Betapa terkejutnya Reni mendengar kisah sahabatnya. Ternyata Axton tidak sebaik yang ia pikirkan. Reni benar-benar kecewa sama Axton, Reni tidak habis pikir kalau ia tega menyakiti sahabatnya sendiri.
Reni malu sama dirinya sendiri, yang selalu mengangumi Axton dari kemarin. Ia bahkan minta maaf sama Annabela atas sikapnya yang terlalu berlebihan. Ternyata laki-laki itu tidak bisa di nilai dari sikapnya saja.
"Annabela aku benar-benar minta maaf sama kamu. Sungguh aku tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Jika kamu tidak menceritakan semuanya sama saya, mungkin sampai selamanya saya tidak tahu tentang permasalahan kamu yang sesungguhnya"
Annabela tersenyum manis "Tidak apa-apa Reni. Makanya saya menceritakan kamu, karena ini adalah waktu yang sangat tepat. Saya tidak mau kamu mendengar dari orang lain. Karena saya takut jika kamu salah berpikir tentang saya"
"Untung saja kamu segera menceritakan semuanya sama saya. Kamu yang sabar ya, jangan bersedih"
"Aku tidak sedih Reni. Lagi pula semuanya sudah berlalu dan tidak ada yang perlu untuk di ingat lagi"
"Annabela kamu memang gadis yang sangat kuat. Aku bangga sama kamu" Reni dan Annabela saling peluk. Mereka berdua saling menguatkan.
"Terima kasih Reni, karena kamu adalah sahabat aku satu-satunya. Aku cuma bisa percaya sama kamu"
"Sama-sama annabela. Pokoknya apapun masalah yang kamu hadapi, kamu jangan pernah menyimpan semuanya sendirian. Kamu bisa cerita sama aku. Meskipun aku tidak bisa memberikan kamu solusi, tetapi setidaknya aku bisa menjadi pendengar yang setia"
"Ya Reni, oh ya aku bisa minta tolong sama kamu?"
"Minta tolong apa Annabela?"
"Mulai sekarang kamu jangan memanggil aku dengan nama Annabela. Karena aku tidak mau orang lain tahu tentang nama aku yang sebenarnya, aku ingin semua orang mengenal aku dengan nama Kaira"
Reni teridiam sambil melihat wajah temannya itu. Ia melihat kelopak mata Annabela, sepertinya Reni tahu kalau sahabatnya itu hampir menangis setiap malam jika teringat tentang masa lalunya yang sangat buruk.
Reni hanya bisa tersenyum dan menjawab dengan ya semua permintaan Annabela"Kamu tenang saja, mulai sekarang aku akan memanggil kamu dengan nama panggilan Kaira. Karena nama Annabela sudah terkubur dalam-dalam bersama kisah masa lalu yang begitu kelam"
"Terima kasih banyak Reni. Sekali lagi terima kasih"
Memiliki sahabat sebaik Reni, membuat Annabela bersyukur karena jarang sekali ada sahabat yang tulus. Reni satu-satunya sahabat terbaik yang selalu ada untuk dirinya sendiri sampai sekarang ini.
Di perjalanan.
Sedangkan Brandon melihat sekertaris Neron hampir jatuh di jalan. Dengan segera Brandon memberhentikan mobilnya, ia kemudian merangkul sekertaris Neron untuk masuk ke dalam.
Sekertaris Neron mabuk berat malam ini, ternyata sekertaris Neron memiliki berat badan lumayan juga. Membuat tubuh Brandon sedikit kelelahan.
"Kamu ini kenapa selalu membuat diriku report" Gumam Brandon, sambil memakaikan sekertaris Neron sabuk pengaman.
Beberapa menu kemudian Brandon menjalankan mobilnya. Ia menggunakan kecepatan tinggi, di sepanjang perjalanan sekertaris Neron seperti orang mengigau. Ia bahkan memukul-mukul tubuh Brandon.
Ia membuka kedua bola matanya, sekertaris Neron melihat Brandon seperti Jesika. Neron tersenyum licik, ia kemudian ingin mencium Brandon.
"Jesika sayang, ternyata kamu ada disini juga. Aku merindukan kamu" Gumam sekertaris Neron.
Ia mengulurkan tangannya dan meraih baju Brandon, ia kemudian mendekatkan wajahnya tepat ke wajah Brandon. Melihat aksi sekertaris Neron membuat Brandon siap siaga untuk menjauhkan tubuhnya. Brandon merasa geli melihat Neron.
"Aish ... Dia semakin tidak waras" Gumam Brandon sambil menyetir.
Sekertaris Neron memonyongkan bibirnya, ia ingin menyentuh bibir Brandon.
Brandon berteriak dengan histeris, ia bahkan tidak fokus menyetir "Aaaaaaaaa" Teriak Brandon.
Ia langsung menghentikan mobilnya membuat kepala sekertaris Neron terbentur "Aduh kepalaku sakit sekali" Gumamnya sambil mengelus jidatnya.
Napas brand seketika seperti orang yang sedang lari maraton. Terdengar sangat keras sekali, dekatkan jantungnya begitu juga. Ia melirik Neron dengan aneh.
Bulu kuduk Brandon merinding, membuat dirinya semakin merasa geli "Iiiiiich ... Aneh-aneh saja ini orang. Pokoknya aku harus segera sampai rumah, jangan sampai dia kumat lagi".
"Jesika aku masih mencintaimu kamu ... Jesika aku masih sayang sama kamu ... Jesika aku tidak ingin kita putus ... Aku ingin tetap menjalani hubungan bersama kamu" Sekertaris Neron terus saja mengigau. Buah bibirnya tidak lepas dari nama Jesika.
Beberapa menu kemudian sekertaris Neron memejamkan kedua bola matanya, ia mulai mengantuk. Bibirnya sudah tidak bergerak lagi.
Sedangkan Brandon terus memperhatikan gerak-gerik Neron "Apakah orang jatuh cinta akan seperti ini?" Batinnya, ia kemudian menggelengkan kepalanya "Arghhh ... Jangan sampai aku jatuh cinta".
Pikiran Brandon terlalu kacau tentang cinta, tiba-tiba bayangan wajah Annabela kembali menghantui dirinya. Ia melihat ke arah depan dari dalam mobilnya. Brandon melihat seolah-olah ada Annabela yang sedang tersenyum manis sambil melambaikan tangan ke arah dirinya.
Brandon menggosok-gosok kedua bola matanya, ia melihat bayangan Annabela sudah hilang. Ia semakin merasa aneh, karena kejadian ini sering sekali ia alami.
"Siapa sebenarnya gadis itu? Kenapa setiap kali aku bertemu sama dia, pasti aku merasakan ada sesuatu yang berbeda, seolah-olah duniaku dialihkan olehnya. Apakah aku harus mencari tahu tentang dia?" Batin Brandon.
Karena ia terlalu fokus memikirkan Annabela, membuat Brandon lupa sama Neron. Neron menggerutu sambil memejamkan kedua bola matanya. Membuat Brandon tersadar. Ia melirik Neron dan melanjutkan perjalanannya.
Rumah Brandon.
Tanpa menunggu waktu lama, Brandon dan Neron telah sampai. Ia membantu Neron untuk masuk ke dalam, ia tidak memerintahkan pengawalnya yang lain karena ia bisa sendiri.
Tuan Carlos melihat cucu kesayangannya merangkul Neron "Kenapa dengan Neron?" Tanya Tuan Carlos.
"Dia mabuk" jawab Brandon dengan Santai.
"Aish ... Dasar anak nakal, kenapa kamu tidak memerintah pengawal untuk membantu kamu membawa Neron masuk ke dalam?"
"Tidak apa-apa Kakek, karena saya bisa sendiri. Kalau begitu saya mau masukin ke kamar dulu'
Tuan Carlos yang sedang duduk santai sambil menikmati drama kesukaannya, tiba-tiba merasa aneh sama cucunya. Pikirannya menjadi kacau, bahkan ia berpikir kalau cucunya ada kelainan.
"Apakah Brandon dan Neron ada hubungan?" Batin Tuan Carlos, ia hampir saja jantungan.
Ia menggelengkan kepalanya sambil menempelkannya tangannya di dadanya 'Tidak mungkin? Ini hanya pikiranku saja, tapi kalau di lihat dari perhatian Brandon dia itu sepertinya ada hubungan? Arghhh ... Apakah cucuku tidak normal, sebaiknya aku harus mengecek mereka berdua. Takutnya nanti mereka melakukan hubungan di luar dugaan, apalagi mereka sesama jenis. Ya Tuhan hukuman apa yang telah engkau berikan kepadaku cucu hamba"
Tuan Carlos heboh sendiri, ia kemudian mengambil tongkat andalannya dan berjalan menuju kamar Brandon. Ia berpura-pura untuk jalan-jalan malam di dalam ruangan, agar Brandon tidak curiga sama dirinya.