Brandon.

Neron benar-benar dilema sama dua orang yang ada didekatnya ini. Mereka bahkan mengancam dengan ancaman yang sama.

Kakek dan cucu ini memang selalu membuat orang menjadi resah. Neron yang wajahnya terlihat imut dan juga tampan, ia menggunakan kacamata  minus. Tiba-tiba terlihat seperti kreby peti yang siap dimakan, wajahnya sangat menyedihkan.

"Arghhh ... Saya pusing" Teriak Neron, ia kemudian meletakkan handphonenya dan meminta Tuan Carlos untuk melakukan semua itu. Neron juga meminta Brandon untuk tidak mengancam dirinya.

Karena Neron tidak tahu apa yang harus di lakukan, ia terpaksa keluar meninggalkan kakek dan cucu itu. Mereka berdua bengong melihat sikap Neron, karena Neron tidak pernah seperti ini, ia selalu menuruti apapun yang diperintahkan oleh atasannya.

"Ini semua gara-gara kakek. Lihat saja Neron menjadi stres karena sikap Kakek yang egois" Brandon menyalahkan kakeknya sendiri.

"Kenapa kamu jadi menyalahkan kakek, memangnya apa yang sudah Kakek perbuat. Kakek hanya meminta Neron untuk melaksanakan tugasnya. Kamu saja yang tidak bisa mengendalikan bawahan kamu, lihat dia jadi melunjak"

Sesuatu yang dihindari oleh Brandon akhirnya terjadi juga. Perdebatan antara kakek dan cucu mulai lagi, mereka tidak akan pernah bisa selesai kalau tidak ada yang mau mengalah duluan.

"Kakek bisa tidak kalau Kakek itu menyalahkan diri Kakek sendiri?"

"Kamu mulai melawan sama Kakek. Kamu tidak perlu mengajari Kakek, karena Kakek yang lebih duluan hidup daripada kamu"

"Ya ampun Kakek, lebih baik saya yang harus pergi kalau seperti ini"  Brandon bangun dari tempat duduknya, ia beranjak ke kamarnya. Tidak lupa Brandon membawa handphone Neron.

"Aish dasar anak nakal, kakek belum selesai berbicara malah kamu pergi meninggalkan kakek sendirian. Kamu itu memang anak yang tidak tahu di untung" Tuan Carlos terus saja menggerutu, ia tidak akan bisa diam. Ia terus saja mengoceh sendirian di ruang makan sambil mengangkat tongkat andalannya ke arah Brandon.

Sedangkan Brandon merasa bodoh amat sama semua perkataan kakeknya. Karena ia memang seperti itu. Brandon selalu mengabaikan, karena kalau tidak begitu Brandon bisa stress.

Kamar Brandon.

Sesampainya didalam kamar, Brandon melempar handphone Neron ke atas ranjang. Ia sangat stres sama sikap kakeknya.

Barandon Kemudian membuka jaznya, terlihat jelas bentuk tubuh Brandon. Otot-otot yang tersusun seperti batu-batu di bagian perutnya. Otot lengannya juga terlihat sangat kekar dan seksi, membuat semua wanita bergairah.

Barandon meletakkan jaznya diatas ranjang tempatnya tidur, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Karena seharian dia berada di ruang terbuka.

Barandon masuk ke kamar mandi, ia menghidupkan shower, Brandon mengguyur seluruh anggota tubuhnya. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, semuanya basah. Pada saat mandi, Brandon semakin terlihat seksi.

Beberapa menit kemudian, Brandon selesai mandi. Ia mengambil handuk lembut yang digantung disamping pintu kamar mandi. Ia kemudian memakai handuk itu untuk menyeka air yang masih ada ditubuhnya. Setelah itu Brandon menutup bagian bawah saja.

Didepan cermin.

Barandon berdiri didepan cermin sambil menyisir rambutnya, seketika wajah Annabela kembali muncul didepan cermin. Seolah-olah Annabela ada didekatnya.

Barandon terkejut, ia berhenti menyisir rambutnya. Ia kembali memperhatikan cermin, ia hanya melihat bayangan wajahnya saja.

Brandon melanjutkan untuk menyisir rambutnya, lagi-lagi wajah Annabela kembali muncul. Bahkan ini terlihat sangat jelas sekali, Brandon menggosokkan kedua bola matanya dan kembali melihat cermin.

Wajah Annabela semakin jelas, dengan senyuman manisnya. Brandon mengulurkan tangannya ingin menyentuh wajah Annabela didepan cermin, ketika itu dilakukan tiba-tiba bayangan Annabela menghilang.

Barandon mulai merasa kalau dirinya sudah tidak waras, ia bahkan takut sekali jika dirinya di ponis memilki kelainan kejiwaan.

Brandon menempelkan punggung telapak tangannya di keningnya, ia berpikir kalau dirinya demam tinggi sehingga ia menjadi mengigau. Tetapi itu semua normal.

Dengan segera Brandon mengambil kaos putih sesuai warna kesukaannya, ia kemudian langsung menggunakannya.

"Apakah aku tidak waras. Aneh saja, ini baru pertama kalinya saya teringat terus sama orang. Apa pentingnya wanita itu, atau jangan-jangan yang tadi saya lihat didepan cermin itu adalah arwahnya" Batin Brandon. Bulu kuduk Brandon merinding. Ia dengan segera keluar dari kamarnya untuk mengindari halusinasi yang sedang dialaminya saat ini.