Chereads / Permainan cinta (Annabela) / Chapter 40 - Sikap yang mencurigakan

Chapter 40 - Sikap yang mencurigakan

"Baik Tuan"

"Silahkan kalian keluar" Kedua pengawal itu kemudian keluar, mereka langsung bekerja sesuai perintah Tuan Dalton.

Ternyata Axton mendengar suara mertuanya, ia menutup telponnya dan segera keluar.

"Ayah mertua!!" Sapa Axton.

Tuan Dalton menatap wajah Axton dan tersenyum. Namun Tuan Dalton heran ketika melihat Axton tiba-tiba sudah ada di rumah "Sejak kapan kamu ada dirumah? Bukankah kamu sedang banyak pekerjaan di kantor?" Tanya Tuan Dalton.

"Maaf ayah mertua, karena ada yang ketinggalan di rumah, makanya saya segera pulang untuk mengambilnya. Ini saya mau kembali ke kantor"

"Memangnya apa yang ketinggalan? Bukankah asisten kamu sangat teliti orangnya. Ia bahkan tidak pernah melupakan sesuatu" Tegur tuan Dalton.

Axton menjadi salah tingkah, ia tersenyum licik sambil mengelus rambutnya "Saya juga tidak tahu ayah mertua, kalau begitu saya kembali ke kantor"

"Ya sudah kamu hati-hati" Ucap Tuan Dalton, karena dia tidak mau memperpanjang masalah.

"Terimakasih ayah mertua"

Axton merasa kalau dirinya seperti di permainkan "Sebaiknya aku mencoba untuk menghubungi asisten Lusi" Gumam Axton, ia beridiri tepat didepan mobilnya. Sebelum membuat panggilan untuk Lusi, Axton masuk terlebih dahulu ke dalam mobilnya.

Ia mengambil napas panjang sejenak, sambil mencari kontak asisten Lusi. Beberapa menit kemudian telepon tersambung πŸ“ž"Halo Tuan!!" Jawab asisten Lusi dengan suara Santai.

πŸ“ž"Saya ada tugas untuk kamu"

πŸ“ž"Tuan tenang saja, karena semuanya sudah beres"

πŸ“ž"Bukan itu maksud saya. Tapi ini ada tugas yang baru"

πŸ“ž"Kalau boleh tahu tugas apa Tuan?"

πŸ“ž"Ini mengenai berita tadi pagi di Tv. Sebaiknya kamu mencari tahu tentang rencana Tuan Dalton dan Stella"

πŸ“ž"Maaf Tuan saya benar-benar tidak mengerti"

πŸ“ž"Pokoknya kamu harus mencari informasi tentang bodyguard yang akan dicarikan untuk Nona Stella. Karena saya hanya percaya sama kamu Lusi"

πŸ“ž"Baiklah Tuan!!"

Setelah itu telponnya terputus, Axton menaruh handphonenya di sampingnya. Terlihat sangat jelas kalau Axton mempunyai banyak pikiran. Ia meremas-remas kepalanya.

Beberapa menu kemudian, Axton menghidupkan mobilnya. Ia kemudian menjalankannya, disaat ia mau keluar gerbang. Mobil Stella masuk, mereka berdua membuka kaca mobil dan sama-sama saling menatap satu sama lain.

Axton tidak jadi melanjutkan perjalanannya, ia mematikan mesin mobilnya dan keluar mengejar Stella.

Di saat Stella keluar dari dalam mobilnya Axton langsung menarik tangan Stella. Ia melihat penampilan istrinya berbeda, sepertinya ada sesuatu yang ia rubah tetapi Axton bingung, apa sebenarnya yang di rubah.

"Stella kamu darimana saja? Kenapa kamu tidak menjawab panggilan saya? Apakah kamu tidak tahu kalau saya khawatir sama kamu?" Tanya Axton.

"Lepaskan tangan saya!! Lagi pula saya tidak tahu kalau kamu menelpon saya" jawab Stella dengan penuh amarah.

"Baiklah!! Tapi saya mohon kamu jawab dengan jujur kamu sebenarnya darimana?" Axton bertanya kembali.

"Apa urusannya sama kamu? Biasanya kamu kamu tidak pernah bertanya kemanapun saya pergi"

"Sayang kamu ini kenapa? Saya rasa kemarin kita baik-baik saja, kita tidak pernah ada masalah"

"Ya baik-baik saja kata kamu, tapi selama ini kamu tidak pernah menyadari kalau kamu itu mengabaikan saya"

"Mengabaikan bagaimana maksud kamu? Bukankah aku selalu ada disamping kamu"

"Axton kamu ini laki-laki atau tidak? Kenapa sikap kamu itu seperti orang yang tidak pernah bersalah. Aku malu Axton, kita sudah menikah lama, tapi sampai sekarang aku belum bisa memberikan ayah aku cucu" Stella kembali membahas Masalah itu, mungkin Stella sudah kehilangan kesabaran.

Axton terdiam lagi, ia tahu kalau ini memang masalah berat. Namun apa salahnya Axton berhubungan sama Stella, sedangkan mereka pasangan suami istri. Orang-orang juga tidak akan heran jika Stella hamil.

Stella tersenyum licik "Aku tahu kamu pasti diam? Setiap kali saya membahas masalah anak, kamu berpura-pura menjadi orang bodoh"

"Sayang aku tidak seperti itu, aku Mohon sayang berikanlah aku kesempatan lagi"

"Kesempatan? Kesempatan apa lagi maksud kamu? Oh ... Aku tahu kesempatan untuk kamu menjauhi aku?"

"Bukan sayang ... Bukan itu maksud saya!! Tapi kesempatan waktu yang luang, pokoknya kali ini aku berjanji akan membuat kamu menjadi wanita normal. Aku akan melakukan tugas aku sebagai seorang suami sesungguhnya, percayalah sayang" Axton kembali meyakinkan Stella, ia memegang kedua pundak Stella.

Stella melirik suamin, sebenarnya ia sudah tidak percaya lagi sama Axton. Karena ia sudah bosan bertengkar terus dengan masalah yang sama. Stella menghelai napas panjangnya.

"Kita lihat saja nanti" Ucap Stella, setelah itu ia pergi begitu saja. Ia tanpa permisi meninggalkan Axton.

Kembali emosi setiap kali bermasalah sama istrinya "Haaaaaaaa....!!" Axton berteriak, ia menendang batu kecil yang ada didepannya.

Stella menoleh, setelah itu ia kembali berjalan. Sepertinya aku sudah tidak perduli lagi, karena ia merasa dirinya tidak pernah di perdulikan selama ini.

Ruang dalam.

Orang kepercayaan Tuan Dalton ada didepan pintu, ia menyambut kepulangan Stella dengan menundukkan kepalanya. Stella memberikan senyuman biasa "Apakah ayah saya ada didalam?" Tanya Stella dengan cuek.

"Ya Nona!" Jawab Sion.

Stella menemui Tuan Dalton di ruangan pribadinya. Ruangan itu tidak ada yang boleh masuk selain Tuan Dalton dan Stella. Ia melihat ayahnya sedang duduk di kursi empuk yang sangat bagus.

"Ayah kenapa mengurung diri di ruangan ini" Suara Stella membuat Tuan Dalton terkejut.

Ia langsung menjatuhkan benda yang ia pegang tadinya "Sayang kenapa kamu tidak memberitahu ayah kamu ada disini?" Tanya Tuan Dalton, wajahnya terlihat pucat dan ekspresinya terlihat rumit.

Tuan Dalton berusaha menyembunyikan sesuatu yang tadi, ia langsung menariknya mengunakan Kakinya dan membawanya ke bawah kolom meja.

Stella melihat ada sesuatu yang mencurigakan, secara perlahan ia melangkahkan kakinya sambil memperhatikan ayahnya "Memangnya kenapa ayah?" Tanya Stella.

"Tidak ada sayang!! Ayah senang sekali kamu sudah kembali" Tuan Dalton langsung beridiri dan menyambut Stella, karena ia sudah merasa aman.

"Sikap ayah sangat mencurigakan ... Apakah ayah menyembunyikan sesuatu?" Tanya Stella.

"Pikiran kamu sudah mulai kacau!! Sebaiknya kamu duduk dulu, kelihatannya kamu sangat capek sekali. Apakah kamu mau ayah pijitin" Tuan Dalton merayu Stella dengan menawarkan diri sebagai tukang pijit.

Stella duduk sambil menaruh tas kecilnya di atas meja Tuan Dalton "Tidak usah ayah"

"Baiklah jika kamu tidak mau!!"

"Eummm ... Stella Boleh bertanya sesuatu sama ayah?"

"Tentang apa sayang?"

"Ayah tidak sedang menyembunyikan sesuatu sama Stella? Karena perasaan Stella merasa berbeda"

"Sudah ayah bilang sama kamu, ayah tidak sedang menyembunyikan apa-apa. Tidak baik mencurigai seorang ayah"

"Maafkan Stella ayah kalau begitu, habisnya sikap ayah itu sangat mencurigakan"

"Lupakan masalah itu. Oh ya bagaimana hubungan kamu sama Axton? Apakah baik-baik saja? Tadi ayah tidak sengaja bertemu sama Axton, katanya dia pulang untuk mengambil barang yang ia lupa"