Pertemuan dengan Tuan Hada dan istrinya mengingatkan kembali masa lalu yang menyesakan saat menjadi pacar Jerry. Tuan Hada adalah ayah kandung Jerry. Semasa hubungan itu Sora banyak melalui hal yang menyakitikan. Seperti waktu itu Sora pernah mengirimkan makanan yang dibuat olehnya sendiri untuk Tuan Hada.
Waktu itu Sora diberitahu ulang tahun Tuan Hada oleh Jerry. Tentu saja Sora yang polos dan baik hati itu membuatkan kue dengan tangannya sendiri. Namun kenyataan pahit harus dilalui olehnya. Kue tersebut dibuang di depan mata Sora.
Bukan hanya pemberian Sora yang di tolak, ejekan dan makian harus ia terima di depan umum, karena memang saat itu Sora berada di depan loby perusahaan --tempat Tuan Hada bekerja. Saat itulah Sora trauma membuat sesuatu untuk orang lain. Karena tidak ingin Jerry kecewa terpaksa Sora memendam masalah itu sendiri, sampai hubungan mereka berakhir cerita itu tetaplah menjadi rahasianya. Tetapi, apa mungkin Jerry tidak tahu kelakukan ayahnya pada Sora? Sepertinya Jerry juga tahu hanya saja saat itu dia terlalu sibuk bermesraan dengan Yolanda.
Hah ...
Sora berusaha mengatur napas untuk mengusir ketegangan. Dia sadar telah membuat sahabatnya dan Daniel cemas.
"Aku mau cari udara segar," ucap Sora lantas meninggalkan semuanya, dan Tuan Hada.
"Perempuan miskin itu, masih tidak berubah. Dia masih tidak menarik. Mataku tidak dapat dibohongi sekalipun dia berdadan seperti itu." Tuan Hada terkekeh menatap punggung kecil Sora yang mulai menjauh.
Perkataan Tuan Hada sampai ditelinga Daniel dan Zaskia. Tentu saja keduanya tidak setuju atas ucapan itu.
"Anda pikir merendahkan orang lain membuat anda menang?" Daniel menyeringai lantas menyambung ucapannya, "Bersiap saja menerima kekalahan, sekalipun anda kaya tidak seharusnya merendahkan orang lain. Tidak heran sih, hanya manusia tidak bermoral yang memiliki pandangan seperti itu terhadap orang lain."
Daniel membalas ucapan Tuan Hada yang merendahkan Sora. Puas meluapkan segalanya Daniel pergi begitu saja bersama Zaskia. Mereka berdua mencari Sora yang katanya mencari udara segar. Tapi apa benar Sora pergi dari pesta orang kaya itu?
Setelah berputar-putar mencari Sora, Daniel dan Zaskia bertemu lagi di tempat semula.
"Bagaimana tidak ketemu juga?" tanya Daniel menatap cemas pada Zaskia.
Zaskia menggeleng cepat. "Belum ketemu juga. Aku cemas sekali."
"Aku juga snagat cemas. Kemana perginya dia?" Daniel memutar otaknya mengingat tempat yang akan disinggahi Sora.
"Kita harus cari di dalam! Aku merasa dia sembunyi di sana, kita harus berpencar mencari setiap sudut." Daniel memiliki ide, dugaannya Sora masih ada di tengah pesta.
Zaskia menuruti semua ucapan Daniel tanpa protes, entah mengapa Zaskia merasa Daniel itu bisa diandalkan. Selain tampan, dan cerdik dia juga sangat tangguh. Walaupun tidak menunjukan kemampuan itu tetap saja semua kelebihan Daniel dapat dirasakan Zaskia.
Mereka berdua kembali ketengah pesta. Zaskia mencari di area dekat meja makan, sedangkan Daniel menelusuri pojokan, dan berakhir di pinggir kolam renang.
Mengejutkannya Sora berdiri membelakangi. Entah apa yang dia perbuat sehingga berdiam diri tanpa menoleh walaupun Daniel memanggil.
"Sora apa itu kau?"
Daniel melangkah mendekati sampai berdiri di belakang wanita itu.
"Sora apa kau baik-baik saja? Kau menangis? Aku dan Zaskia mencemaskan kamu," ucap Daniel masih berdiri di belakang Sora.
Dua bahu kecil itu bergetar tanpa menoleh. Perasaan Daniel makin tak karuan. Pikirnya keadaan Sora sangat menyedihkan.
"Sora! Jangan menangis seperti ini? Tolonglah lihat aku!" Daniel menggapai bahu Sora lantas membalikan tubuh kecil itu sampai menghadapnya.
"Sora ...?" Daniel shock melihat kenyataan di depan mata, ternyata tidak sesuai ekspektasinya.
Bukan kesedihan atau isak tangis dari wanita aneh itu, melainkan kengerian yang sudah dibayangkan sebelumnya. Beraneka ragam kue dan cake memenuhi piring ditangan Sora. Jadi sebelumnya Sora tidak menangis tetapi makan kue-kue itu. Rupanya tebakan Daniel kurang tepat.
"Kak-kamu ... tidak menangis? Jadi dari tadi kamu makan seperti ini?" Bibir Daniel terbuka sampai membentuk lingkaran.
"Maaf, siapa yang menangis ya?" Sora balik bertanya dengan ekspresi datar.
Astaga!
Daniel sampai tidak habis pikir melihat kelakuan Sora. Pada saat itu juga Zaskia datang bergabung.
"Sora! Akhirnya kamu ketemu juga! Syukurlah aku hampir sesak memikirkan kamu!" Zaskia menarik napas dalam setelah tegang beberapa saat lalu.
"Kenapa kalian mencari aku? Bukannya aku sudah bilang akan mencari udara segar." Wajah polos Sora membuat Daniel gemas. Bisa-bisanya wanita itu berbicara santai seolah tidak pernah terjadi apapun.
"Kami sangat cemas. Aku tidak tahu masalah apa yang kamu hadapi dengan Tuan itu? Tetapi kamu tidak harus menyembunyikan masalahmu dari kami Sora. Aku tahu perasaan kamu saat itu. Maka jangan berusaha menghindar. Apa kamu paham?" jelas Daniel, tegas dan penuh perhatian.
"Kalian salahpaham. Aku baik-baik saja ko. Lihat ini aku sedang makan! Apa kalian sudah mencicipi hidangan? Sebaiknya kalian harus makan sekarang! Karena semua hidangan orang kaya enak-enak," ucap Sora bahagia tetap saja matanya tidak dapat berbohong. Dia memasukan cake sekaligus hingga memenuhi mulutnya.
"Bukankah sudahku beritahu! Tidak boleh makan banyak seperti ini! Ingat di sini ada mantanmu! Apa kamu lupa itu hah?" Daniel berkacak pinggang setelah menyadari Sora makan banyak seperti biasa. Tak habis pikir cara pikir wanita itu.
Tidak heran lagi bagi Zaskia melihat Sora melakukan hal aneh. Dia hanya berharap Sora mau mendengarkan ucapan Daniel.
Untuk mencegah Sora makan banyak Daniel merebut piring yang masih menyisakan beberapa kue dan cake itu ditangan Sora. Tentu saja pemiliknya mendelik kaget.
"Yah! Kenapa diambil? Kembalikan kueku!" Sora hendak merebut piring itu lagi namun Daniel tidak mungkin memberinya dengan mudah.
Sora mendengus sebal upayanya sia-sia karena tinggi tubuh Daniel tidak bisa dibayangkan. Lelaki tampan pemilik dimples itu sangat tinggi. Sora begitu kesusahan menggapainya.
Akhirnya Sora menyerah.
"Kamu boleh menyita kue itu, tetapi tidak bisa menyita seluruh hidangan di dalam sana. Silahkan miliki piringnya aku bisa mengambil lagi, permisi!" Sora benar-benar sudah kehilangan akal sehat. Begitulah jika sedang emosi bawaannya lapar terus.
Ketika Sora hendak melangkah meninggalkan tiba-tiba saja Jerry, Yolanda dan Tuan Hada datang tepat di depan Sora.
Refleks Sora mundur beberapa langkah. "Kenapa kalian datang bersamaan? Jangan bilang kalian akan menggangguku?"
"Sora! Kita harus bicara sebentar!" pinta Jerry melangkah hendak mendekati Sora.
"Tidak ada yang harus kita bahas! Aku ingin kau meninggalkan aku!" sora memunggungi Jerry lantas melangkah cepat tanpa menoleh lagi.
"Sora tunggu!" Jerry tidak patahan semangat, dia mengejar dan tangannya menggapai punggung Sora.
Yupz lelaki dengan ketinggian 180 centi meter itu, dan tangannya yang panjang berhasil menarik gaun merah terang yang melindungi tubuh Sora. Dalam sekejap gaun tersebut robek akibat tarikan tersebut.
Sora membeku ditempat, begitu juga Jerry sang pelaku. Dan tidak beda jauh dengan Semuanya termasuk tamu undangan yang hadir.
Beberapa orang tidak menyadari gambar di punggung mulus itu, tetapi mata jeli Tuan Hada dan Daniel bisa melihat tato tersebut walau masih samar.
"Astaga! Tatonya?" Sora terkesiap setelah sadar. Mengedarkan tatapannya ke setiap orang yang ada.
"Bagaimana ini? Hidupku pasti berakhir," jerit Sora dalam hati.
Tidak ada yang bisa ia perbuat. Kakinya terasa berat untuk melangkah. Ia berharap semoga saja lenyap dari tatapan semua orang. Sora tidak dapat menahan malu, dia menunduk tanpa meninggalkan semuanya. Saat itulah Daniel datang setelah membuka jasnya.
Punggung yang terekpos itu sudah aman tertutup jas. Daniel mendekap dua bahu Sora lantas mengajaknya pergi.
"Mari kita pergi."
Daniel membawa Sora tanpa masalah. Tanpa ia sadari Tuan Hada menatap sampai Sora lenyap dari pandangannya.
"Perempuan itu rupanya?" Tuan Hada tersenyum sebelumnya dia memang mencari tato bergambar King Cobra Twists The House. Entah apa hubungannya dengan tato King Cobra tersebut.