Chereads / Permainan cinta (Annabela) / Chapter 18 - Ketika Neron frustasi

Chapter 18 - Ketika Neron frustasi

"Mami bukannya membela Jesika papi, hanya saja Mami Kasihan sama Papi. Ingat kata dokter, kesehatan Papi itu jauh lebih penting. Jadi Papi jangan terlalu banyak berpikir, mengenai masalah Jesika yang tadi, biar Mami yang menasehati dia"

"Arghhh ... Anak itu benar-benar membuat Papi naik darah. Sudah jelas sekali, laki-laki yang tadi itu tidak baik"

Mami Jesika tersenyum manis kepada suaminya "Papi tidak baik kita menilai seseorang dari penampilannya. Siapa tahu saja, tampangnya preman tetapi hatinya berwarna merah muda"

"Arghhh ... Mami ini bercanda terus.

"Daripada Papi emosi terus, ingat nanti papi cepat tua kalau marah-marah terus"

"Mami Papi ini sedang serius, Papi tidak mau bercanda"

"Ya Mami tahu, maafkan Mami Papi"

Sedangkan Jesika tidak membiarkan Mex pergi, ia menarik tangan Mex dari kaca mobil "Mex tolong jangan pergi"

"Jesika aku harus pergi, aku tidak mau membuat papi kamu marah. Mengertilah Jesika, aku melakukan semua ini karena aku sangat sayang sama kamu. Jadi tolong lepaskan tanganku"

"Kamu janji ya tidak akan marah sama aku, pokoknya kamu telpon aku kalau sudah sampai rumah"

Mex tersenyum licik "Ya sayang, aku akan menghubungi kamu nanti"

Jesika kemudian melepaskan tangannya, Jesika sudah terperangkap oleh rayuan Mex. Laki-laki yang ia cintai, laki-laki yang ia banggakan. Jesika tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya kepada Mex.

"Dah ... Sayang" Ucap Mex sambil memutar mobilnya.

"Hati-hati ya sayang" Balas Jesika.

Setelah itu Jesika masuk ke dalam, ia melewati ruang tamu untuk sampai ke kamarnya.

"Jesika!!" Panggil Papi.

Seketika Jesika berhenti, ia menoleh dan langsung membuang muka acuh "Hem" Jesika melanjutkan langkahnya. Ia sama sekali tidak menghargai Papi dan Maminya sendiri. Jesika berubah total sekarang.

Papi Jesika menggelengkan kepalanya, seketika napasnya terganggu, ia mulai merasa sesak.

Melihat suaminya sesak, Mami Jesika segera mengambilkan obat. Ini semua gara-gara Jesika, bahkan maminya sendiri heran sama perubahan putrinya.

Malam hari.

Sedangkan waktu sudah mulai berubah, warna langit yang tadinya biru muda berubah menjadi jingga. Burung-burung berterbangan kembali ke sangkarnya. Mereka berkumpul kembali bersama keluarga kecilnya.

Klub malam.

Sedangkan Neron pergi ke klub malam sendirian, ia merasa dirinya tidak berguna lagi. Neron sudah Kehilangan cinta Jesika. Malam ini Neron benar-benar tidak berdaya. Hatinya terasa hampa tanpa arah dan tujuan.

Neron duduk di tengah-tengah keramaian, sambil melihat wanita-wanita cantik menari memperlihatkan bentuk lekuk-lekuk tubuhnya.

Suara musik terdengar sangat dahsyat, membuat Neron menikmati semuanya. Biasanya Neron paling benci keramaian, ia paling benci suara musik. Tetapi semua ini sudah tidak di hiaraukan lagi.

Dari dulu Neron tidak pernah pergi ke tempat asing seperti ini. Tetapi karena hatinya hancur dan sangat kecewa membuat dirinya frustasi. Tidak ada yang indah di mata Neron.

Ia duduk sambil menikmati minuman keras, karena ini satu-satunya obat untuk dirinya yang sedang patah hati. Obat galau yang paling ampuh untuk Neron. Awalnya ia mau muntah ketika memasukkan satu tegukan minuman keras ke dalam mulutnya.

Tetapi ia mencobanya lagi dan lagi sehingga mulutnya terbiasa meskipun tidak sehebat para peminum lainnnya.

Neron minum beberapa gelas, semakin banyak Neron minum, ia semakin teringat sama wajah Jesika dan wajah Mex.

Neron sangat kesal sekali, amarahnya memuncak tingkat dewa. Ia menggenggam erat botol minum yang ada didepannya sambil mengigit bibirnya.

Rasa sakit yang di alaminya tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Neron tidak mempunyai teman curhat, ia tidak mempunyai teman dekat selain Tuan Brandon bosnya sendiri.

Akan tetapi Neron tidak mungkin menceritakan kisah pahitnya dalam percintaan, ia malu jika sampai Brandon mentertawakan dirinya.

Malam ini Neron minum terlalu banyak, membuat kesadarannya hampir saja hilang. Ia kemudian mengambil jaznya yang berwarna hitam. Ia mengangkat jaznya dan menaruhnya di atas pundaknya sambil beranjak.

Neron berjalan seperti orang mabuk, ya karena dia memang mabuk. Jalannya tidak normal seperti biasanya, ia bahkan hampir menabrak tempat duduk yang ada dipinggir jalan.

"Jesika aku benci sama kamu, aku sangat membenci kamu Jesika. Kamu sudah membuat aku hancur dan malam ini aku tidak mau mengingat kamu lagi" Gumam Neron sambil berjalan.

Tiba-tiba suara handphone Neron berdering, untung ia menggunakan getaran. Ternyata Neron masih sadar sama suara deringan handphonenya. Jadi dengan segera Neron menjawabnya.

📞"Halo ini siapa?" Tanya Neron, suaranya jauh berbeda dari biasanya.

📞"Neron kamu lagi dimana? Kenapa suara kamu berbeda malam ini?" Tanya Brandon, ternyata yang menelpon Neron adalah Brandon.

📞"Aku sedang ada dijalan, aku benci sama Jesika ... Aku benci sama Jesika ... Aku benci!!" Neron berbicara sangat tidak jelas. Ia sudah ngelantur seperti orang yang sedang hilang ingatan.

📞"Kamu pasti minum terllau banyak, ok sebaiknya kamu tunggu saya sekarang disana. Ingat kamu jangan mematikan handphone kamu,biar aku bisa melacak tempat kamu yang sekarang" Pesan Brandon.

Ia sangat khawatir sama sekertaris Neron. Karena Barandon sudah menganggap Neron itu seperti keluarganya sendiri. Tetapi Neron saja yang masih canggung, padahal mereka itu sudah kenal sangat lama sekali.

Dengan segera Brandon menghidupkan mobilnya, karena mobil yang satunya ada di apartemen Neron. Ia belum mengantarkan ke rumah Barandon, ia memakai mobil kesayangan kakeknya.

Barandon berjalan dengan langkah kaki yang sangat cepat, ia melewati kakeknya yang sedang asyik menonton drama Korea. Ia melihat cucu kesayangannya itu keluar.

"Lo ... Mau kemana anak itu? Kenapa dia cuek sekali sama saya? Apakah dia sengaja melakukan ini agar saya tidak marah lagi sama dirinya? Padahal dia masih dalam tahap hukuman, dua belum boleh keluar kemana-mana" Gumam Tuan Carlos, ia bertanya-tanya sama dirinya sendiri.

Sudah terlambat untuk Tuan Carlos mengejar Brandon, karena aku sudah masuk ke dalam mobil dan langsung menjalankannya.

Tuan Carlos bangun dari tempat duduknya, ia berjalan keluar menggunakan tongkat andalannya.

"Loh...itu mobil kesayangan saya ... Kenapa anak itu memakainya? Brandon tunggu mau kemana kamu?" Teriak Tuan Carlos sambil berlari-lari kecil.

Pengawal setianya langsung datang menghadap "Maaf Tuan, saya sudah melarang Tuan Brandon untuk menggunakan mobil itu. Tapi Tuan Brandon tetap memaksa Tuan. Mohon maafkan saya" Ucap pengawal setia Tuan Carlos.

"Dasar anak nakal! Berani-beraninya dia menggunakan mobil itu tanpa izin dari saya" Gumamnya.

Tuan Carlos kemudian melihat pengawalnya, ia menyeringai dengan tatapan yang sangat tajam. Ia mengangkat tongkat andalannya dan langsung memukuli kepala pengawal setianya.

"Aish ... Ini semua gara-gara kamu" Ucapnya.

Meskipun dirinya di pukul, tetapi pengawal setia Tuan Carlos sama sekali tidak marah. Ia justru diam dan menerima apapun hukuman yang diberikan oleh tuannya. Karena ia tahu kalau yang dilakukan ini salah.