Sedangkan Tuan Carlos sudah lama berdiri didepan "Kenapa dia tidak mau membuka pintunya juga?" Tanya Tuan Carlos sama dirinya sendiri.
Ia kemudian melihat ke arah belakang, Tuan Carlos melihat pengawal pribadinya sedang berdiri tegak, ia menyeringai dengan tatapan yang sangat licik.
Tuan Carlos kemudian mengangkat tongkat andalannya, lalu ia menyentuh kemaluan pengawal pribadinya itu menggunakan ujung tongkatnya.
Pengawal pribadinya terkejut, ia merasa geli dan menahan tawanya "Siap Tuan!! Apakah ada masalah?" Tanya pengawal pribadinya yang selalu siap siaga. Pelatihannya melebihi militer.
"Tidak ada" Jawab Tuan Carlos tanpa merasa bersalah, setelah itu ia kembali melihat ke arah pintu yang sudah terbuka lebar.
Sedangkan pengawal pribadinya mengelus-elus kemaluannya, sangat disayangkan sekali harus disentuh dengan cara tidak terhormat. Biar bagaimanapun, barangnya sangat dijaga dengan baik. Bahkan ia selalu merawatnya agar tetap terlihat sehat dan kuat sebelum di gunakan untuk berhubungan.
Neron sudah berdiri tegak di depannya, Neron menampakkan wajahnya sambil memeperlihatakan giginya.
"Silahkan masuk Tuan" Sambut Neron dengan sopan.
Tuan Carlos menyincing kembali bibirnya ke atas, ia mengulurkan tongkatnya lagi ke arah pintu "Menyingkir" Ucap Tuan Carlos dengan kejam.
Ia kemudian masuk ke dalam apartemen Neron, begitu juga dengan pengawal pribadinya.
Neron langsung menghadang pengawal pribadi Tuan Carlos "Eits mau kemana Anda?" Tanya Neron kepada Pengawal pribadi Tuan Carlos.
Pengawal itu sama sekali tidak berbicara, ia hanya menatap Neron. Melihat Tatapannya saja membuat Neron ciut, ia tertawa kecil "He ... Maafkan saya, silahkan masuk" Lanjut Neron sambil mengulurkan tangannya.
"Barandon dimana kamu?" Teriak Tuan Carlos.
Padahal ia bisa bertanya terlebih dahulu kepada pemilik apartemen. Daripada dia teriak-teriak mencari keberadaan cucunya yang tidak jelas.
Neron berlari kecil menghampiri Tuan Carlos, ia membungkukkan badannya. Neron memberitahu keberadaan Brandon "Maaf Tuan, Brandon ada di kamar saya".
"Aish ... Kenapa kau tidak bilang dari tadi?" Tanya Tuan Carlos, ia benar-benar tidak mau Menyalahkan dirinya sendiri.
"Bukankah Tuan yang masuk tanpa bertanya" Jawab Neron dengan pelan sekali.
"Kamu menyalahkan saya lagi, jangan sampai tongkat saya ini memakan korban untuk yang kesekian kalinya" Tuan Carlos benar-benar membuat orang yang ada didepannya tidak bisa membela diri.
"Ya Tuan Maaf, ini kesalahan saya" Ucap Neron, karena ia tidak mau memperpanjang masalah.
Tuan Carlos pergi ke kamar yang ada di ujung "Tuan!!" Panggil Neron.
Tuan Carlos menengok, sedangkan Neron kembali merasa tidak enak "Ada apa?" Tanya Tuan Carlos "Kamu jangan berani-berani menyembunyikan cucu saya".
"Bukan tuan!! Jawab Neron sambil mengangkat kedua tangannya.
"Lalu apa?"
"Kamar saya ada disebelah sana Tuan" Jawab Neron terbata-bata.
Tuan Carlos yang gengsinya tingkat gunung puji. Ia kemudian pergi ke kamar Neron dan langsung membuka pintu kamar itu dengan kuat.
Ia melihat cucu kesayangannya sedang tertidur lelap. Tubuh Brandon masih terbungkus rapi oleh selimut tebal milik Neron.
Tuan Carlos sangat kesal melihat Brandon masih tidur. Ia menghela napas panjang, Tuan Carlos mengumpulkan tenaganya untuk membangunkan Brandon.
Dalam hitungan satu, dua, dan tiga didalam hatinya. Taun Carlos berteriak kencang "Brandon ................".
Neron dan juga pengawal pribadi Tuan Carlos benar-benar kaget mendengar suara Tuan Carlos. Suaranya terdengar seperti speaker di pucuk menara yang paling tinggi.
Neron dan pengawal pribadinya menutup kupingnya. Mereka sangat terganggu sekali.
Ternyata meskipun Tuan Carlos mengeluarkan tenaga terdalamnya, itu sama sekali tidak mempan. Justru dia kehabisan energi, hampir saja Tuan Carlos jatuh pingsan karena ia merasa pusing.
"Aduh!!" Gumamnya dengan tubuh yang goyang.
Pengawal pribadinya langsung menangkap tubuh Tuan Carlos "Tuan tidak apa-apa?"
Ia mengangkat tangannya sambil mengangguk, Tuan Carlos meminta pengawalnya untuk melepaskan tubuhnya. Karena ia merasa kalau dirinya masih kuat untuk berdiri.
"Lepaskan saya"
"Baiklah Tuan".
Tuan Carlos menghelai napas panjang untuk yang kesekian kalinya, satu-satunya cara yang paling ampuh adalah ia harus membangunkan Brandon menggunakan tongkat andalannya.
Neron berada diposisi belakang, ia memegang tirai jendelanya"Aduh Brandon, jangan sampai kakek kamu membuat apartemen saya ketakutan" Batin Neron sambil mengigit jari tangannya.
Tuan Carlos mengangkat tongkat andalannya, ia langsung menggelitik tubuh Brandon menggunakan ujung tongkatnya.
Barandon mulai merasa geli, ia senyum-senyum sendiri dengan kedua bola mata yang terpejam.
"Anak ini masih bandel juga" Gumam Tuan Carlos.
Ia menggelitik Brandon lebih kuat lagi, Sudah mulai lebih terasa. Rasa geli yang tadi berubah menjadi rasa sakit.
"Aduh pinggang saya sakit, seperti ada yang gigit" Gumam Brandon sambil mengelus-elus pinggangnya dengan mata yang masih terpejam.
Tanpa di sadari tangannya menangkap ujung tongkat yang mungkin tidak asing lagi bagi Brandon.
"Eummm ... Sepertinya aku mengenal benda ini" Gumam Brandon sambil meraba-raba tongkat kakeknya.
Barandon tiba-tiba teringat sama kakeknya, ia membuka kedua bola matanya dan langsung bangun dari tidur lelapnya. Sedangkan tangannya masih memegang ujung tongkat kakeknya.
Ia melihat kakeknya sedang berdiri dengan tatapan yang menyala "Hemmm ... Enak ya kamu tidur dengan nyaman disini. Kamu ini bandel sekali, pokoknya kakek tidak mau tahu alasan kamu" Tuan Carlos marah sama Brandon.
"Kakek!! Kenapa kakek bisa ada disini?" Tanya Brandon dengan heran.
"Hei bocah tengil, kamu tidak perlu bertanya kenapa kakek bisa ada disini. Itu tidak penting sekali"
"Bagi saya sangat penting Kakek, aneh saja karena Kakek tiba-tiba ada di kamar ini"
"Sudahlah, kamu jangan banyak alasan. Sebaiknya kamu pulang sekarang"
"Aku tidak mau pulang Kakek"
"Kamu berani melawan kakek?" Tuan Carlos menarik kuping Brandon dengan keras.
"Aduh Kakek sakit" Barandon meringis kesakitan.
Tuan Carlos tidak memperdulikan hal itu "Pokoknya kamu harus pulang sekarang juga, jangan sampai Kakek benar-benar marah sama kamu"
"Ya Kakek, tapi lepaskan tangan kakek. Jangan sampai kuping Barandon berdarah"
"Arghhh ... Itu bisa di obati"
Tuan Carlos menarik kuping Barandon sampai didepan mobil. Ia tidak melepaskan sebelum Brandon masuk ke dalam mobilnya.
Karena tidak mau dirinya kena marah, terpaksa Brandon masuk ke dalam mobil kakeknya. Padahal ia membawa mobil sendiri.
Setelah melihat cucu kesayangannya masuk, Tuan Carlos ikut masuk juga. Mereka duduk berdampingan seperti sepasang kekasih.
"Pengawal jalan sekarang" Perintah Tuan Carlos.
"Baik tuan"
Dengan segera pengawal pribadi Tuan Carlos menjalankan mobilnya.
"Aku bisa pulang sendiri Kakek. Bagaimana dengan mobil saya?" Ucap Brandon seperti anak kecil.
Tuan Carlos tersenyum licik "Kamu pikir kakek akan tertipu lagi. Untuk masalah mobil kamu, saya sudah menghubungi sekertaris kamu untuk membawanya kerumah"
"Arghhh ... Kakek ini kenapa selalu memperlakukan saya seperti anak kecil. Padahal saya ini sudah dewasa. Jadi biarkan saya bebas dalam bergerak kakek"
Tuan Carlos memukul kaki Brandon "Sekali lagi kamu berbicara aku akan menutup mulut kamu menggunakan ujung tongkat ini" Ancam tuan Carlos.
Sedangkan Neron tidak bisa membantu apa-apa, ia hanya bisa menjadi saksi mata bisu atas cobaan berat yang menimpa Tuannya itu.
"Maafkan aku Brandon, aku juga tidak berdaya untuk melawan Kakek kamu. Aku lebih memilih dikejar binatang buas, daripada harus menghadapi kakek kamu yang super super aneh itu" Gumam Neron sambil menempelkan tubuhnya di pintu depan.