Annabela seperti orang luar negeri, kecantikan yang ia miliki benar-benar alami. Siapapun yang melihatnya tidak akan bosan. Bahkan semua orang ingin terus memandangi wajah Annabela.
Annabela menggunakan sepatu cat, ia tidak lupa membawa handphonenya kali ini. Jika dirinya tersesat, dengan segera Annabela menghubungi Reni untuk menjemput dirinya.
Annabela berjalan kaki, karena ia tidak memiliki sepeda motor untuk di pakai. Di sepanjang perjalanan Annabela mulai merasakan capek, keringat panas dingin bercucuran membasahi keningnya. Annabela menyeka keringatnya dibawah teriknya sinar matahari.
"Cuacanya panas sekali" Gumam Annabela sambil menarik nafas panjang.
Annabela berhenti sejenak, mencari tempat duduk di sekitaran pinggir jalan. Ia melihat ada warung kecil, kebetulan Annabela juga haus. Ia berhenti di warung itu dan memesan minuman.
Annabela istirahat sambil menikmati satu gelas es campur, cocok sekali untuk Annabela yang sedang kehausan. Menikmati kesegaran es campur membuat tenggorokan Annabela yang tadinya kering seketika menjadi basah.
Tanpa di sengaja kedua bola mata Annabela dikejutkan oleh Mobil Pajero berwarna hitam yang sedang berhenti tidak jauh dari tempat duduknya.
Annabela melotot melihat orang yang ada didalam mobil itu, wajahnya mirip sekali dengan Axton. Ia langsung melepaskan es campur yang ada digenggaman tangannya.
Jantungnya berdebar dengan kencang, darahnya mengalir lebih cepat. Ekspresi Annabela benar-benar terlihat rumit, ia tidak tahu apakah dirinya harus senang atau sedih melihat laki-laki yang sudah bersama dirinya selama puluhan tahun. Tiba-tiba menghilang begitu saja dan ia bertemu dalam keadaan tidak disengaja.
Annabela yakin sekali kalau laki-laki yang ia lihat itu adalah Axton, mulai dari bentuk wajahnya, garis wajahnya dan gaya berpakaiannya. Ia sangat mengenalnya.
Annabela dengan segera berlari menghampiri Axton, ia tidak akan membuang kesempatan. Tetapi mobil Axton keburu jalan.
Annabela berteriak memanggil Axton, sambil berlari mengejar mobil yang sudah berjalan jauh. Ia berusaha menggunakan seluruh kecepatan larinya. Tetapi Annabela kalah cepat, bagaimana bisa ia mengejar mobil dengan kecepatan tinggi.
Annabela mencari cara lain, ia berusaha untuk mencari jalan kucing agar ia bisa menghadang mobil Axton. Ia berlari di sepanjang jalan. Orang-orang melihat Annabela seperti orang gila.
Karena ini bukan lapangan olahraga, ini adalah jalan umum tempat mobil dan sepeda motor berjalan.
Tanpa di sadari Ketika Annabela mau nyeberang, ia tidak melihat ada mobil yang melaju dengan kencang. Annabela berteriak histeris, ia sudah membayangkan dirinya terlempar jauh oleh kencangnya kecepatan mobil tersebut.
"Aaaaaaaaa" Teriak Annabela di tengah jalan.
"Sial!!"Gumam seseorang yang ada didalam mobil itu, ia langsung menginjak rem dengan kuat dan langsung memutar setir mobilnya. Dan akhirnya ia bisa menghindari Annabela.
Annabela duduk jongkok sambil menutup kedua telinganya ditengah jalan, suasana menjadi hening. beberapa menit kemudian, Annabela mendongak dan melihat sekitarnya. Ia juga memperhatikan tubuhnya, dirinya masih baik-baik saja. Ia berpikir kalau dirinya sudah mati.
"Ya Tuhan sykurlah saya tidak apa-apa" Gumam Annabela sambil mengelus dadanya.
Pemilik mobil itu langsung menghampiri Annabela dengan wajah tegang, ia bahkan sangat terkejut. ia juga berpikir kalau Annabela terluka parah "apakah anda baik-baik saja?" Tanya seseorang yang wajahnya sangat asing di mata Annabela.
Annabela baru pertama kalinya melihat laki-laki dengan postur tubuh yang tingginya bukan main. Laki-laki itu menggunakan Jaz berwarna hitam, celana hitam, sepatu hitam dan dasi bercorak mewah.
Laki-laki itu kelihatannya rapi sekali, melihat wajah laki-laki itu dengan kedua bola mata yang bentuknya bulat, laki-laki itu memiliki mata yang indah, hidung yang mancung dan bibir yang seksi. Annabela bisa menilai, kalau orang asing yang ada didepannya ini bukanlah orang sembarangan.
Sedangkan Laki-laki itu terus menatap Annabela.Ia bahkan tidak berkedip sama sekali, ia bahkan tidak sadar dengan apa yang dilakukannya.
Annabela heran sama orang asing itu, ia berpikir kalau bukan dirinya yang ditanya. Jadi Annabela tidak menjawab.
"Maaf Nona, apakah anda baik-baik saja?" Tanyanya untuk yang kedua kalinya.
"Apakah anda bertanya sama saya?" Tunjuk Annabela ke arah dirinya sendiri.
"Ya" Jawabnya.
"Ya saya baik-baik saja" Jawab Annabela, ia menatap wajah Brandon laki-laki yang di kenal super dingin dan super cuek di kalangan para gadis-gadis yang mengincar dirinya.
Brandon langsung tersentuh melihat kedua bola mata Annabela, suaranya yang begitu lembut terdengar dahsyat ditelinga Brandon. Ini semua terjadi mungkin karena Annabela memiliki daya tarik sendiri. Seketika itu Brandon merasakan sesuatu yang berbeda. Jantungnya seolah-olah berdebar dengan kencang, ia bahkan menyadari hal itu.
Brandon dan Annabela saling menatap lebih lama, tiba-tiba Annabela teringat sama mobil yang ia lihat tadi. Dengan segera Annabela pergi meninggalkan Brandon tanpa basa-basi. Annabela bahkan sama sekali tidak tertarik sama ketampanan Brandon, ia terlihat biasa-biasa saja.
Ia berlari dengan kencang, ia tidak boleh berbicara sama orang sembarangan. Ia harus menghindari hal itu.
"Aneh!!" Gumam Brandon.
Tatapan Brandon tetap mengarah melihat tubuh Annabela yang berlari dengan kecepatan tinggi.
Ini baru pertama kalinya dirinya di cuekin oleh seseorang. Biasanya semua gadis mengejar-ngejar dirinya, bahkan kalau keluar saja, ia harus menggunakan masker agar tidak ada yang mengenali dirinya.
Brandon menempelkan tangannya di dadanya, ia merasakan debaran yang luar biasa. Bahkan ia masih terbayang-bayang oleh pesona Annabela untuk yang pertama kalinya.
Brandon kemudian melihat kaca spion mobilnya, didalam pikirannya apakah ada sesuatu yang salah di wajahnya. Karena tumben sekali seorang gadis tidak berteriak histeris melihat wajahnya yang super tampan itu.
"Apakah gadis yang tadi itu buta?" Gumam Brandon sambil memperhatikan wajahnya.
Tiba-tiba suara handphone Brandon berbunyi, ia melihat ada panggilan masuk dari sekertaris pribadinya yaitu Neron.
Brandon kemudian menjawab panggilan Neron, ia meminta Neron untuk menjemput dirinya ditempat yang tadi. Karena Brandon terlalu capek menyetir sendiri menggunakan mobil pribadinya.
Dengan segera Neron langsung meluncur, ia melihat Tuannya sedang menunggu dirinya di pinggir jalan.
Neron langsung menundukkan wajahnya sebagai tanda penghormatan untuk atasannya "Selamat datang kembali tuan. Maaf jika sudah membuat Tuan menunggu lama" Ucap Neron dengan sopan.
"Eummm" Jawab Brandon dengan dingin, setelah itu mereka berdua masuk ke dalam mobil.
Di perjalanan.
Neron menyetir mobil dengan santai, sambil memperhatikan Tuannya dari kaca spion. Neron melihat kalau Brandon dari tadi diam, memang sih Brandon tidak terlalu banyak berbicara. Tapi diamnya Brandon ini seperti sedang memikirkan sesuatu.
Neron jadi aneh melihat Brandon. Karena ia tidak terbiasa melihat Brandon menjadi pemikir seperti itu. Bahkan masalah yang sangat penting saja ia abaikan begitu saja.
Brandon masih terngiang-ngiang sama wajah Annabela yang tadi. Ia mengigit kukunya sambil merenung disepanjang perjalanan.
"Echem" Neron sengaja mendehem, ia ingin melihat bagaimana reaksi Brandon. Tetapi tidak ada sama sekali.
"Aneh sekali tuan hari ini, apakah dia ada masalah?" Batin Neron.
Neron berusaha untuk mencari topik pembicaraan yang penting, dengan tujuan agar Brandon mau menanggapi dirinya.
Ia teringat tentang janji Brandon yang ay bertemu sama semua karyawannya di perusahaan "Tim Carlos"
Tetapi itu semua tidak jadi di lakukan, sebelum mulai mengeluarkan sepatah kata Neron menarik napasnya terlebih dahulu. Ia merangkum beberapa kata penting didalam kepalanya, agar Neron tidak dibuat mati gaya oleh Brandon. Setelah merasa lebih baik, ia baru memulainya.
"Tuan bagaimana perjalanannya hari ini?" Tanya Neron.