Setelah merasa plong, Annabela melepaskan pelukan Reni. Ia menyeka air matanya. Setelah itu ia menatap waja Reni dengan penuh haru. Annabela tersenyum melihat Reni.
"Bagaimana? Apakah kamu merasa lebih baik?" Tanya Reni.
Annabela menganggukkan kepalanya "Sudah Reni!!" Jawab Annabela.
"Kalau begitu sebaiknya kita pulang saja"
"Baiklah"
Reni dan Annabela kemudian kembali ke kos. Setelah beberapa jam kemudian mereka sampai, badan mereka berdua terasa lelah. Reni dan Annabela merebahkan tubuhnya. Tanpa mereka sadari, mereka berdua terpejam dalam mimpi yang indah.
Satu bulan kemudian.
Annabela kembali bersemangat mencari pekerjaan, sedangkan ia ahli dalam bela diri. Sepertinya Annabela akan cocok untuk menjadi bodyguard, namun siapa yang akan menerima dirinya.
Tuan Dalton mengumumkan pada hari itu, ia mencari bodyguard untuk menjaga putrinya Stella, karena beberapa hari yang lalu Stella mengalami pengalaman buruk, ia di hadang oleh sekelompok preman berandal. Untungnya sekelompok preman itu sudah di amankan oleh polisi.
Berita itu menyebar ke seluruh pusat kota. Hingga tembus ke telinga Brandon Carlos, ia melihat berita di TV tentang Tuan Dalton.
Beberapa wartawan bertanya kepada Tuan Dalton "Apa yang membuat Tuan untuk mencari bodyguard baru? Bukankah Tuan sudah memiliki pengawal yang banyak?" Pertanyaan salah satu wartawan yang di anggap masuk akal.
"Saya melakukan semua ini demi putri kesayangan saya Stella, karena saya ingin mencarikan dia pengawal yang benar-benar jeli dalam segala hal. Termasuk dalam bidang bela diri. Untuk pengawal saya yang sudah ada, mereka sudah mempunyai pekerjaan masing-masing. Jadi tidak bisa di bagi-bagi lagi" Jawab Tuan Dalton.
"Lalu bagaimana dengan suami Putri Tuan? Apakah dia tidak sanggup untuk menjaga Stella? Bukankah tugas seorang suami itu harus menjaga dan mengayomi istrinya?" Tanya wartawan yang lainnnya.
Tuan Dalton tidak mau menanggapi pertanyaan bodoh itu, karena ini merupakan privasi "Maaf saya harus segera pergi!! Saya tidak bisa lama-lama" Jawab Tuan Dalton, ia melangkahkan kakinya berusaha untuk menghindari wartawan itu.
Dua pengawal Tuan Dalton menjaga disamping kiri dan di samping kanan. Mereka tidak membiarkan ada wartawan yang mendekat lagi.
Dengan segera pengawal satu membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Tuan Dalton masuk, sedangkan pengawal dua menjadi penjaga. Setelah Tuan Dalton masuk, mereka meninggalkan tempat tersebut.
Menyaksikan hal itu Brandon Carlos tersenyum licik, ia mengigit jari jemarinya. Brandon Carlos duduk dengan Santa, ia menyilangkan kakinya.
Tiba-tiba sekertaris Neron datang "Tuan apakah anda sudah tahu tentang berita Tuan Dalton?" Tanya sekertaris Neron.
"Apa pentingnya tentang berita dia? Sebaliknya kamu fokus sama hal-hal yang bermanfaat saja. Untuk urusan Dalton kamu tidak perlu tahu"
"Baiklah Tuan!! Lalu bagaimana dengan kencan pertama Tuan?"
"Jangan membahas itu lagi"
Sekertaris Neron terdiam sambil menundukkan wajahnya "Kalah begini saya permisi dulu Tuan"
"Eummm"
Sepertinya Brandon Carlos memiliki masalah besar sama Tuan Dalton. Karena setiap kali ada berita tentang keluarga Dalton pasti Brandon mengigit jarinya.
Kos Reni.
Ternyata Annabela melihat berita tentang tuan Dalton. Annabela tertarik untuk ikut mendaftar, siapa tahu dirinya bisa di terima.
Melihat Tuan Dalton di TV, membuat Annabela seperti mengenali wajah itu. Annabela merasa tidak asing, seolah-olah ia pernah bertemu sebelumnya tapi dimana?.
"Hei kenapa wajah kamu terlihat tegang seperti itu?" Tanya Reni, ia mengejutkan Annabela.
"Reni kamu mengangetkan diriku saja. Aku hanya menonton berita"
"Oh itu ... Keluarga Dalton memang selalu heboh setiap ada apa-apa. Sedikit-sedikit kehidupannya di liput"
"Kamu kenal?"
"Ya kenal!! Siapa yang tidak mengenal keluarga Dalton. Dia itu termasuk keluarga terkaya kedua setelah Tuan Carlos"
"Wah mereka hebat ya" Annabela kagum.
"Aku cerita sedikit ya sama kamu, kemarin putri tunggal tuan Dalton menikah. Namun sampai sekarang saya belum bisa meliput berita tentang hal itu. Karena pernikahan yang di lakukan sangat tertutup. Bahkan pihak media saja tidak tahu"
"Kenapa bisa seperti itu? Bukankah tadi kamu bilang kalau keluarganya itu setiap ada apa-apa selalu di beritakan"
"Ya itu yang menjadi masalahnya, entahlah terkadang saya tidak
Beberapa orang berlomba-lomba untuk bisa mengikuti mengikuti tes yang sudah di siapkan oleh keluarga Dalton. Karena bekerja di rumah Dalton menjadi suatu kebanggaan untuk semua orang.
Ternyata pencarian bodyguard untuk Stella telah sampai di telinga Axton suaminya sendiri, Axton merasa tidak mempunyai harga diri. Seolah-olah ia tidak di butuhkan lagi di keluarga Dalton, ia geram dan mengepalkan tinjunya.
"Apa maksudnya ini?" Batin Axton, kebetulan hari ini dia berada di kantor. Rasa kahwatir berkecamuk didalam hati Axton, ia sangat kecewa.
Tanpa basa-basi Axton mengambil jaznya, ia langsung menggunakannya dan keluar begitu saja dari ruang pribadinya. Ia juga membawa kunci mobilnya.
Parkiran.
Axton telah sampai di tempat parkir, ia membuka pintu mobilnya dan kemudian masuk. Dengan segera Axton menghidupkan dan menjalankannya dengan kecepatan tinggi.
Hatinya benar-benar resah, ia khawatir jika sampai Stella mendapatkan pengawal otomatis dirinya tidak di fungsikan lagi di keluarga Dalton.
Sedangkan saat ini Axton lagi menikmati hidupnya menjadi pemimpin di perusahaan Dalton.
Rumah Tuan Dalton.
Ternyata ia telah sampai di rumah, Axton keluar dan langsung mencari Stella. Kedua pengawal yang sedang berjaga di depan pintu gerbang memberikan hormat. Karena tempat tinggalnya itu seperti istana, rumahnya sangat luas dan sangat mewah.
Tidak ada yang bisa sembarangan masuk selain keluarganya sendiri. Dan orang-orang tertentu saja yang bisa menginjakkan kakinya di rumah Dalton.
"Stella ... Stella di mana kamu?" Teriak Axton, ia berkeliling mencari Stella. Karena ia tidak menemukan istrinya di kamar.
"Dimana dia?" Gumamnya.
"Maaf Tuan nona Stella sedang pergi keluar" Bibi penjaga rumah memberitahu Axton.
"Pergi kemana?" Tanya Axton dengan ekspresi rumit.
"Saya kurang tahu Tuan, tadi saya meminta Nyonya pergi sendirian"
"Terimakasih atas informasinya Bibi"
"Sama-sama Tuan!! Kalau begitu saya permisi dulu Tuan"
"Silahkan bibi"
Axton meremas kepalanya, karena biasanya Stella selalu memberikan kabar kalau ia mau pergi. Tetapi kali ini sikap Stella membuat Axton curiga. Axton mengambil handphonenya, ia mencari nomor Stella dan ia langsung memanggilnya.
"Tuuut....tutt....tutt" Suara handphone Axton, nomor Stella nyambung namun ia tidak menjawab panggilan Axton.
"Arghhh ... Kenapa Stella tidak mau menjawab panggilan saya?" Ia mencoba untuk memanggil lagi.
Tuan Dalton baru sampai rumah "Sebaiknya kamu segera urus semuanya, saya mau istirahat dulu" Ucap Tuan Dalton. Ia memerintahkan pengawal satu dan pengawal dua.
"Baik Tuan" Ucap kedua pengawalnya sambil menundukkan kepalanya.
"Ingat kamu harus teliti dan cermat dalam mencari"
"Baik Tuan"
"Silahkan kalian keluar" Kedua pengawal itu kemudian keluar, mereka langsung bekerja sesuai perintah Tuan Dalton.
Ternyata Axton mendengar suara mertuanya, ia menutup telponnya dan segera keluar.