"Pakaianmu telah aku masukkan ke dalam lemari ya." Safiya menutup pintu lemari Alana. Sementara gadis yang dimaksud hanya menatap punggung seorang gadis berambut hitam yang masih membelakanginya. "Terima kasih Safiya," ujar Alana seraya tersenyum tipis.
Safiya mengangguk sembari memutar tubuh. Dahinya sedikit berkerut ketika matanya mendapati tatapan lekat dari Alana. Tidak biasanya manik cokelat kehitaman itu menatapnya seperti itu. Ia pun melangkah ke arah ranjang.
"Mengapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Safiya sembari mendudukkan dirinya di sisi ranjang Alana.
Gadis itu menggeleng pelan. Sudut bibirnya masih terangkat membentuk senyum tipis. "Aku hanya merasa tidak enak padamu," gumamnya seraya menatap Safiya.
Kerutan di dahinya semakin dalam. "Tidak enak bagaimana?" Salah satu alis Safiya terangkat. Gadis itu menatap heran. Tidak bisakah Alana langsung mengatakan inti masalahnya saja?