Pagi hari yang cerah, sinar matahari yang menembus jendela kamar langsung menyorot ke mata gadis itu. Ia terbangun dari tidur nyenyak nya dan langsung bersiap – siap untuk pergi ke sekolah. Ia merasa lebih baikan hari ini maka dari itu ia memutuskan untuk sekolah seperti biasanya.
Gadis itu tidak melihat dirgan di sekeliling kamarnya. Alysa turun kebawah untuk membuat sarapan tetapi ia melihat di meja makan sudah tersedia bubur, buah buahan, jus serta susu yang disediakan oleh seorang lelaki.
"Kak Dirgan yang nyiapin semua ini?" Tanya Alysa sambil duduk di kursi makan.
"MORNING SAA.." Lelaki itu membalikan badan dan tersenyum kepada Alysa.
"Kak Raka? ko bisa disini?"
"Dirgan tadi nyuruh gue buat siapin sarapan buat lo dan bareng ke sekolah, makanya gue kesini."
Sulit dipercaya jika dirgan menyuruh raka hal seperti ini, bagaimana jika raka curiga bahwa dirgan menyukainya. Gadis itu berusaha berpikir positif dan memulai sarapan.
Sarapan mereka pun selesai dan langsung menuju sekolah. Pada saat alysa turun dari mobil hingga sekarang ia berjalan di sekolah bersama Raka, semua mata tertuju pada mereka berdua. Bagaimana tidak, ini adalah kali pertama gadis itu berangkat bersama dengan seorang lelaki.
"Ka, kayanya aku ke toilet dulu, kaka duluan aja gak usah nganterin aku."
Raka mengangguk meng-iyakan. Gadis ini kini berdiri didepan cermin kamar mandi merapihkan riasannya. Didalam kamar mandi terdengar seorang wanita sedang melakukan panggilan.
"Pokonya nanti lo lakuin apa yang gue omongin, gue gak terima bantahan."
Karin keluar dari kamar mandi, dan alysa menanyakan sahabatnya sedang melakukan panggilan dengan siapa.
"Ini kakak gue, biasa dia susah banget disuruh anter jemput gue. Jadinya gue ngegas deh."
Alysa tidak menanyakan hal lain kepada Karin, karena kesannya gadis itu curiga padahal jelas jelas itu perihal masalah adik dan kakak. Ia dan Karin menuju kelas bersama.
Dikelas Karin menunjukan foto kakak nya yang menggunakan jaket hitam dan celana jeans. Jaket yang dimiliki kakak sahabatnya sama persis dengan jaket yang ia miliki dari seseorang misterius itu.
"Rin, gue punya jaket yang sama kaya kaka lo, apa mungkin dia yang ngasih gue waktu itu?" Tanya Alysa .
"Seriusan lo? Emang lo dikasih dimana?"
Ia menceritakan kejadian ketika saat hujan deras beberapa hari yang lalu kepada Karin sahabatnya. Cerita itu membuat dirinya terkejut.
"Tapi Sa, inisial orang yang ngasih jaket ke lo kan R. sedangkan nama kaka gue Miko. Jelas jauh Sa, mungkin itu dari Raka dan kebetulan barangnya sama."
Masuk akal apa yang Karin bilang, bahwa memang tidak hanya ada satu jaket di dunia ini.
Hari ini sekolah dibubarkan lebih awal karena para guru akan mengadakan rapat untuk nanti ujian tengah semester. Waktu luang itu digunakan oleh anak osis untuk membuat persiapan tampilan.
"Jadi, gue harap tiga koordinator ngasih pengumuman ke anak kelas 10, 11 dan 12 baik kelas IPA atau IPS untuk ikut berpartisipasi dalam acara ini. Mereka bebas menampilkan tampilan apapun. Dan juga, kita bikin drama musical mengenai judul yang kita sudah ambil yaitu Semua Layak Bahagia. Tiap kelas wajib mengirimkan satu orang untuk drama musical gabungan ini. Paham?"
"Paham Kak." Jawab serentak seluruh anggota.
1 minggu kemudian.
Kini alysa sudah memegangi nama grup atau kelas yang akan tampil di acara nanti. Dengan beragam tampilan membuat dirinya semakin semangat. Proposal pengajuan pun sudah di acc oleh kemahasiswaan dan kepala sekolah, kini seluruh anggota hanya mempunyai waktu sekitar 3 minggu untuk mempersiapkan keseluruhan.
2 minggu pertama akan mereka gunakan untuk siswa yang akan berlatih di ruang aula, dan digilir siapa anggota osis yang mendampi. Kemudian sisanya mempersiapkan property yang dibutuhkan penampil.
Promosi untuk pagelaran ini sudah diumumkan di media sosial dan madding sekolah, sampai sekarang, responnya cukup baik.
Berlangsungnya persiapan – persiapan ini, alysa dan dirgan tidak pernah berkomunikasi lagi selain hanya pada grup dan pada saat rapat. Hanya Raka yang ada disamping gadis itu sehari – hari.
Rasanya sangat tidak nyaman jika mereka bahkan tidak bertegur sapa. Alysa hanya bisa melihat lelaki itu dari kejauhan. Terakhir kali ia bisa melihat dirgan dari dekat dimana gadis itu berdua bersama mengerjakan proposal pengajuan, setelah itu semuanya berbeda.
Namun gadis itu tetap berpikir positif bahwa yang dilakukan Dirgan sekarang adalah semata mata agar Dirgan dan Alysa bisa fokus dulu terhadap event yang akan mereka hadapi.
Persiapan acara sudah 75%, mereka tinggal mengecek siapa saja yang benar – benar akan tampil agar tidak ada yang terlewat. Tiket masuk, properti dan keperluan lainnya sudah siap. Sekarang tersisa satu minggu digunakan untuk mendekorasi panggung dan halaman agar lebih nyaman.
Seluruh anggota osis sekarang berada di ruang aula. Ia membicarakan setiap detail acara.
"Ka, saran gue ya, osis kan yang bikin acara nah seharusnya juga ada beberapa yang wakilin untuk tampi. Nah setelah gue nerima list tampilan dari Alysa, yang belum ada yaitu romance. Gimana kalo kita tampilin berbaur pasangan, biar gak terlalu monoton. Biasanya itu akan mengembalikan semangat penonton." Tutur salah satu anggota osis.
"Oke juga, tapi siapa yang mau?" Tanya Raka.
"Kenapa gak lo sama alysa aja? Lo keliatan sering barengan juga kan pasti gampang buat latihan dan bikin chemistry."
Gadis itu membulatkan matanya dan melihat ke arah Raka. lelaki itu memberi tanda meng-iyakan. Alysa mengikuti apa yang diinginkan apa yang diputuskan rekannya. Toh ini juga tampilan untuk event yang ia buat, jadi tidak ada salahnya.
"Sa, menurut lo kita tampil apa?" Tanya Raka.
"Nanti sekitar jam 2 kita ke aula aja, aku bakal bawa Karin buat bantuin kita."
Karin, Alysa dan Raka sudah berada di aula, sahabat dari gadis itu memilihkan lagu yang pas untuk mereka. Karin berencana memberikan Alysa dan Raka sebuah tampilan dimana ia akan bernyanyi dan menari.
"SENORITA. Itu aja. Romantis." Usul Karin.
Raka dan alysa menyetujui saran dari sahabatnya itu, mereka mulai berlatih bernyanyi dan menari yang diajarkan Karin. Mereka hanya mempunya waktu 4 hari untuk berlatih. 2 hari sudah berlalu dan mereka sudah semakin kompak.
Karin dan Raka pulang lebih dulu, Alysa berencana untuk tinggal sebentar lagi di aula. Ia mengecek kembali takut ada yang kurang nantinya.
Sekolah terlihat sudah sepi dan ia akan pulang karena jam sudah menunjukan pukul 6 sore. Saat ia akan mengunci aula, ada 2 orang yang mendorong dirinya dan memasuk paksa ke aula, 2 orang itu mengacak ngacak seluruh yang ada dan yang sudah dirapihkan.
Alysa tidak bisa berbuat apapun untuk melawan 2 lelaki itu. Tapi untung saja ada laki – laki yang menolongnya, ia membuat 2 orang tadi tidak berdaya. Ia mulai membantu Alysa untuk duduk dan menenangkannya. Lelaki yang menolongnya itu membantu alysa membereskan apa saja yang tadi sudah di obrak – abrik oleh dua orang yang tidak bertanggung jawab itu.
"Kamu siapa? Ko bisa ada disini?"
"Gue miko, kakak Karin."
Rupanya kakak sahabatnya yang membantu Alysa, pantas saja wajahnya tidak asing lagi walaupun hanya melihatnya lewat foto waktu itu.
"Makasih banyak ya Kak Miko. Kalau gak ada kakak, aku gak tahu bakal sehancur apa ini."
Miko tersenyum manis membalas ucapan terimakasih Alysa, ia berencana mengantar gadis itu pulang karena takut ada hal yang tidak diinginkan terjadi lagi. Miko meihat tali sepatu gadis itu terbuka, ia langsung jongkok dan merapihkan tali itu kembali.
Brukkk!!!!!!!
Dan Miko tersungkur ke lantai, what? Ada apa ini?
"Kak Miko!" Jerit Alysa.