"Rev? Kok bisa lo diturunin di halte?"
Hening.
Reva menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kok bisa? Kok tahu? Apa pria ini penguntit? Reva masih tidak habis fikir, mulutnya benar-benar dibungkam dengan pertanyaan singkat itu.
"Benar ga? Kalian lagi berantem ya? Pacar lo laki atau bukan? Lucu banget marahnya nurunin anak orang di halte."
Meta Reva kembali menerjap.
Tunggu dulu.
Apa tadi Kelvin melihatnya turun dari mobil Sean?
Ya Tuhan, cobaam macam apa ini?
"Kalau gue aduin ke nyokap lo, pasti langsung disuruh put-"
"Lo ngomong apa sih?!" bentak Reva. Sudah cukup rasa kagetnya, kali ini Reva benar-benar kesal karena ada yang ikut campur urusannya.
Melihat wanita di sampingnya mulai emosi, membuat Kelvin terkekeh. Hal seperti ini lah yang membuat Kelvin sangat tertarik mengulik Reva lebih jauh. Lagi marah saja wajahnya sangat cantik, apa lagi tersenyum?
"Lo mau ngapain ke sini? Ada urusan apa? Kita ga saling kenal, jadi ga mungkin ada urusan 'kan?"