Chereads / Permainan cinta (Annabela) / Chapter 33 - Ini semua memang salah diriku

Chapter 33 - Ini semua memang salah diriku

"Cinta kamu bilang? Setahu saya orang seperti kamu tidak mengerti apa itu cinta? Karena kamu adalah satu-satunya orang yang pernah membuat hati saya terluka. Sudahlah, tidak ada gunanya kamu membahas masalah Cinta jika kamu tidak tahu arti cinta yang sebenarnya"

"Ok fine!! Salahin saja Terus, tapi aku minta untuk kali ini saja, berikan aku waktu untuk menjelaskan semuanya sama kamu"

"Maaf saya tidak ada waktu"

Annabela berpikir kalau Axton tidak mengenali dirinya, ternyata pikirannya itu salah. Ternyata ingatan Axton terllau kuat tentang Annabela.

Sedangkan di pinggir jalan, terlihat mobil Mercedes berwarna hitam kilat sedang berhenti dari tadi. Ternyata didalam mobil itu ada Brandon Carlos, ia sedari tadi memantau Annabela yang sedang berkelahi dengan Axton.

"Tuan Apakah kita tetap diam disini?" Tanya Neron.

"Apakah saya pernah memerintahkan kamu untuk menjalankan mobilnya dari tadi?" Brandon bertanya balik kepada sekertaris kepercayaannya.

"Maafkan saya Tuan!!" Neron langsung menundukkan wajahnya, ia merasa malu.

"Lupakan saja!!" Lanjut Brandon dengan cuek.

Sedangkan Annabela berusaha menghindar dari Axton, tetapi Axton justru memaksa Annabela untuk ikut dengannya. Ia menarik tangan Annabela dengan keras.

"Lepaskan Axton!!" Teriak Annabela.

"Aku tidak akan melepaskan kamu Annabela" Jawab Axton dengan sinis, wajah Axton berubah menjadi merah seperti monster yang siap menerkam mangsanya.

Annabela kembali membalas tatapan Axton dengan penuh kebencian, hampir saja Annabela menampar wajah Axton yang tanpa dosa itu. Terbersit didalam hati Annabela tentang keinginannya yang mau balas dendam.

"Kamu tidak ada hak untuk menahan saya Axton"

"Jelas aku mempunyai hak Annabela"

Melihat situasi yang semakin memanas, membuat Brandon tidak tahan lagi, ia keluar dari dalam mobilnya dan langsung menarik tangan Annabela dengan kuat.

Axton terkejut melihat laki-laki tampan dengan paras wajah yang hampir mendekati kata sempurna. Melihat penampilan Brandon Carlos membuat Axton pangling. Karena Brandon bukanlah laki-laki biasa.

Sedangkan Annabela terkejut melihat tangannya di pegang oleh Brandon "Masuklah!!" Ucap Brandon dengan sikap dinginnya.

Annabela terdiam didepan Brandon, yang terus menatap dirinya dengan tatapan dingin, ia sama sekali tidak pernah berpikir kalau Brandon akan meminta dirinya masuk ke dalam mobil super mewah. Apalagi ia sama sekali tidak kenal dengan Brandon, Annabela hanya ingat kalau ia pernah menyelamatkan Brandon waktu itu. Tetapi Annabela tidak mau membahas masalah itu.

"Kenapa kamu diam saja? Apakah kamu mau laki-laki itu menyakiti kamu lagi?" Tanya Brandon dengan kesal.

Annabela masih terdiam seperti patung, keringat panas dingin bercucuran membasahi kening Annabela. Karena tidak mau terlalu banyak bicara Brandon membuka sendiri pintu mobil dan langsung menarik tubuh Annabela untuk masuk. Setelah itu ia juga masuk dan langsung menutup pintu mobilnya.

Jantung Annabela Seperti mau copot, ia menempelkan tangannya di dadanya. Berusaha bersikap baik-baik saja justru membuat dirinya semakin salah tingkah.

"Saya sebaiknya naik Bus saja" Ucap Annabela sambil memegang pegangan pintu mobil. Ia berniat ingin keluar dari dalam mobil yang penuh misteri.

"Sebaiknya anda diam saja nona" Ucap Sion dengan tenang.

"Hah ... Aku diam? Tapi aku tidak kenal sama kalian berdua?"

Sion melirik Brandon, melihat tatapan Tuannya membuat Sion seperti orang terhipnotis, ia dengan cepat menanggapi perkataan Annabela yang tadi.

"Tenang saja nona, karena Tuan saya bukanlah orang jahat. Anda akan di antar sampai rumah dengan selamat" Jawab Sion.

"Tidak ... Aku tidak bisa percaya begitu saja sama orang asing. Mereka terlihat seperti seorang pencuri, terlihat jelas dari pakaian yang di gunakan oleh laki-laki ini. Tapi wajahnya terlalu sempurna untuk menjadi seorang pencuri" Batin Annabela sambil memperhatikan penampilan Brandon.

"Ecehmmmm" Brandon mendehem, karena ia tahu kalau sedari tadi Annabela memperhatikan dirinya.

Annabela langsung membuang acuh pandangannya, ia terlihat gerogi. Sedangkan Brandon berusaha untuk terlihat seperti laki-laki cuek dan super dingin.

"Sebaiknya kamu tenangkan diri kamu, anggap saja saya balas Budi karena beberapa hari yang lalu kamu pernah menolong saya" Ucap Brandon.

"Ok!! Saya berusaha mempercayai kalian, tapi ingat jika sampai kalian macam-macam akan saya habisi Kalian berdua" Ancam Annabela dengan berani.

Brandon tersenyum licik, ia bahkan menggelengkan kepalanya "Ada-ada saja gadis ini" Batin Brandon.

"Nona tinggal dimana? Biar saya bisa mengantarkan Nona langsung" Tanya Sion.

Annabela tidak mau memberitahu tempat tinggalnya, ia meminta Sion mengantarkan dirinya di persimpangan jalan.

Sedangkan Axton masih termenung melihat mobil yang di tumpangi Annabela berjalan menuju ke arah timur. Ia mengepalkan tinjunya sambil memendam amarah. Sedangkan Lusi berlari dengan tergesa-ges, ia menghampiri Tuannya.

"Tuan sebaiknya Kita segera pergi dari sini" Ucap Lusi dengan suara napas yang tidak beraturan.

Axton terlihat seperti orang patah hati, wajahnya menyimpan seribu kesedihan. Melihat Tuannya tidak seperti biasanya membuat Lusi menutup mulutnya.

"Apa Sebenarnya yang terjadi?" Batin Lusi bertanya-tanya.

"Aku memang salah!!" Batin Axton, tanpa di sadari terlihat butiran bening keluar dari mata Axton. Ia menyembunyikan wajahnya dan menyeka air matanya.

"Mari kita berangkat sekarang" Ucap Axton setelah merasa lebih baik.

"Baiklah Tuan" Setelah itu Lusi dan Axton kembali ke mobil. Mereka berdua masuk dan melanjutkan perjalanannya.

Di sepanjang perjalanan Axton terus kepikiran sama Annabela, Karena Axton merasa bersalah. Keinginan Axton terbesar adalah Annabela mau memaafkan dirinya dan kembali lagi bersama dirinya.

Terkadang menyakiti seseorang yang mencintai kita itu adalah suatu hal yang sangat keterlaluan. Bahkan Axton tidak pernah menyangka kalau dirinya akan merasakan penyesalan yang amat mendalam.

Hukum alam tetap berlaku, alangkah lebih baiknya berkata jujur dari awal kalau Axton ada wanita lain. Bukan menyembunyikan semuanya seperti ini.

Penyesalan selalu datang terlambat, tetapi tidak ada gunanya. Nasi sudah menjadi bubur, sekarang Axton harus menerima kenyataan hidupnya. Seharusnya juga ia mengikhlaskan Annabela dan menjalani hidupnya bersamaan keluarga barunya.

Karena kalau terus-terusan Axton bersikap dingin sama istrinya, tanpa di sadari ia telah membuat hati istrinya patah.

Padahal Stella selain cantik dia Juga gadis yang sangat cerdas. Dia juga gadis yang sangat pengertian. Dia terlalu baik untuk di sakiti.

Tanpa menunggu waktu lama, Lusi menjalankan mobilnya. Disepanjang perjalanan Axton terdiam membisu memikirkan kejadian yang tadi. Apalagi ada seorang laki-laki yang menolong dirinya.

"Saya minta rapat hari ini tolong di batalkan" Perintah Axton.

"Kenapa mendadak sekali Tuan? Bukankah Tuan besar juga hari ini akan berkunjung melihat perkembangan perusahaan?"

"Apa?? Kenapa kamu tidak memberitahu saya dari tadi kalau Tuan besar mau datang hari ini?"

"Maafkan saya Tuan!! Karena saya pikir Tuan Lebih mengetahui terlebih dahulu daripada saya"

"Arghhh ... Sial!!" Batin Axton, ia mengigit jari-jemarinya.

"Jam berapa Tuan besar mau datang?"

"Untuk waktunya saya kurang tahu Tuan. Karena Tuan besar ingin datang secara tiba-tiba"