Chereads / Aku Bukan Boneka Ayahku / Chapter 26 - Pulang Mendatangkan Penyiksaan

Chapter 26 - Pulang Mendatangkan Penyiksaan

"Aku hanya ingin tahu saja, Grizelle."

"Yang aku tanya, apa maksud kamu bilang seperti itu tadi?"

"Karena aku mencintaimu,"

"Apa? Cinta?"

"Iya, terdengar sangat konyol bukan? Tapi untuk apa juga aku katakan ini. Karena sekarang sudah jelas kamu akan tetap pilih Verrell."

"Kiano! Tolong! Aku di sini hanya kerja. Kenapa kamu jadi seperti ini? Asal kamu tahu, aku bisa sampai di sini juga karena ayahku. Karena ayah yang sudah menjualku kembali. Tapi dengan baik Verrell memberikan aku pekerjaan sebagai pelayan ini. Aku dekat dengan Verrell karena aku melakukan tugasku sebagai pelayan dan membantunya. Tidak lebih!"

"Jadi, maksudnya kamu tidak suka dengan dia?"

Namun Grizelle terdiam sejenak.

"Griz, jawab aku?"

"Ti-tidak!" Jawabnya sedikit gugup.

"Syukurlah. Aku senang dengarnya." Tampaknya benih cinta mulai bersemi di dalam hati masing-masing. Begitu pun tentang rasa Grizelle. Memang sejak awal dekat dengan Kiano, dia sudah merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya.

"Lalu selanjutnya bagaimana?" Tanya Grizelle.

"Duh, yang sabar atuh, Neng! Hehe. Kamu mau nya kita pacaran dulu atau nikah langsung?"

Sontak perkataan itu membuat Grizelle terdiam sejenak lagi. Dia tidak tahu harus berbuat apa, sedangkan masalah dia dengan ayah yang menjualnya dengan Om Rio belum selesai.

"Tapi, bagaimana dengan Ayah? Waktu itu, Ayah sangat melarang aku untuk dekat dengan kamu."

"Kamu tenang saja kalau soal itu. Aku punya cara kok untuk menaklukkan hati ayah kamu."

"Tapi bagaimana dengan Om Rio? Jelas dia tidak tinggal diam untuk melakukan kejahatannya lagi."

"Baiklah, untuk sementara ini. Kita tidak perlu ada hubungan lagi. Sampai nanti semua masalah beres. Aku akan berusaha cari cara untuk menaklukkan hati ayah kamu terlebih dahulu. Kamu tenang saja ya."

"Baiklah. Yang penting kamu hati-hati ya? Aku tidak ingin terjadi apa-apa sama kamu."

"Iya, Grizelle."

Tidak jauh dari mereka berdiri, ada om Rio yang menyaksikan kedekatan mereka berdua.

"Sial, jadi selama ini mereka masih berhubungan? Lihat saja nanti. Awas saja!" Om Rio yang kebetulan melihat hal itu membuat dirinya sangat kesal.

***

"Verrell, seharian kamu sudah tidak makan. Kamu makan ya!" Grizelle merayu Verrell yang masih duduk termenung dekat kolam dengan membawakan makanan kesukaan Verrell. Hal itu di ketahui Novia juga. Dan Novia pun ikut merayu Verrell untuk mengambil hatinya.

"Verrell, mau aku belikan apa? Aku belikan ya!" Ucap Novia. Namun tidak mendapatkan tanggapan sama sekali.

"Verrell, ini makanannya aku letakkan di atas meja. Nanti kalau kamu mau makan, makan saja ya. Aku tinggal dulu untuk kerjakan hal lain." Grizelle meletakkan makanan di atas meja. Tiba-tiba...

Prank!!

Piring yang baru di letakkan di atas meja di singkirkan begitu saja oleh Novia.

"Makanan murahan seperti ini, jelas Verrell tidak mau. Dasar kampungan!" Ucapnya lantang dengan penuh percaya diri. Melihat makanan yang tumpah ke mana-mana, akhirnya Griz membersihkan dengan sabar. Verrell saat itu langsung menarik tangan Novia dengan keras menuju keluar rumah.

"Verrell! Lepaskan aku?"

"Pergi dari rumahku!" Dengan keras pula Verrell mendorong Novia keluar dari rumah.

"Tapi Verrell, apa salah aku?"

"Apa salah kamu bilang? Sudah jelas barusan kamu berbuat kesalahan di depan mataku. Orang seperti kamu tidak layak diperlakukan seperti manusia. Pergi!"

"Tapi bagaimana dengan pekerjaan aku? Bagaimana nanti aku bayar hutang kamu?"

"Tidak perlu kamu pikirkan lagi hal itu. Pergi!"

Novia akhirnya pergi karena kesalahannya sendiri sudah berbuat semena-mena terhadap Grizelle demi mendapatkan perhatian Verrell. Namun justru kebalikannya, Novia kini harus di usir karena sikapnya.

"Ah," tangan Grizelle terluka karena serpihan beling piring yang pecah.

"Grizelle!" Teriak Verrell ketika melihat Griz terluka. Dengan cepat pula dia hisap jari Grizelle yang terluka penuh darah. Grizelle pun ikut terharu dengan kepedulian Verrell terhadapnya.

"Kamu tidak apa-apa 'kan, Griz?"

"Aku tidak apa-apa kok. Verrell, aku ingin katakan sesuatu boleh!"

"Boleh, tapi aku juga akan sampaikan sesuatu pada kamu terlebih dahulu."

"Apa itu?"

"Maafkan aku, Griz. Lebih baik kamu keluar dari rumah ini!"

"Kenapa? Bukannya aku baru dua Minggu di sini? Bagaimana dengan sisa waktunya?"

"Tidak perlu kamu pikirkan! Sekali lagi maafkan aku."

"Tidak apa-apa kok. Sebenarnya aku juga ingin katakan ini sama kamu. Sebelumnya aku ingin minta izin sama kamu kalau aku ingin pulang satu hari jenguk ibuku. Tapi kebetulan pula kamu suruh aku pulang saja. Jadi tidak perlu minta tolong lagi."

"Iya, maafkan aku ya. Saat ini aku ingin sendiri dan tenang dulu. Aku tidak ingin ada masalah lagi."

"Baiklah. Kalau begitu mulai hari ini aku pulang ya?"

"Silakan!"

Grizelle mengemas semua bajunya dan pulang saat itu juga. Dia tidak sabar ingin ketemu ibunya. Namun di sisi lain sebenarnya dia sangat berat untuk pulang dan ketemu ayahnya.

Sampai di rumah, dengan perasaan yang was-was Grizelle masuk dalam keadaan pintu tidak terkunci. Dia mengendap bak maling. Ketika melihat semua aman, hanya ada ibu seorang dalam kamarnya. Grizelle langsung masuk dan memeluk ibunya.

"Ibu, aku rindu!"

"Griz, kamu pulang! Ya Allah. Terima kasih ya Allah. Ibu juga rindu sama kamu, Nak!" Mereka saling berpelukan.

"Kemana saja kamu selama ini, Griz. Kamu tidak apa-apa kan sayang!"

"Aku tidak apa-apa, Bu. Aku baik-baik saja kok."

"Syukurlah, Nak. Maafkan ayah kamu ya,"

"Iya, Bu. Aku maafkan ayah kok. Di mana ayah sekarang?"

"Ayah kamu sedang di luar. Dia sekarang sibuk dengan temannya."

"Apa ayah masih berjudi, Bu?"

"Ya seperti itu lah, Ibu sudah tidak bisa menasehati lagi. Itu sudah menjadi kebiasaan ayah kamu."

"Bu, kenapa Ibu tidak tinggalkan ayah saja. Bukannya ayah sudah terlalu banyak menyusahkan Ibu. Ayah juga sudah dua kali menjualku. Apa Ibu tega lihat aku sampai menikah dengan Om Rio nanti?"

"Maafkan Ibu, Griz. Ibu tidak bisa berbuat apa-apa. Ibu hanya berharap sebuah keajaiban saja dari Allah."

Ibu menundukkan kepalanya, dan sedikit meneteskan air mata mengingat semua masalah yang ada. Sebenarnya banyak rahasia yang dia simpan tentang suaminya itu. Namun, Ibu tidak ingin kalau Grizelle sampai tahu kebenarannya.

"Bu, kenapa ibu menangis!"

"Hem, ternyata kamu sudah pulang Grizelle?"

Tiba-tiba suara ayah menggelegar datang.

Harap cemas dengan kedatangan Ayah membuat Grizelle panik dan menyimpan rasa takut. Benar saja, tiba-tiba ayah menarik rambut Grizelle dan menyeretnya ke kamar mandi. Beberapa kali kepala Grizelle di masukkan dalam ember yang berisi air penuh. Membuat Grizelle kesulitan untuk bernapas.

"Ayah, hentikan! Apa yang sudah kamu lakukan!" Teriak Ibu. Ibu berusaha mencegah, namun dirinya malah terpental keluar karena dorongan Ayah yang sangat kuat.