Annabela kembali melanjutkan perjalanannya tanpa mengajak orang yang ia tolong itu berbicara, sedangkan orang yang ada didalam mobil itu keluar. Ternyata itu adalah Brandon Carlos. Lagi-lagi mereka berdua bertemu.
"Gadis itu!!" Gumam Brandon Carlos.
Ia dengan segera mengejar Annabela "Hei tunggu!!" Teriak Brandon.
Namun Annabela sama sekali tidak menghiraukan suara asing yang ia dengar.
Brandon langsung mengejar Annabela dan menarik tangan Annabela dengan keras. Membuat tubuh Annabela hampir terjatuh, untung saja Brandon langsung menangkap tubuh Annabela.
Telapak tangan yang besar menahan bokong Annabela, mereka berdua saling tatap lebih lama dari biasanya. Brandon tersenyum licik melihat wajah Annabela yang selama ini membuat dirinya tidak bisa tidur dengan tenang.
Didalam hati Brandon sempat berpikir "Ternyata gadis ini yang sudah membuat dunia saya berbeda" Batinnya.
Jantung Annabela berdetak dengan kencang, ia seperti melihat seorang pangeran yang tiba-tiba muncul didepan matanya. Annabela terpana melihat wajah tampan Brandon.
"Laki-laki ini!!" Batin Annabela.
Beberapa menit kemudian, Annabela tersadar kalau ia berada dalam perangkap laki-laki asing. Annabela langsung menarik tubuhnya dan menendang kaki Brandon "Aduh!!" Brandon meringik kesakitan.
"Rasain kamu" Ucap Annabela dengan kasar.
Brandon menekuk lututnya, ia melirik Annabela sambil tersenyum "Ternyata kekuatan gadis ini sangat hebat Juga" Gumamnya.
"Jangan macam-macam kamu" Tunjuk Annabela.
Brandon bangun dan langsung merapikan rambutnya. Ia tidak mau terlihat jelek didepan wanita yang selama ini ia kagumi.
"Hei perkenalkan nama saya Brandon" Ucap Brandon sambil mengulurkan tangannya.
"Dasar laki-laki cabul. Bagaimana bisa dia dengan semudah itu mengajak saya kenalan"
Brandon menatap wajah Annabela, ia melihat tangannya yang masih terulur dengan lurus. Sedangkan Annabela sama sekali tidak mau menjabat tangannya.
"Apakah ada yang salah?" Tanya Brandon .
"Sebaiknya lain kali kamu lebih hati-hati" Pesan Annabela.
"Ya terimakasih! Tapi saya mau tahu siapa nama kamu?"
"Tidak penting" Annabela langsung menyingkirkan tangan Brandon dan pergi begitu saja.
"Aneh!! Kenapa dia sama sekali tidak tertarik sama saya? Ini benar-benar aneh, apakah gadis ini ada kelainan?" Batin Brandon.
Ia kemudian melihat map berwarna cokelat terjatuh didepannya. Brandon kemudian memungut map itu, ia membukanya dan melihat ada CV Annabela didalamnya beserta fotonya. Brandon tersenyum lebar. Ia juga melihat Kontak Annabela.
Didalam hatinya Brandon ada jalan untuk menghubungi Annabela. Brandon kembali tersenyum licik sambil membuka pintu mobilnya dan langsung masuk.
Didalam mobil.
Barandon masih memperhatikan biodata Annabela, ia membaca semuanya, sangat jelas sekali mulai dari titik komanya.
Sedangkan Annabela baru menyadari kalau ia kehilangan sesuatu. Annabela berhenti dan melihat tangannya kosong, ia menepuk jidatnya "Ya ampun aku bahkan tidak tahu dimana surat lamaran saya jatuh" Gumam Annabela.
Ia mondar-mandir melihat sekitaran jalan, tetapi Annabela tidak menemukan. Yang ada dirinya merasa capek "Arghhh ... Hari ini benar-benar Sial" Batin Annabela.
Tepat di pinggir jalan, tidak jauh dari lampu merah. Annabela melihat Axton didalam mobil bersama seorang wanita. Annabela terkejut, jantungnya kembali berdetak dengan kencang. Sekujur tubuhnya terasa gemetaran.
"Axton" Gumam Annabela, ia memandang Axton dari arah kejauhan.
Pandangan Annabela menyala, ia benar-benar menyimpan dendam didalam hatinya. Annabela mengepal tinju, Setiap kali melihat wajah Axton atau setiap kali Annabela teringat sama Axton. Ia tidak bisa melupakan semua kejadian yang pernah Axton perbuat sama dirinya.
Tanpa sengaja Axton yang sedang menyetir menoleh ke arah kiri, ia melihat Annabela. Axton yang tadinya terlihat sangat ceria langsung meredup seperti api yang dipadamkan.
Ekspresinya terlihat rumit, Axton kembali memperhatikan Annabela mereka sempat Saling menatap satu sama lain. Setelah itu Annabela langsung memalingkan wajahnya dan pergi begitu saja.
"Annabela!!" Batin Axton, terlihat jelas dari tatapan Axton ia sangat merindukan Annabela.
Sedangkan Stella yang tidak lain adalah istri Axton, terus saja berbicara meskipun Axton tidak menanggapi dirinya. Karena pikiran Axton sedang tidak ada di sini, pikiran Axton kembali ke masa lalunya.
"Aku yakin sekali, kalau yang tadi aku lihat itu adalah Annabela" Batin Axton.
"Sayang ... Kamu kenapa melamun?" Tanya Stella sambil menyentuh pundak Axton.
"Ya sayang ada apa?" Tahu Axton secara spontan.
"Itu sudah lampu hijau" Tunjuk Stella ke arah lampu jalan yang sudah berubah warna.
"Ya ampun!! Maafkan aku sayang, aku sampai tidak fokus seperti ini"
Stella tersenyum manis sambil mengelus pundak Axton "Tidak apa-apa Sayang, aku mengerti karena kamu mempunyai tugas yang sangat banyak. Apalagi sekarang kamu menjadi kepercayaan Papa, jadi wajar sekali jika kamu itu tidak fokus"
"Terima kasih banyak sayang atas pengertiannya"
"Sama-sama Sayang"
Axton kembali menjalankan mobilnya dengan Santai. Beberapa kali Axton melirik ke arah Stella, ia berusaha untuk memberikan senyuman manisnya meskipun dalam keadaan terpaksa.
Axton tidak bisa membohongi dirinya sendiri, kalau ia masih kepikiran sama Annabela. Wanita yang sangat ia cintai, wanita yang sangat ia kagumi pada masanya. Axton terngiang-ngiang sama tatapan Annabela yang tadi.
"Annabela" Gumam Axton.
Stella langsung terkejut mendengar suaminya menyebut nama yang tidak pernah ia dengar selama ini. Stella langsung menatap wajah suaminya dan bertanya.
"Siapa itu Annabela?" Tanya Stella dengan ekspresi wajah penasaran.
Axton menjadi salah tingkah, ia bahkan terlihat gerogi didepan istrinya. Ia bingung mau mencari alasan apa untuk menjawab pertanyaan istrinya yang tadi.
Axton tersenyum lebar "Sayang kamu jangan salah paham dulu. Kemarin saya melihat seekor anjing berwarna putih dengan bulu yang lebat sekali. Kebetulan pemiliknya seorang Nenek tua, dan dia mau menjual anjingnya yang bernama Annabela. Katanya dia tidak sanggup merawatnya, karena kondisi ekonominya yang tidak memungkinkan. Makanya saya jadi kepikiran mau membeli anjing itu, karena saya ingat betul kalau kamu suka sekali sama anak anjing. Maaf sayang saya harus memberitahu kamu, niat saya ingin memberikan kamu surprise dan tidak jadi" Axton menjelaskan dengan penuh keyakinan.
"Serius sayang?" Stella sangat bahagia sekali mendengar pernyataan dari suaminya.
"Ia sayang saya serius"
"Sayang kamu Perhatian sakali. Bagaimana kalau sekarang kita temui nenek tua itu, lalu kita membelinya langsung. Kasihan jika Annabela tidak dapat makan, aku tidak bisa membayangkan dia sampai kelaparan"
"Aduh sayang jangan hari ini, kamu tahu sendiri kalau hari ini jadwal saya sangat padat sekali"
Stella cemberut "Jangan cemberut gitu dong sayang, nanti cantiknya hilang"
"Habisnya kamu tidak mau membawa saya pergi ke tempat Annabela. Please sayang bawa saya kesana ya, aku janji akan minta izin sama papa. Pasti Papa mengizinkan kita"
"Sayang jika kamu minta izin sama Papa, takutnya nanti papa mempunyai pikiran macam-macam sama saya. Bagaimana nanti kalau Papa bilang saya tidak mempunyai tanggung jawab dan suka mengabaikan tugas"
Stella teridiam memikirkan kata-kata Axton "Kamu benar Juga sayang, ya sudah aku tidak akan meminta kamu pergi hari ini" Lanjut Stella.