Chereads / Aku Bukan Boneka Ayahku / Chapter 21 - Degupan Jantung

Chapter 21 - Degupan Jantung

"Kamu sudah mandi 'kan tadi?" Tiba-tiba Verrell tanya soal mandi pada Griz yang diam kaku di sebelahnya duduk. Grizelle tampak seperti orang sedang kebingungan, karena baru kali ini dia naik mobil mewah milik seorang tuan muda yang tampan. Tidak di sangka hal itu akan dia rasakan tanpa di rencanakan.

"Grizelle!" Sapanya lagi, ketika melihat Griz fokus pada jalan dengan tatapan kosong. Dia tersontak kaget ketika Verrell menyebut namanya.

"Ha, apa?" Tanyanya.

"Kamu sudah mandi 'kan tadi?"

"Sudah, memang kenapa?"

"Baguslah. Tidak apa-apa kok. Nanti kamu juga tahu." Ucapnya dengan senyuman.

Tidak lama kemudian, mobil mewah Lamborghini milik Verrell berhenti tepat di sebuah salon kecantikan besar dan terkenal di pusat kota. Hal itu membuat Grizelle semakin bingung dengan apa yang akan Verrell lakukan.

"Kenapa berhenti di salon wanita? Kamu mau ke sini?" Tanyanya polos.

"Iya," Jawabnya singkat dan masih belum jujur.

"Sekarang duduklah, dan jangan banyak tanya lagi." Sambung Verrell dan menuntun Griz untuk duduk tepat depan kaca.

"Tapi?"

"Sttttttthh." Potong Verrell.

Grizelle duduk diam saat para pekerja menyentuh rambutnya untuk melepaskan ikatan yang ada di kepalanya. Kini rambut tergerai panjang. Setelah selesai melakukan tugasnya pada rambut, kini wajah Grizelle pun di lakukan Facial agar tampak segar dan cerah. Setelah itu, wajahnya di poles dengan make up yang flowles. Sehingga menambah kecantikan dirinya. Di tambah rambut yang tergerai dengan ujung-ujung rambut tergerai dengan ikalnya. Kini Griz tampak lebih cantik ketika berdandan. Setelah selesai, dia menghadap ke Verrell yang asyik baca koran. Terkejut bukan main ketika Verrell melihat kecantikan luar biasa pada wajah Griz sebenarnya. Sampai-sampai dia menjatuhkan koran yang semula dia pegang. Mulut menganga dan mata yang bulat ketika melihat keindahan alami yang tersirat terang di mata. Baru kali ini, Verrell menyadari kecantikan yang luar biasa.

"Wah, Griz benar-benar sangat cantik. Kenapa aku baru menyadarinya?"

Plak plak, dua kali tamparan mendarat di pipi Verrell dengan tangannya sendiri. Berharap dia sedang tidak bermimpi ketika melihat kejadian itu. Grizelle hanya mengerutkan keningnya saja melihat tingkah aneh Verrell.

"Jangan bilang aku mimpi. Sadar Rell, sadar!"

"Kamu tidak lagi mimpi Verrell. Justru aku yang mimpi apa sudah kamu ajak aku ke salon hari ini. Sebenarnya ada apa sih? Kenapa tiba-tiba kamu ajak aku kemari?"

"Nanti aku jelaskan, sekarang ikut aku lagi. Nanti kamu juga akan tahu."

"Terus saja ngomong begitu." Jawab Grizelle semakin kesal. Namun dia tetap menuruti perintah majikannya yang menyebalkan itu.

Kini tiba lagi pada sebuah butik pakaian wanita yang terbilang angka setiap bajunya sangat fantastis.

"Loh, kenapa di sini lagi? Sebenarnya aku mau di apain. Waduh, apa jangan-jangan Verrell mau ajak aku ke tempat mama papanya ya? Nanti apa kata mereka setelah lihat aku. Aku kan bukan siapa-siapa. Lalu bagaimana dengan Rasya nanti. Verrell, hal gila apa sih yang sedang kamu lakukan? Tapi aku harus bagaimana?"

"Ayo masuk, pilih baju mana yang kamu suka!"

"Tidak. Aku tidak mau, aku dengar kata teman aku. Butik ini harganya sangat mahal. Jadi aku tidak mau berhutang lagi dengan kamu."

"Siapa bilang hutang. Di bayar lunas malahan. Tapi bukan kamu yang bayar, aku yang akan belikan untuk kamu."

"Tapi untuk apa semua ini, Rell? Sejak tadi aku minta penjelasan kamu. Tapi tetap saja kamu tidak jujur."

"Oke, baiklah. Akan aku katakan sama kamu. Sebenarnya, aku ingin ajak kamu di pesta pertunangan adikku."

"Kenapa? Kenapa aku? Bagaimana dengan Rasya?"

"Dia tidak bisa hadir. Karena ada urusan mendadak bersama keluarganya."

"Tapi ini soal bertemu keluarga, Rell. Bagaimana nanti kalau suatu saat kamu bertemu orang tua kamu tapi bukan sama aku. Sebenarnya kekasih kamu kan Rasya. Bukan aku! Apa yang akan di katakan orang tua kamu nanti?"

"Aku yakin mama dan papa akan lupa wajah kamu nanti. Dia pasti akan anggap Rasya adalah kamu. Karena, kalian memiliki bentuk tubuh yang sama. Jadi aku yakin, pasti ini tidak akan jadi masalah. Sudahlah, ayo masuk. Tolong bantu aku kali ini, aku hanya ingin buktikan kalau aku juga bisa lebih dari Bram anak kesayangan mama dan papa itu."

"Tapi, Verrell!"

"Tidak usah tapi-tapian, jika kamu tidak mau maka kamu harus bayar semua hutang ayah kamu saat ini juga."

"Baiklah." Lagi-lagi, seorang pelayan hanya bisa menuruti perintah majikannya. Grizelle hanya bisa diam dan melakukan apa yang di perintahkan Verrell. Entah harus bahagia atau sedih ketika dia bekerja bersama Verrell. Namun, hal itu semua dia lakukan karena perbuatan ayahnya yang gila akan uang.

Grizelle masuk ke dalam butik dengan penuh keraguan. Hati yang berkecamuk dan bimbang atas hal yang dia alami saat ini. Benarkah? Atau salahkah? Grizelle tidak bisa menilai kebenaran di antara masalahnya.

"Coba kamu pakai gaun ini, pasti cantik."

Verrell memberikan gaun cantik warna putih yang terkesan sangat mewah. Grizelle hanya mengangguk dan mengambil pakaian yang di sodorkan Verrell. Setelah dia pakai, Verrell merasa sangat puas dengan hasilnya. Pilihan pertama, dan langsung pas di tubuh Grizelle. Kini Grizelle tampak lebih anggun dan sangat cantik dengan gaun yang dia kenakan juga make up yang sudah merias wajahnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, mereka berdua segera meluncur ke tempat tujuan yang tidak begitu jauh. Hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam dalam perjalanan untuk menempuh hingga sampai tujuan.

Sepanjang perjalanan, Grizelle diam seribu bahasa. Verrell pun memahami keadaan Grizelle saat ini. Tapi demi keegoisan dirinya, dia lakukan dengan penuh keyakinan kalau nanti dia pasti bisa lebih terpandang dari pada adiknya.

"Griz, ayo turun!"

Verrell mengajak Grizelle untuk turun ketika sudah sampai pada sebuah rumah yang begitu megah. Sudah banyak tamu yang datang memenuhi tempat yang di sediakan.

"Grizelle, kamu mau turun tidak?" Verrell menghampiri Griz lagi yang masih terduduk di dalam mobil.

"Oh, sudah sampai ya?"

"Belum! Ya sudahlah Grizelle. Ingat ya, nanti kamu kalau di tanya-tanya tidak perlu banyak jawab. Biar aku yang jawab saja."

"Baiklah."

Grizelle pun turun dari mobil. Seketika semua pandangan mata tertuju pada dirinya. Begitu banyak yang terpesona melihat kecantikan Grizelle kali ini. Ketika Grizelle menyadari bahwa dirinya menjadi pusat perhatian, dia bersembunyi di balik tubuh Verrell yang tinggi. Namun, Verrell langsung menggandeng tangan Grizelle untuk di ajak jalan bersama berdampingan. Grizelle pun terkejut, karena baru kali ini dia menyadari getaran tangan saat menyatu membuat jantungnya berdegup kencang. Tidak lagi khawatir dengan mata yang memandang, namun dia lebih merasakan degupan jantung saat bersama Verrell.