Chereads / Permainan cinta (Annabela) / Chapter 26 - Semakin tidak jelas

Chapter 26 - Semakin tidak jelas

"Andai saja saya mengenal gadis itu, saya tidak akan membuang-buang waktu. Saya akan menemui dia dan melamar dia" Batin Brandon.

Bagi Brandon yang tidak pernah mengalami pahit manisnya dalam cinta. Ia tidak tahu bagaimana caranya mendekati wanita, ia tidak tahu bagaimana caranya untuk membuat hati wanita itu luluh. Yang ada dipikirannya itu, jika dia menyukai seseorang ia akan mengungkapkan perasaannya dan langsung mengajak untuk menikah. Sangat simpel sekali pemikirannya.

Dua Minggu kemudian.

Brandon duduk di kursi empuknya sambil menatap cermin, ia melihat wajahnya yang terlalu sempurna. Didalam pikirannya tidak ada wanita yang pantas bersanding sama dirinya sendiri. Ia tersenyum manis sambil merapikan rambutnya. Tiba-tiba sekertaris Neron membuat Brandon terkejut.

"Permisi Tuan!!" Ucap sekertaris Neron.

"Masuklah!!" Jawab Brandon dengan Santai. Ia langsung duduk dengan ekspresi serius.

"Oh ya saya sudah menyiapkan pertemuan Tuan bersama nona Zhu, dia menyetujuinya"

"Kapan saya bisa bertemu dengan dia?"

"Nanti malam Tuan dan Nona Zhu akan bertemu di restauran favorit pusat kota F. Katanya dia akan menunggu disana"

"Aku paling tidak suka sama wanita yang menghabiskan waktu di toilet"

"Tuan ayolah, ini demi masa depan Tuan"

"Tidak adakah cara yang lebih bagus selain dengan bertemu wanita itu?"

"Ini satu-satunya cara yang paling baik yang pernah saya miliki Tuan. Jadi saya mohon Tuan jangan sampai mengacaukan kencan pertama Tuan"

Brandon tersenyum licik, ia bahkan jijik mendengar sekertaris Neron membicarakan tentang kencan pertama.

"Kenapa Tuan tertawa?"

"Tidak ada!! Baiklah saya akan mengikuti kamu nanti malam dan sekarang saya mau pulang dulu. Dan tolong kamu jangan sampai membuat saya kecewa nanti malam"

"Baiklah Tuan!! Saya berjanji, untuk tidak akan membuat Tuan kecewa"

Setelah itu Brandon keluar dari ruangannya, ia menggunakan lift pribadinya. Tidak ada yang bisa melihat wajahnya selain sekertaris Neron.

Dengan segera Brandon masuk ke dalam mobilnya, karena hari ini ia menggunakan mobil pribadi khusus yang boleh menyetir hanya dirinya sendiri.

Sedangkan Reni dan Dera pergi ke perusahaan Zi group untuk mencari informasi tentang putri dari Tuan Dalton. Mereka tidak bertemu sama Brandon pemimpin perusahaannya sendiri.

Perusahaan Zi group.

Tanpa menunggu waktu lama, mereka berdua telah sampai di perusahaan Zi group, melihat perusahaan yang bangunannya bertingkat tinggi. Terlihat sangat mewah sekali dari luar gedung. Padahal kalau di bandingkan sama perusahaan tempat mereka bekerja, jauh lebih bagus. Hanya saja mereka takjub karena mereka bukan karyawan di sana.

"Wah perusahaannya besar sekali ya!!" Ucap Reni sambil melihat dari semua sisi gedung yang bertingkat. Mereka melihat bangunan yang bertingkat itu dari luar gerbang. Karena mereka belum minta izin untuk masuk.

"Ya kamu benar sekali Reni, bahkan semua karyawan disana terlihat elit-elit semua. Aku jadi gugup, pantas saja perusahaan ini di kagumi banyak orang" Sambung Dera.

"Lalu bagaimana kelanjutannya, apakah kita langsung masuk atau bagaimana?" Tanya Reni.

"Sebaiknya kita tanya sama security dulu, jangan sampai kita di bilang tidak mempunyai sopan santun karena masuk tanpa seizin darinya"

"Baiklah jika itu mau kamu" Mereka berdua kemudian menemui security yang sedang berjaga di gerbang.

"Ruangan Zi group"

Didalam ruangan ternyata Axton duduk dengan dengan santai, ia benar-benar menikmati betapa hebatnya dirinya bisa menjadi menantu dari pemilik perusahaan terbesar di pusat kota F setelah perusahaan Carlos.

Ia menjadi kepercayaan Tuan Dalton selama ini, semua aset penting tentang perusahaan Tuan Dalton di serahkan kepada Axton. Setiap kali ada pertemuan penting Tuan Dalton selalu merekomendasikan menantunya.

Semenjak putri kesayangannya yang bernama Stella menikah sama Axton semuanya berubah. Tidak ada yang disembunyikan sama Tuan Dalton, karena kepercayaan yang sangat besar kepada Axton.

Axton sekarang hidup serba berkecukupan, ia tidak pernah susah masalah uang. Ia bisa membeli apa saja yang ia mau sekarang, karena bagi dirinya ia mempunyai segudang uang untuk di pakai.

Jauh berbeda sama Annabela, wanita yang pernah menjalani hubungan dengan dirinya. Annabela harus bekerja keras untuk bertahan hidup. Dan sekarang Annabela Sibuk mencari pekerjaan, ia sudah memikirkan matang-matang kalau dirinya tidak akan bisa ikut bekerja sama Reni. Karena dia tidak memiliki skill untuk menjadi wartawan.

Annabela berjalan menelusuri semua perusahaan di pusat kota F. Ia membawa map berwarna cokelat sambil memegang erat ditangannya. Ia tidak pernah mengeluh meskipun sampai hari ini tidak ada yang menerima dirinya untuk bekerja.

Diperjalanan.

Annabela terlihat sangat capek, tubuhnya terasa lemah. Kalau di lihat dari wajah dan tubuh Annabela, ia bahkan tidak akan susah untuk mencari pekerjaan. Karena ia memiliki wajah yang cantik dan juga tubuh yang bagus. Annabela sangat cocok untuk menjadi model.

Annabela menyeka  keringat panas dingin yang bercucuran membasahi tubuhnya. Mencari pekerjaan memang tidak semudah yang dipikirkan.

Kebetulan Annabela melewati jalanan yang lumayan sepi, hanya ada satu atau dua motor yang lewat. Tanpa di sadari annabela melihat dari arah depan, ia melihat ada mobil mewah berwarna hitam kilat sedang di hadang oleh segerombolan preman.

Annabela terus memantau dari arah kejauhan, ia melihat salah satu preman itu mengeluarkan benda tajam.

"Sepertinya orang itu dalam bahaya" Gumam Annabela.

Tanpa basa-basi Annabela berlari dengan kencang, ia langsung menendang bokong preman itu dengan tendangan yang sangat keras. Karena Annabela sangat pandai dalam hal bela diri. Jadi kemampuan dirinya untuk bertarung sudah tidak dikhawatirkan lagi.

"Kurang ajar" Gumam preman itu, ia tersungkur dengan keras.

Segerombolan preman itu menyerang Annabela, mereka mengeluarkan kemampuan dahsyatnya. Tapi Annabela tidak pernah kena pukulan mereka.

Preman itu berusaha untuk menendang bagian perut Annabela. Untungnya Annabela dengan hebatnya bisa menghindar dari tendangan tersebut. Ia bahkan menendang balik dengan kuat. Ia memberi pelajaran satu persatu kepada beberapa preman itu.

"Sialan siapa wanita itu?" Tanya salah satu preman itu dengan kesal.

"Sepertinya dia bukan orang sembarangan. Kalau kita tidak segera pergi, kita bisa habis dihajar oleh dia"

"Sebaiknya kita segera pergi"

Karena preman itu tidak mau kena pukulan lagi, mereka semua kabur meninggalkan Annabela dan juga orang yang ada didalam mobil itu.

Mereka berlari terbirit-birit, ternyata nyali preman itu hanya di ujung kuku saja.

Setelah preman itu pergi, Annabela kemudian membersihkan tubuhnya yang kena sedikit kotoran akibat perkelahiannya yang tadi. Ia dengan cuek meninggalkan mobil tersebut.

Annabela kembali melanjutkan perjalanannya tanpa mengajak orang yang ia tolong itu berbicara, sedangkan orang yang ada didalam mobil itu keluar. Ternyata itu adalah Brandon Carlos. Lagi-lagi mereka berdua bertemu.

"Gadis itu!!" Gumam Brando Carlos.

Ia dengan segera mengejar Annabela "Hei tunggu!!" Teriak Brandon.

Namun Annabela sama sekali tidak menghiraukan suara asing yang ia dengar.