Dengan segera Brandon mengambil kaos putih sesuai warna kesukaannya, ia kemudian langsung menggunakannya.
"Apakah aku tidak waras. Aneh saja, ini baru pertama kalinya saya teringat terus sama orang. Apa pentingnya wanita itu, atau jangan-jangan yang tadi saya lihat didepan cermin itu adalah arwahnya" Batin Brandon. Bulu kuduk Brandon merinding. Ia dengan segera keluar dari kamarnya untuk mengindari halusinasi yang sedang dialaminya saat ini.
Malam hari.
Malam ini barandon tidak mau pulang kerumahnya, karena ia sangat malas sekali berdebat lagi sama kakeknya. Malam ini Brandon berada di apartemen Neron.
Neron menyiapkan beberapa minuman dingin juga makanan ringan untuk Brandon. Ia menjadi tamu spesial di apartemennya, karena tidak biasanya Brandon mau menginap ditempatnya.
Sebenarnya Neron merasa tidak nyaman karena di datangi oleh pemimpin perusahaan yang sangat disegani dikalangan orang-orang penting. Karena tempat tinggalnya sangat sederhana, jauh berbeda sama Brandon yang sudah terbiasa hidup dengan kemewahan.
"Mohon maaf Tuan, karena cuma ada ini saja ditempat saya" Ucap Neron sambil menaruh kotak tisu di atas meja.
"Tidak masalah" Jawab Brandon.
"Apakah Tuan yakin mau menginap di tempat saya?" Tanya Neron dengan pelan. Ia takut jika pertanyaan ini membuat Brandon lain hati.
"Saya yakin!! Sepertinya untuk malam ini saya menginap tempat kamu saja, karena saya malas sekali pulang" Jawabnya sambil memegang botol kaleng yang berisi minuman dingin.
"Saya sama sekali tidak keberatan jika Tuan mau menginap ditempat saya yang sangat sederhana ini. Tapi yang saya khawatirkan apakah Tuan bisa nyaman atau tidak"
"Kamu tenang saja kalau masalah itu, saya juga biasa hidup dengan kesederhanaan"
Neron menundukkan kepalanya, tiba-tiba handphone Neron berbunyi. Ia melihat ada panggilan masuk dari seorang gadis, Sepertinya itu adalah pacar Neron.
"Sebentar Tuan, saya mau menjawab panggilan dulu"
"Silahkan" Jawab Brandon sambil mengulurkan tangannya.
Neron kemudian mencari tempat yang aman untuk berbicara, agar Brandon tidak mendengar apa yang mereka bicarakan.
๐"Halo" jawab Neron.
๐"Sayang kamu kemana saja? Aku dari kemarin menghubungi kamu, tapi kamu tidak mau menjawab panggilan aku" Suara pacar Neron terdengar sangat nyaring sekali.
๐"Maafkan aku sayang, karena aku sibuk bekerja. Nanti kalau ada waktu luang aku akan mengajak kamu untuk pergi jalan-jalan"
๐"Aku sama sekali tidak percaya sama kamu. Atau mungkin kamu ada wanita lain disana selain aku" Pacar Neron Justru menuduh yang tidak-tidak. Ia sangat keras kepala sekali, ia tidak pernah mau mendengarkan apa yang di katakan oleh Neron.
๐"Sumpah sayang, saya tidak pernah ada wanita lain. Percayalah sama saya" Neron kembali meyakinkan pacarannya, tapi itu sama sekali tidak membuat keadaan berubah.
๐"Pokonya saya sudah tidak percaya lagi sama kamu. Aku mau malam ini kita putus" Pacar Neron langsung mengambil keputusan sepihak. Dan panggilan di matikan begitu saja.
"Halo ... Halo ... Sayang, tolong dengarkan aku" Neron berbicara sendiri, ia melihat panggilannya sudah mati dari tadi.
Neron terlihat lemah, ia tidak menyangka jika dirinya akan diputuskan oleh pacarnya. Padahal mereka berdua sudah berjanji akan menikah tahun depan.
Ekspresi Neron terlihat sedih, ia duduk di kursi kayu yang ada didepan apartemennya. Neron menatap langit-langit, melihat bintang-bintang dengan pancaran sinarnya yang indah.
Neron merasa sakit hati karena di putuskan tanpa kesalahan yang pasti. Ia menepuk-nepuk dadanya "sayang aku tidak mau putus dari kamu" Gumam Neron sambil melihat foto pacarnya yang ada di handphonenya.
Barandon ternyata mendengar percakapan Neron dan pacarnya dari telpon tadi. Ia mendekati Neron dan menepuk pundak Neron.
"Kamu yang sabar" Pesan Brandon.
Neron terkejut, ia merasa malu sekali karena dirinya Ketahun oleh Brandon. Neron bahkan menjadi salah tingkah, ia ingin sekali membuang wajahnya jauh-jauh karena merasa malu.
Karena kalau di lihat dari semuanya, Neron memiliki sikap yang sama dengan Brandon. Sama-sama cuek dengan gadis-gadis yang ada disekelilingnya. Brandon sudah tahu kalau Neron sudah memiliki pacar.
Bahkan tentang rencana pernikahan Neron saja dia sudah tahu. Karena orang yang pertama kali di kasih tak oleh Neron adalah Brandon, sedangkan saat dia putus juga orang yang pertama kali tahu Brandon juga.
Ini benar-benar aneh, apakah ini menjadi suatu kebetulan atau memang sudah rencana Tuhan.
"Kamu tidak boleh bersedih" Ucap Brandon.
"Tapi Tuan!! Saya diputuskan begitu saja, padahal saya sudah menabung demi bisa membahagiakan dia. Tapi kenapa dia tega memutuskan saya" Neron menjadi laki-laki yang sangat lemah pada saat dirinya di putuskan.
Ia menjadi tidak berdaya, Neron memeluk Brandon, ia menangis histeris seperti anak kecil. Sedangkan Brandon terlihat santai, ia bahkan bingung apa yang menyebabkan Neron sampai menangis seperti itu.
Beberapa menit kemudian Neron tersadar kalau dia sedang berada di pelukan Brandon.
Neron mendongak dengan kedua bola mata terbuka lebar, mereka merasa geli dan mereka berdua langsung menjauhkan tubuh masing-masing.
"Maaf Tuan" Ucap Neron.
"Sebaiknya kita keluar saja malam ini" Ajak Brandon.
"Keluar kemana tuan?" Tanah Neron.
"Kamu ikut saja"
Setelah itu mereka berdua siapa-siapa pergi keluar malam ini.
Cafe ceria.
Ternyata pacar Neron yang bernama Jesika itu sedang ada di Kafe ceria. Dia sedang berkencan bersama laki-laki lain.
Jesika tersenyum licik sambil menatap wajah pacar barunya itu "Kamu lihat sayang, saya sudah putus dengan pacar saya yang super sibuk itu dan sekarang kita bebas melakukan apa saja" Ucap Jesika sambil memeluk tubuh pacarnya.
Ternyata pacar Neron yang bernama Jesika itu sengaja mengajak Neron putus, agar dia bisa bebas berhubungan dengan pacar barunya.
Padahal Neron Sudah mengorbankan banyak hal untuk Jesika. Tetapi Jesika tidak pernah menghargai itu semua.
"Bagus sayang, jadi kita bebas malam ini" Teriak pacar baru Jesika.
Sedangkan Neron dan Brandon sedang berada diperkantoran. Mereka mencari tempat tongkrongan yang bagus, Brandon ingin menghibur Neron malam ini.
Restauran terdekat.
Sedangkan Annabela dan Reni sedang duduk di restauran terdekat. Mereka berdua sedang menikmati makan malam, karena Reni tidak sempat memasak di kos.
"Annabela kamu tahu tidak, kalau di perusahaan tempat saya bekerja itu?" Tanya Reni dengan kedua bola mata melotot.
Bagaimana mungkin Annabela tahu, sedangkan Reni belum menceritakan semuanya sama Annabela.
"Saya sudah bertahun-tahun bekerja disana, tapi saya tidak pernah melihat pemilik perusahaan itu. Katanya dia itu orangnya sangat dingin dan super sombong" Reni menceritakan pengalamannya selama dirinya bekerja di perusahaan Tim Carlos. Karena bagi Reni pengalamannya ini sangat penting sekali, jadi Annabela harus tahu.
"Masak sih? Kenapa bisa begitu ya?" Tanya Annabela dengan heran.
"Saya dan teman-teman juga sangat heran, atau mungkin dia mempunyai kelainan ya, makanya dia tidak pernah berani menampakkan dirinya?" Tebak Reni. Pikirannya sudah mulai kacau.
"Mungkin juga sih!! Sambung Annabela "Tapi aneh juga sih menurut saya. Ternyata ada ya pemimpin yang misterius seperti itu" Lanjut Annabela.
"Ada Annabela!! Terus tadi pagi saja katanya dia akan datang. Kita semua di kumpulkan di ruang pertemuan, ada beberapa karyawan, setelah kita semua kumpul tahu-tahu di batalkan begitu saja. Siapa yang tidak kesal coba?"