Chereads / Gadis Pendaki / Chapter 2 - Bab 2 Masa Laluku dengannya

Chapter 2 - Bab 2 Masa Laluku dengannya

Teman-teman yang mengenal dan mengetahui hubunganku dengan Niko saat kuliah mempertanyaakan penyebab berakhirnya hubungan kami. Dan merasa tak percaya bahwa hubungan kami berakhir begitu saja dan Niko akan menikah dengan orang lain, bahkan dengan status dia yang masih seorang mahasiswa. Maklum saja, kami hampir tidak pernah bertengkar sekali pun saat bersama dulu.

Kala itu kami memasuki semester 7, di mana saatnya kami untuk terjun ke masyarakat dan menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan itu sangat membantuku untuk sejenak melupakan kepedihanku, karena ditinggalkan oleh Niko untuk menikahi wanita lain. Demi mewujudkan harapan orang tuaku untuk mampu lulus lebih cepat daripada mahasiswa seangkatanku pada umumnya di semester 7, aku pun disibukkan dengan menyusun skripsi hingga jurnal yang membantuku melupakan pahitnya kisah asmara yang telah terjalin tidak sebentar itu.

Aku pun berhasil lulus dengan IPK tertinggi, menjadi wisudawan termuda dan berhasil lulus 3,5 tahun dengan menyandang gelar Sarjana Ekonomi. Dengan keberhasilan itu, tak sedikit perusahaan yang menawariku untuk bergabung di perusahaan mereka. Di antara banyak tawaran yang datang kepadaku, akhirnya aku menjatuhkan pilihan di perusahaanku bekerja saat ini.

Kembali ke kisahku dengan Niko yang berakhir saat itu. Setelah sekitar 1 tahun lulus dan selama itu pula aku tak pernah berhubungan lagi dengan Niko, salah satu teman Niko yang bekerja di perusahaan rekananku bercerita tentang Niko, bahwa selama ini Niko tidak pernah mencintai wanita lain selain diriku. Mendengar hal itu, aku pun merasa malas dan tak percaya mendengarkan itu semua. Terlebih dia adalah teman Niko dan pasti akan berpihak kepadanya, apa pun yang telah ia lakukan terhadapku.

Namun, aku tetap mencoba mendengarkannya mengingat bahwa aku harus tetap menjaga hubunganku dengannya, demi urusan pekerjaan yang masih perlu terjalin dengan baik. Dari situ aku baru mengetahui bahwa Niko terpaksa setuju untuk menikah dengan wanita yang bahkan baru ditemuinya sekali itu, karena permintaan Ayahnya yang tengah sakit keras.

Memang selama kami menjalin hubungan, Niko belum pernah mengenalkan kukepada keluarganya, pun dengan aku sendiri yang belum pernah memperkenalkannya pada orang tuaku. Aku belum pernah memperkenalkan Niko kepada keluargaku. Alasannya adalah bahwa masing-masing keluarga kami tidak mengizinkan kami berpacaran sebelum lulus kuliah, meskipun ayah dan ibuku selama kuliah pun berpacaran. Aku pun menuruti permintaan ayah dan ibuku saat itu, karena aku tak mengetahui kenyataan bahwa sebenarnya mereka sendiri sempat berpacaran selama kuliah.

Aku baru mengetahui kenyataan tersebut setelah acara perayaan wisudaku. Malam itu ayah dan bunda mengaku bahwa selama ini mereka menyembunyikannya dariku agar aku bisa berkonsentrasi pada pendidikan yang ku jalani.

Niko terpaksa menyetujui permintaan ayahnya untuk menikah dengan gadis pilihan orang tuanya, karena ayah Niko yang saat itu sakit keras. Gadis itu adalah anak gadis dari rekan ayahnya. Bukan tanpa alasan ayahnya meminta hal itu dari Niko, karena ternyata selama ini secara diam-diam gadis itu jatuh hati kepada Niko tanpa Niko ketahui sebelumnya.

Gadis itu meminta ayahnya yang selama ini sering membantu keluarga Niko mulai dari mempekerjakan ayah Niko di perusahaan ayah gadis itu sampai meminjamkan uang k tanpa bunga dan tanpa batas waktu untuk membayar hutang kepada para lintah darat sekali pun.

Niko sudah sempat menolak permintaan ayahnya dan menceritakan tentang hubungan kami kepadanya. Namun, ayah Niko masih tetap memohon pengertian dan bantuan dari Niko. Dengan sangat berat hati dan mengingat kesehatan ayahnya yang kian tak stabil dan semakin memburuk, Niko pun terpaksa menyetujui permintaan ayahnya tersebut.

Meskipun telah dijelaskan oleh temannya Niko itu, aku tidak lagi ingin berhubungan dengannya. Rasa takut untuk kehilangan dan ditinggalkan kembali muncul dibenakku. Bukan tanpa alasan, tapi setelah berhasil move on, berat rasanya jika harus mengenang kisah pahit itu kembali. Aku hanya berharap, ke depan Tuhan akan memberikan dan mempertemukanku dengan pilihan terbaiknya.

Sebenarnya teman Niko, panggil saja namanya Kinan bercerita juga bahwa selama ini Niko berusaha menghubungiku. Namun, Niko selalu gagal. Tak heran itu terjadi, karena nomor ponsel yang dia tahu sudah kuganti. Selain itu, sosial media yang memblokir akun Niko juga menjadi alasan mengapa selama ini dia tidak berhasil menghubungiku.

Kinan pun bercerita bahwa rencana pernikahan Niko akhirnya tidak terjadi dilaksanakan. Pasalnya tak lama setelah Niko dan calon istrinya menyelenggarakan pertunangan, ada seorang pria yang mengaku ayah dari bayi yang dikandung si calon pengantin perempuan. Mengetahui hal itu, Niko segera ambil tindakan untuk meminta penjelasan bahkan mengancam si calon pengantin untuk datang ke rumah sakit untuk membuktikannya.

Dengan penuh ketakutan dan kebingunan, wanita itu pun mengakui semuanya dan terpaksa menerima kenyataan bahwa ia harus mengubur harapannya untuk dapat menjadi pengantin sekaligus istri Niko. Dengan alasan tersebut, keluarga Niko terutama sang ayah menerima keputusan Niko untuk menggagalkan rencana pernikahannya.

Sebenarnya, keluarga besar wanita itu sudah mengetahui rahasia tersebut sejak awal. Namun, mereka sengaja menutupinya dengan menjadikan Niko sebagai menantu keluarga mereka dan berharap kebusukan anaknya tertutup dan keluarganya tidak akan menanggung malu. Pasalnya, ayah dari bayi yang dikandung wanita itu adalah seorang pengangguran, terkenal sebagai preman dan hanya lulusan Sekolah Dasar (SD).

Mengingat bahwa keluarga si wanita tersebut adalah keluarga kaya dan disegani di kalangan masyarakat, membuat mereka merasa malu jika menjadikan ayah bayi wanita itu sebagai menantu keluarganya.

Mendengar semua cerita itu dari Kinan, rasanya seperti sedang menonton sinetron, tapi aku sendirilah pasangan tokoh utama tersebut. Masuk akal memang mendengar keseluruhan cerita tentang pernikahan Niko yang gagal itu dari Kinan. Mengingat sifat Niko yang kukenal lembut, setia dan penuh perhatian hingga mengesampingkan kepentingan pribadinya.

Entah apa yang kurasakan saat itu. Antara senang karena tahu bahwa memang Niko selama ini tak selingkuh di belakangku, sedih karena aku tak mengetahuinya lebih awal, bahkan merasa lega karena Niko tidak jadi bersama wanita pendusta itu. "Tapi sudahlah, setidaknya jika memang Tuhan mempertemukan kami kembali, aku tak akan menghindar lagi," pikirku saat itu.

Setelah banyak bercerita tentang masa lalu, aku dan Kinan akhirnya bersepakat untuk berpisah dan akan melanjutkan kerja sama perusahaan kami. Dan aku pun tidak ingin Kinan bercerita tentang pertemuan kami kepada Niko. Bukan tanpa alasan, pasalnya jika Niko tahu kami sudah bertemu, aku takut hatiku akan goyah. Padahal, rasa sakit dan takut kehilangan di hatiku belum lama terobati.

Namun, malam itu Tuhan menjawab kegelisahanku saat itu. Mungkin Tuhan ingin aku berdamai dengan masa lalu. Bahkan mungkin juga Tuhan ingin aku segera mengakhiri masa lajangku. "Ah, apalah yang kupikirkan malam-malam begini. Semakin malam semakin ngelantur."

Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan angka sebelas, segera aku mematikan lampu kamar dan menarik selimut motif beruang yang selalu setia menemani tidurku. Sepertinya malam ini aku akan tidur nyenyak dan mimpi indah.