Chereads / Permainan cinta (Annabela) / Chapter 12 - Berada dalam masalah

Chapter 12 - Berada dalam masalah

Neron terus saja memainkan handphonenya, ia melihat semua foto kebersamaannya dengan Jesika. Semakin Neron meratapi, semakin sakit rasanya. Tidak ingin di putusin. Pokoknya Neron akan minta maaf sama Jesika, dia akan meluangkan waktu luang untuk bisa berkencan sama Jesika meskipun hanya sebentar saja.

Tanpa disadari Neron tertidur dengan lelap sambil melihat foto pacarnya itu. Hebat sekali Jesika, fotonya saja bisa menjadi obat penenang untuk mendapatkan Neron.

Pagi hari.

Sekarang sudah waktunya untuk kembali beraktivitas, sedangkan Tuan Carlos atau yang biasa di kenal Kakek Brandon menunggu kepulangan cucunya. Ia bahkan tidak bisa tidur tadi malam. Meskipun mereka berdua sering bertengkar dan meskipun Tuan Carlos sering marah sama Brandon, itu tandanya karena dia sangat sayang sama Brandon. Dia ingin cucunya itu berubah seperti laki-laki pada umumnya. Tetapi Brandon tidak menyadari hal itu.

Tuan Carlos menghubungi sekertaris Neron, karena ia tahu kalau Brandon pasti bersama dengannya. Suara handphone yang terus berdering sedari tadi tidak membuat Neron bangun dari tidur lelapnya, sekertaris Neron masih berada didalam mimpi.

Suara handphonenya kembali berdering lagi, Tuan Carlos tidak akan berhenti menelpon sampai Neron mau mengangkat panggilannya.

Sedangkan Brandon menggunakan getaran yang membuat dan nada dering. Lama-lama suaranya itu masuk ke dalam pendengaran Neron, membuat dirinya merasa terganggu, Neron akhirnya terbangun sambil meraba-raba dimana tempat handphonenya berbunyi.

Neron tidak jelas melihat kontak siapa yang menelepon. Ia mengambil kacamata minus yang ada disamping bantalnya. Neron kemudian memakainya dan melihat handphonenya kembali.

"Hoam ... Siapa pagi-pagi buta sudah menelepon saya" Neron menguap sambil menggerutu.

Ia melihat kontak Tuan Carlos, Neron yang tadinya setengah sadar tiba-tiba menjadi segar. Seketika nyawa Neron langsung menyatu dengan raganya. Kedua bola matanya membesar melihat Tuan Carlos menghubungi dirinya.

Tanpa basa-basi, Neron langsung menjawab panggilan Tuan Carlos meskipun suaranya masih serak-serak basah.

πŸ“ž"Halo Tuan!!"

πŸ“ž"Kamu kemana saja? Kenapa lama sekali menjawab panggilan saya? Untung saya masih berbaik hati, lain kali jika kamu ulangi lagi maka saya akan memotong tangan kamu" Tuan Carlos melampiaskan amarahnya kepada Neron.

Neron menjauhkan handphonenya dari telinganya. Karena suara Tuan Carlos terlalu merdu untuk menjadi penyejuk di pagi hari. Setelah selesai mendengar Tuan Carlos ngomel, Neron kembali meletakkan handphonenya dekat telinganya.

πŸ“ž"Maaf Tuan, saya dari toilet tadi"

πŸ“ž"Maaf kamu saya simpan dulu, sebelum kamu menjawab pertanyaan saya. Kamu kemana tadi malam sama Brandon?"

Sebenarnya Neron malas sekali berbicara sama Kakek Brandon, karena ia terlalu cerewet.

πŸ“ž"Saya sudah bisa menebaknya, pasti kamu tidak bisa menjawab pertanyaan saya. Baiklah permintaan maaf kamu saya kembalikan"

πŸ“ž"Tuan!! Jangan salah paham dulu, saya sama Tuan Brandon tidak kemana-mana. Semalam kita berdua Hanya keluar makan saja, setelah itu kita pulang. Saya menyampaikan apa adanya Tuan"

πŸ“ž"Sekarang dimana cucu saya?"

πŸ“ž"Tuan masih tidur"

πŸ“ž"Saya minta kamu bangunkan cucu saya sekarang. Karena di keluarga Carlos tidak ada yang tidur sampai siang"

πŸ“ž"Baik Tuan, akan saya bangunkan. Tapi telponnya di matikan dulu ya"

πŸ“ž"Tidak bisa, saya harus mendengar kamu membangun cucu saya sampai dua benar-benar bangun"

πŸ“ž"Arghhh ... Aku kena lagi"

Neron patah semangat, ia melangkahkan kakinya ke kamarnya dengan lemah. Ia mengintip dari celah pintu untuk melihat Brandon apakah dia sudah bangun atau tidak. Neron tidak melihat adanya Brandon di tempat tidurnya.

πŸ“ž"Halo!! Kenapa kamu lama sekali?".

πŸ“ž"Ya Tuan, ini sedang dibangunkan"

πŸ“ž"Kamu jangan membohongi saya, karena suara kamu tidak ada saya dengar memanggil cucu saya. Awas saja Kalian berdua ya"

Ternyata Tuan Carlos tidak bisa di bohongi, ia sudah tahu bagaimana Neron. Ia tidak mungkin membangunkan Brandon, karena ia sangat takut jika sampai Brandon murka sama dirinya sendiri.

Neron menepuk jidatnya, ia benar-benar berada di posisinya yang terancam. Kakek dan cucu ini selalu membuat Neron tidak bisa tenang.

Belum lagi Neron memikirkan tentang masalah dirinya sendiri. Yaitu tentang pacarnya Jesika yang sudah memutuskan dia tadi malam. Sekarang bertambah lagi masalah bersama Taun Carlos.

"Arghhh ... Pantas saja Brandon berdebat setiap hari, saya tidak bisa membayangkan jika saya berada diposisi Brandon memiliki kakek yang sangat cerewet" Gumam Neron.

πŸ“ž"Hei bocah tengil, apa kamu bilang? Kamu kira saya tidak mendengar suara kamu. Meskipun kamu menggerutu kecil tapi pendengaran saya kuat" Tegur Tuan Carlos melalui telepon.

Ternyata ia sangat peka, Neron lupa kalau Tuan Carlos memiliki Indra pendengaran yang sangat kuat.

Neron memukul-mukul dirinya sendiri karena menganggap dirinya ceroboh.

πŸ“ž"Maafkan saya Tuan, lain kali saya tidak akan mengulanginya lagi" Ucap Neron dengan suara terbata-bata.

πŸ“ž"Dasar bocah tengil, Kalian berdua tunggu saja kedatangan saya" Setelah itu Tuan Carlos menutup telponnya.

"Halo ... Halo Tuan ... Halo!!" Neron berulang kali bilang Halo, ia kemudian melihat kalau telponnya sudah mati.

Neron menggigit giginya sendiri "Aduh mampus saya" Gumamnya sambil melihat layar handphonenya yang hitam.

Ia kembali melihat ke kamarnya, ternyata Brandon masih terlelap. Neron menghelai napas panjang, ia siap menanggung resiko yang akan menimpa dirinya hari ini.

Beberapa waktu kemudian.

Suara mobil terdengar masuk gerbang apartemen Neron.

Tuan Carlos turun dari dalam mobilnya terburu-buru. Emosinya naik tingkat dewa, ia menyincing bibirnya sambil atas.

"Awas saja kalian, saya akan memberikan Kalian berdua pelajaran yang setimpal. Berani-beraninya kalian berdua membodohi saya" Gumam Tuan Carlos sambil berjalan menggunakan tongkat andalannya.

Ia di kawal oleh supir pribadinya sendiri. Menjadi orang kepercayaan Carlos tidaklah mudah. Jadi supir pribadinya juga sangat berhati-hati menghadapi Tuan Carlos.

Didepan pintu.

Sesampainya didepan pintu apartemen Neron, Tuan Carlos mengetuk-ngetuk menggunakan tongkat andalannya.

"Tok,,,tok,,,tok" Suara ketukan pintu yang terdengar sangat berbeda dari biasanya.

"Hei bocah tengil, buka pintunya" Teriak Tuan Carlos.

Neron yang ada di ruang tengah panas dingin mendengar suara Tuan Carlos, jantungnya berdebar-debar tidak seperti biasanya. Perasaannya ini mengalahkan seseorang yang sedang jatuh cinta. percuma saja ia bersembunyi di balik tirai, ia bakalan ketahuan juga.

Neron mengacak-acak rambutnya karena kesal, ia selalu kena setiap kali Brandon dan kakeknya bermasalah "Arghhh ... Aku terpaksa menampakkan diri. Mimpi apa aku semalam, kenapa harus menghadapi badai di pagi hari. Aku jadi tidak bisa bernafas dengan lega" Gumam Neron.

Sedangkan Tuan Carlos sudah lama berdiri didepan "Kenapa dia tidak mau membuka pintunya juga?" Tanya Tuan Carlos sama dirinya sendiri.

Ia kemudian melihat ke arah belakang, Tuan Carlos melihat pengawal pribadinya sedang berdiri tegak. Ia menyeringai dengan tatapan yang sangat licik. Tuan Carlos kemudian mengangkat tongkat andalannya, lalu ia menyentuh kemaluan pengawal pribadinya itu menggunakan ujung tongkatnya.