"Mungkin juga sih!! Sambung Annabela "Tapi aneh juga sih menurut saya. Ternyata ada ya pemimpin yang misterius seperti itu" Lanjut Annabela.
"Ada Annabela!! Terus tadi pagi saja katanya dia akan datang. Kita semua di kumpulkan di ruang pertemuan, ada beberapa karyawan wanita yang heboh tentang masalah penampilan mereka. Berlomba-lomba mereka mempercantik dirinya, setelah kita semua kumpul tahu-tahu di batalkan begitu saja. Siapa yang tidak kesal coba"
"Aduh kasihan sekali mereka ya. Demi terlihat cantik di depan pemimpin mereka bahkan lebih mengutamakan penampilan mereka daripada skill mereka. Padahal menurut saya, meskipun wajahnya terlihat biasa-biasa, tetapi jika dia memiliki otak yang cerdas itu lebih di butuhkan. Daripada modal cantik tapi otaknya nol"
"Ya begitulah mereka, padahal kalau di suruh menyelesaikan laporan saja mereka jarang ada yang bisa"
Annabela menggelengkan kepalanya sambil tersenyum simpel "Untung saja kamu tidak ikut-ikutan sama mereka"
"Aduh jauh-jauh dah ... Mana mungkin saya ikut menjadi lebay. Lebih baik saya fokus bekerja saja, karena ada atau tidak adanya pemimpin sama saja"
"Benar banget, saya setuju pendapat kamu"
Mereka makan sambil berbincang-bincang, tiba-tiba annabela kebelet pipis.
"Aduh aku kebelet pipis, tunggu sebentar ya, saya mau pergi ke toilet dulu" Ucap Annabela.
"apakah saya harus menemani kamu?" Tanya Reni.
Annabela mengibaskan tangannya "Tidak usah Ren" Jawa Annabela sambil berjalan.
Ia sudah tidak tahan lagi, Annabela berjalan dengan cepat. Bahkan Annabela berjalan dengan kedua bola mata fokus ke depan.
Karena buru-buru Annabela tidak sengaja menabrak seseorang yang ada didepannya "Maaf saya tidak sengaja" Ucap Annabela sambil melihat dua orang laki-laki dengan postur tubuh yang tingginya hampir sama.
Annabela terlihat bengong, melihat laki-laki asing yang hampir menabrak dirinya. Ternyata laki-laki itu adalah Brandon dan Neron.
Brandon terkejut, jantungnya kembali berdebar kencang. Ia tidak menyangka jika dirinya akan bertemu lagi sama gadis ini. Tatapan Brandon sangat tajam, ia bahkan tidak mau mengalihkan pandangannya.
Annabela benar-benar tidak tahan lagi "Aduh saya tidak tahan lagi" Gumamnya. keringat dingin keluar dari sekujur tubuhnya. Ia tidak bisa menahan pipis karena Annabela tidak terbiasa.
Annabela kemudian pergi meninggalkan Brandon dan Neron, ia langsung mencari toilet terdekat.
"Tuan tidak apa-apa?" Tanya Neron.
Brandon mengangkat tangannya tanpa berkata, Neron sudah mengerti apa maksud dari Brandon.
Barandon bengong seperti orang Kesambet "Tuan apakah sebaiknya kita duduk saja" Ajak Neron dengan lembut. Setiap kali Neron berbicara sama Brandon, dia harus menggunakan kata-kata yang tertata dengan rapi.
"Baiklah" Jawab Brandon, mereka kemudian mencari tempat duduk yang nyaman.
Barandon duduk dengan Santai, tetapi pikirannya trapling. Ia masih saja membayangkan wajah Annabela, bahkan Brandon ingin menunggu Annabela.
Pelayan restauran datang membawa daftar menu makanan. Ia menyodorkan daftar menu itu dengan sopan "Permisi Tuan!! Silahkan mengisi daftar menu yang ada disini" Ucap pelayan restauran itu.
Neron tersenyum manis, ia kemudian melihat beberapa daftar menu makanan yang siap tersaji. Sedangkan Neron tidak ada nafsu makan malam ini, ia hanya memesan minuman saja.
"Saya pesan minum spesial saja" Ucap Neron.
"Baiklah Tuan" Jawab pelayan restauran itu.
"Tuan mau pesan apa?" Tanya Neron.
Melihat ekspresi Brandon, membuat Neron bertanya-tanya. Sebenarnya apa yang sedang ia lihat, kenapa pandangan Brandon terus mengarah ke arah toilet yang tadi.
"Kenapa Brandon kelihatan aneh sekali? Apakah dia mau pergi ke toilet?" Batin Neron.
"Kalau memang dia kebelet, kenapa dia hanya diam saja" Lanjut Neron membatin.
"Maaf Tuan, apakah ada tambahan lagi?" Tanya pelayan restauran dengan lembut. Karena ia juga harus melayani pengunjung yang lainnya.
"Ya disamakan saja dengan yang tadi" Jawab Neron secara spontan.
Karena Brandon yang ditanya sedang tidak fokus. Jadi terpaksa Neron memesankan menu yang sama.
Di meja 07 Reni sedang duduk sendirian, ia sudah lama menunggu Annabela. Reni ingin segera pulang, karena ia sudah mulai mengantuk. Belum juga ia harus pergi bekerja pagi-pagi.
"Kenapa Annabela lama sekali?" Batin Reni sambil melihat jam ditangannya "Wah ternyata ini sudah jam 12.00 malam. Pantas saja saya sudah mulai ngantuk" Gumam Reni. Ia menguap beberapa kali sambil menutup mukanya.
Entah darimana Annabela muncul di hadapan Reni, ia bahkan mengejutkan Reni "Hei!! Sorry karena sudah membuat kamu menunggu lama" Ucap Annabela sambil duduk.
Reni terkejut melihat Annabela seperti hantu, untung saja Reni tidak jantungan "Ya ampun Annabela, kamu mengangetkan diriku saja" Ucap Reni sambil mengelus dadanya.
"Begitu saja kaget, oh ya tadi aku bertemu sama seseorang yang hampir menabrak aku dijalan. Tadi aku tidak sengaja menabrak dia, kamu tahu tidak cara tatapannya itu aneh sekali" Annabela menceritakan kejadian yang di alaminya tadi pagi dan malam ini sama Reni.
"Serius? Dimana dia, apakah wajahnya tampan?" tanya Reni penasaran.
"Tampan, bahkan sangat tampan" Jawab Annabela dengan Santai.
"Arghhh ... Terus Kalian kenalan? Dia darimana dan pekerjaannya apa? Kalau dia dari kalangan orang kaya, aku mau dong dijodohkan dengan dia" Reni bertanya panjang lebar sama Annabela. Bahkan ia merengek seperti anak kecil didepan Annabela. Reni menarik-narik tangan Annabela.
Annabela tersenyum tipis, bagaimana mungkin dia memperkenalkan laki-laki yang tidak ia kenal.
"Reni kamu jangan aneh-aneh, lagi pula saya tidak kenal sama laki-laki itu. Saya juga tidak tahu asal usulnya"
"Siapa tahu besok atau lusa kamu bertemu lagi"
Annabela menggelengkan kepalanya, rasanya itu tidak mungkin. Karena pertemuannya ini saja itu hanya kebetulan saja "Semoga saja itu tidak terjadi"
"Memangnya kenapa? Siapa tahu dia jodoh kamu"
Annabela menatap wajah Reni sambil menaikkan bibirnya, Reni keceplosan berbicara seperti itu, ia sama sekali tidak bisa menyaring omongannya. Reni langsung menutup mulutnya dan minta maaf sama Annabela.
"Sorry Annabela, aku tidak sengaja. Aku mohon jangan di masukkan ke dalam hati kata-kata saya yang tadi"
"Tidak apa-apa Reni, lupakan saja, sepertinya kita harus segera pulang"
"Oh ya! Astaga saya belum menyelesaikan laporan untuk besok lagi. Mampus saya, jangan sampai malam ini saya bergadang" Reni Menepuk jidatnya, ekspresinya terlihat rumit. Karena Reni harus menyiapkan dua laporan untuk besok pagi.
"Semangat bekerja, nanti aku akan membantu kamu. Jadi kamu tenang saja ok"
"Serius kamu akan membantu saya?"
"Ya saya serius"
"Wah Annabela, kamu memang teman yang terbaik yang pernah saya miliki" Reni memeluk Annabela dengan erat.
"Sudah, jangan terlalu berlebihan dalam Memuji"
"Aku bukannya memuji, tapi ini memang kenyataannya"
"Dasar Reni"
"Eummm Annabela"
Mereka berdua memang sangat dekat sejak dari dulu. Bahkan mereka sampai sekarang semakin lengket. Mereka berdua kemudian beranjak.
Di pinggir jalan.
Mereka menuggu Taxi online yang sudah dipesan. Tetapi belum juga datang, Annabela dan Reni menunggu seperti anak ayam.