Chereads / Golden Woman / Chapter 8 - Undangan

Chapter 8 - Undangan

Pikiran Jerry terus melayang pada kejadian di klub sore itu. Masih tidak menyangka Sora sudah memiliki penggantinya. Hubungan mereka berkahir belum lama, tetapi Sora sudah membuktikan janjinya. Dihari perpisahan itu Sora akan membuktikan pada Jerry--bahwa dia mampu memikat lelaki dengan penampilan apa adanya.

Jerry melangkah pelan memasuki rumahnya. Entah kenapa tiba-tiba langkahnya terhenti di ruang tengah.

"Yolanda?" seru Jerry tidak kedip melihat kekasih hati tengah berbincang bersama kedua orang tuanya.

Yolanda dan kedua orang tua Jerry tersenyum menyambut kedatangan orang yang mereka nantikan.

"Jerry! Cepat kemari"! Tuan Hada meminta putranya untuk berbincang bersama.

kedatangan Yolanda membawa angin segar dan suasana baru bagi Jerry dan keluarga. Tuan Hada merasa bangga karena putranya sudah memilih pacar sesuai kriteria yang mereka sukai. Tidak seperti sebelumnya saat Jerry berhubungan dengan Sora.

"Bagus Jerry. Ayah sangat suka dengan pacar barumu. Yolanda adalah wanita baik, cantik, dan tentunya kaya raya. Keputusanmu sangat tepat mencampakan wanita miskin itu," ucap Tuan Hada di hadapan Yolanda.

"Terima kasih Tante, Om. Sebenarnya kedatangan saya hanya ingin mengundang Jerry untuk menghadiri wedding anniversary kedua orang tua saya. Om, dan Tante datang juga ya?" pinta Yolanda ramah.

"Tentu saja kita pasti datang," balas Tuan Hada dan istrinya bersamaan.

Setelah cukup berbincang Tuan Hada dan istrinya memberi privasi untuk Jerry dan Yolanda. Kini mereka di dalam kamar sederhana. Sebenarnya keluarga Jerry bukan orang kaya. Tetapi bila dibandingkan dengan keadaan keluarga Sora, kedua orang tua Jerry lebih ada.

"Sore ini aku bertemu dengan Sora. Dia membawa pacar baru," jelas Jerry mengungkapkan kegundahannya.

"Pacar? Apa ada lelaki yang mau pacaran sama dia?" Yolanda masih tidak percaya dengan ucapan Jerry barusan.

"Aku juga tidak percaya, tetapi aku melihat dengan mata ini." Lagi dan lagi ingatan Jerry melayang.

"Aku jadi penasaran. Apa pacarnya tampan? Bagaimana menurutmu?" tanya Yolanda balik.

"Um ... Men-menurutku ... Biasa saja. Bagaimanapun aku lebih baik dari pada pacar barunya." Jerry berbangga diri menurutnya dia lebih tampan dari Daniel.

"Tapi aku masih ragu. Bagaimana bisa ada lelaki yang menyukai Sora. Kau juga tahu sendiri penampilan Sora seperti apa? Tidakkah  curiga? Mungkin saja hanya sandiwara?"

"Mungkin saja lelaki itu hanya mengaku sebagai pacar Sora. Agak aneh juga kalau lelaki tampan terpikat pada wanita berantakan seperti Sora." Jerry membenarkan ucapan wanitanya.

Yolanda memang perempuan yang memiliki insting dan pemikiran yang tajam. Untuk membuktikan benar atau tidaknya Sora pacaran. Mereka memutuskan mengundang Sora dan Daniel ke ulang tahun pernikahan kedua orang tua Yolanda.

~~~

Pagi sekali Candy sudah buat isi rumah tegang. Sora hendak bersiap ke tempat kerja harus menelan kejengkelan atas sikap bibinya itu.

Candy meminta Sora untuk datang lagi ke klub sebagai wanita penghibur. Tentu saja permintaan seperti itu ditolak tanpa harus mempertimbangkan.

"Mereka akan membayar mahal jika kau melayani mereka seperti waktu itu. Bibi tidak ingin penolakan lagi! Mereka orang kaya, jadi jangan pernah kecewakan keinginan mereka. Paham!" ucap Candy menekan.

Rudy yang kebetulan masih ada di rumah menolak permintaan itu.

"Tidak bisa! Sora tidak boleh datang lagi ke klub. Aku tidak akan mengijinkan!" Baru kali ini Rudy ucapannya lebih tinggi dari istrinya. Sebelumnya dia mengiyakan tanpa melawan.

"Emang kenapa kalau Sora bekerja di klub? Jadi perempuan penghibur penghasilannya besar tidak seperti kamu! Duit kamu saja tidak cukup buat beli skincare! Berani melarang. Emang kamu siapa hah!" Wajah Candy merah padam emosi sudah meluap hingga tak tertahan lagi.

Sora yang menyaksikan Pertengkaran paman dan bibinya, merasa tidak enak hati. Karenanya mereka harus berdebat setiap hari.

"Kalian jangan bertengkar!" teriak Sora membuat Candy dan Rudy terdiam seketika.

"Bibi Candy. Walaupun aku bekerja di bagaian keuangan kecil, pekerjaan itu sudah membayarku lebih dari cukup. Jadi aku tidak akan bekerja di klub atau pun jadi wanita penghibur seperti yang Bibi mau. Jika Bibi tetap bersih keras memaksa, maka mulai detik ini  aku akan pergi dari rumah ini!"

Akhirnya Sora bisa menegaskan diri. Masalah ini tidak ada penyelesainnya. Maka jalan satu-satunya ke luar dari rumah.

Candy mendekati Sora, lantas menarik rambut ikal Sora tanpa ampun. Sora berusaha menahan tetapi Candy terus menyakitinya.

"Apa yang kamu bilang? Ke luar dari rumah ini? Jangan mimpi! Lebih baik turuti apa kata Bibi, ingat ya Sora. Aku dan pamanmu sudah membesarkan kamu selama ini, ketika kau sudah bisa mencari uang sendiri seenaknya ingin meninggalkan!"

"Candy hentikan! Aku akan melaporkan kamu ke polisi jika terus menyakiti Sora!" ancam Rudy sukses menghentikan Candy.

Candy berbalik menatap tajam pada suaminya yang sudah berani membuat ancaman.

"Laporkan saja! Aku akan bicara pada mereka. Kaulah pemimpinnya!"

Rudy menggeleng tak percaya atas sikap keras istrinya itu.  Andai saja dia tahu dari awal sifat Candy. Pastinya Rudy tidak mungkin menikahinya. Rudy menyesal atas kehidupan yang dia ambil.

Saat keduanya tengah bersih tegang, Sora memanfaatkan situasi itu. Dengan langkah cepat Sora pergi meninggalkan pertengkaran yang tidak berujung.

Akhirnya Sora bisa lolos dari kekejaman Candy. Saat ini dia sudah berada di depan gedung MG grup. Sebelum masuk loby Sora merapihkan rambut ikalnya menyisir dengan lima jari. Tanpa ia duga Yolanda datang menghampiri.

"Kamu memang beda Sora. Bagaimana bisa merapihkan rambut seperti itu? Lucu sekali. Pelet apa yang kamu gunakan hingga ada lelaki mau jadi pacar palsumu?" ucap Yolanda terkesan sinis.

Sora berusaha mengatur emosi, belum lima menit terbebas dari kekerasan bibinya, sekarang harus berhadapan dengan wanita menyebalkan. Apa hidupnya sudah digariskan seperti itu? Mengapa tidak sehari saja bahagia.

"Apa sih mau Ibu direktur? Saya memang apa adanya, jari-jari saya ini bisa melakukan berbagai macam pekerjaan. Mengetik, membuat laporan untuk bapak manager, maka banyak, dan menyisir seperti tadi, masih banyak lagi keahlian dari jari-jari saya ini," balas Sora memasang wajah senyum yang dipaksakan.

Sora tidak bisa marah atau membalas dengan ucapan kasar. Dia masih menghargai Yolanda sebagai direktur perusahaan, walau kadang mengesalkan.

Yolanda memang selalu mencari perkara, jika tidak menyukai seseorang, salah satunya Sora. Mungkin hanya karena Sora pernah pacaran dengan Jerry. Tetapi bukankah sebaliknya Sora yang seharusnya membencinya, sebab Yolanda sudah merebut Jerry.

Yolanda terkekeh sebagai tanggapan. "Oke saya akui itu. Kamu memang handal Sora. Oh iya kenapa datang sendiri? Apa pacar barumu tidak mengantar?"

Teg!

Rasanya pertanyaan itu membuat jantung Sora terpukul hebat. Bagaimana bisa wanita licik ini tahu. Pasti ulah Jerry, Sora sudah bisa menebaknya.

"Maaf, tapi itu bukan urusan Ibu direktur. Mau saya jalan kaki, sendiri tanpa pacar, mau pacar saya jemput saya pake gerobak, semua itu pribadi saya. Tolong jangan pertanyakan itu lagi."

"Akh ... Lega, akhirnya aku bisa menegaskan," jerit Sora dalam benaknya.

"Kenapa tidak boleh? Jangan salahpaham dulu. Saya hanya ingin memberikan ini." Yolanda menyodorkan dua kartu undangan pada Sora.

"Apa ini?"

"Datang lah ke pesta wedding anniversary orang tua saya. Ajak pacar barumu itu, oh iya kau harus bersyukur di undang. Seharusnya pegawai sepertimu tidak masuk dalam list. Karena mantan pacarmu yang baik hati, dan masih mengingatmu."

Yolanda selalu bisa membuat hati Sora tertohok atas semua ucapannya.

"Wanita licik," umpat Sora gemas.i.