Daniel membawa pulang Sora ke rumah Zaskia dengan selamat tanpa kekurangan apapun..
"Sudah kenyang?"tanya Daniel.
"Um ... Lumayan. Kenapa kamu selalu menanyakan keadaan perutku?"
"Suka saja. Oh iya, jasnya jangan sampai hilang atau robek. Kembalikan besok setelah dibersihkan."
"Baiklah. Sepertinya kamu sangat menyayangi jas ini. Mungkinkah pemberian orang yang spesial?" pertanyaan Sora mulai kemana-mana.
"Bukan. Tidak ada yang spesial. Jas itu harganya 200 won!"
"What? 200 won? Berarti itu sama saja dengan dua juta lebih? Semahal itu?" Sora menelan ludah. Baru kali ini memakai jas seharga dua juta lebih.
"Aku membelinya saat tinggal di Seoul. Apa pakaian ini memberatkan kamu?" tanya Daniel penasaran dengan penilaian Sora setelah memakai jas semahal itu.
"Bukan memberatkan tetapi ... Hanya saja bagaimana mencucinya. Haruskah aku bawa ke laundry?"
"Terserah kamu saja," balas Daniel sudah lelah dengan berbagai pertanyaan wanita satu ini.
~~~
Akhirnya misi kali ini hampir selesai. Daniel lega karena sudah menemukan Putri Fadilla. Tidak menyangka selama ini wanita yang dicari tidak jauh darinya. Hampir saja salah sasaran menempatkan Zaskia sebagai golden woman.
Entah dengan cara apa Fatir muncul dari balik pintu. nampaknya Daniel tidak terkejut mungkin sudah terbiasa kedatangan Fatir.
Tanpa diminta Fatir menyamankan diri di sofa. Setelah Daniel memintanya masuk. Sementara ada di tanah air Daniel menyewa apartemen yang cukup jauh dari keramaian kota. Walaupun begitu dia jarang tidur di apartemennya sebab tuntutan pekerjaan yang mengharuskan mengamati golden woman.
Sepertinya malam ini tetap sama seperti malam sebelumnya. Karena status golden woman sudah terkonfirmasi Daniel harus waspada dari orang-orang yang menginginkan wanita emas tersebut.
"Mereka mulai tahu dan bergerak. Kamu harus gerak cepat juga Mr. Kim," pinta Fatir tegas.
Dua kaleng bir tersaji di meja kaca. Sebelum membahasnya ia lebih dulu membuka penutup kaleng lalu menyeruput dengan khidmat.
"Rupanya mereka cepat juga," balas Daniel kemudian meremas kaleng tersebut sampai penyok.
"Kamu sudah tahu dari awal. Kenapa membiarkan bedebah itu mengintai? Kamu bisa saja mengurung, atau melenyapkannya."
Daniel menggeleng lantas melempar kaleng penyok ketempat tong sampah dengan tepat.
"Tidak. Itu bukan tujuanku. Aku memiliki rencana maka dari itu aku biarkan mereka mengintaiku."
"Baiklah aku percaya dengan kemampuanmu. Jangan lupa janjimu untuk membantuku." Fatir mengedip.
"Oke aku akan menepatinya. Jangan kuatir," ujar Daniel dapat dipercaya.
"Hei Daniel! Aku memiliki informasi lain lagi. Tetapi masih menyangkut Golden woman. Orangku berhasil melacak seseorang yang ingin mendapatkan perempuan emas itu." Rupanya Fatir mendapatkan info itu dari informannya. Sayangnya profil orang tersebut belum lengkap maka dari itu Fatir meminta agar Daniel bersabar.
Di tengah perbincangan tiba-tiba saja Fatir memerhatikan bentuk tubuh Daniel yang terlihat agak berisi.
"Akhir-akhir ini kamu makan apa? Berat badanmu sepertinya bertambah?"
Daniel melirik tubuhnya sendiri karena ucapan Fatir.
"Oh tubuhku. Semuanya karena dia. Akhir-akhir ini aku sering makan malam dengan seseorang."
Memang sejak bertemu Sora, Daniel selalu makan malam. Pola makannya jadi tidak teratur. Maka dari itu ada kenaikan Berat badan, hanya saja dia tidak menyadari.
"Aku penasaran siapa seseorang yang dimaksud? Boleh aku tahu?" pinta Fatir penasaran.
"Wanita itu. Wanita yang kita cari."
"Oh jadi Putri Fadilla? Sepertinya kalian cukup dekat." Fatir selalu menerka walaupun Daniel belum menjelaskan semuanya.
"Tidak juga. Mendadak kami bertemu dalam situasi yang tidak memungkinkan. Sekarang namanya Sora Soranca. Sepertinya dia sengaja menyembunyikan status aslinya. Entah itu karena tato tersebut atau ada hal lain yang tidak bisa ia katakan. Jika kamu mengenalnya, dia terlihat konyol, imut dan menggemaskan." Pikir Daniel melayang saat bersama Sora siang ini. Daniel mengulum senyum bila mengingat hari-hari dengan Sora.
Fatir mendekati wajah Daniel. Memastikan rekannya tidak memiliki gangguan mental setelah pola makannya tidak teratur.
"Kamu menyukainya?" celetuk Fatir sukses membuat akal sehat Daniel kembali.
"Siapa bilang?"
"Aku barusan!" balas Fatir singkat.
Daniel berdecak. "Aku tahu tadi kamu yang ngomong. Tolong jangan berpikir seperti itu."
"Tadi aku melihatmu cengengesan sendiri. Syukurlah kalau tidak ada perasaan. Aku hanya mencemaskan kamu berbahaya jika sampai menyukai target ataupun klien." Fatir mengingatkan rekan kerjanya itu agar lebih berhati-hati selama menjalankan misi penting.
"Aku juga tahu, tenang saja."
"Hei Daniel! Kapan wanita emas itu di kirim? Klien tahu kamu sudah berhasil menemukannya. Lebih baik dipercepat agar kita bisa pulang ke seoul."
Tiba-tiba Fatir mengingatkan Daniel tentang permintaan klien yang menginginkan wanita emas. Daniel terdiam untuk sesaat mengingat Sora yang polos, dan manis. Harus diserahkan pada kliennya.
Daniel menyayangkan semua itu. Tidak pernah terpikir bakal seperti ini. Kedekatannya dengan Sora memberatkan untuk mempercepat pekerjaan, sekalipun Fatir mengingatkan kota kelahiran. Ya, Daniel Kim datang ke tanah air karena misi ini.
Jika Daniel tidak yakin meneruskan misinya berbeda lagi dengan Jerry yang diminta oleh ayahnya untuk merebut hati Sora. Dari kecil hingga dewasa tidak sekalipun Jerry membantah keinginan kedua orang tuanya termasuk wanita yang akan ia nikahi. Kini rencana sudah berubah sejak tahu Sora memiliki sesuatu yang harus didapatkan.
Drt....
Getar Smartphone dalam saku celana Daniel di pagi hari yang mengharuskan menerima panggilan tersebut dalam keadaaan apapun. Tangan kanannya menaikan cangkir kopi yang tengah mengepul, dan tangan kiri mendekatkan layar Smartphone ke pendengaran.
Terdengar suara perempuan tidak asing di sebrang telepon meminta tolong agar Daniel secepatnya datang ke lokasi yang dimaksud.
Hampir saja kopi itu tumpah saat terdengar jeritan Sora di tengah panggilan.
"Sora apa yang terjadi?" Meletakan cangkir kopinya, kemudian bergegas meninggalkan kafe tersebut yang menjadi tempat sarapan pagi Daniel.
Perasaan Daniel bercampur aduk. Pikirnya Sora dalam bahaya, sebab ia tahu orang-orang aneh itu sudah mengetahui status golden Woman. Entah bagaimana Daniel bisa mendapatkan motor bebek jadul.
Kekuatan motor bebek tidak sebanding dengan kerasnya tekad pemakai untuk secepatnya sampai tujuan. Walaupun begitu Daniel berhasil melajukan sesuai harapannya.
Lantas apa yang terjadi pada Sora?
Sora menjerit bukan karena ada bahaya atau orang yang ingin mencelakainya. Namun, di depannya Jerry tengah berlutut, memohon agar Sora kembali padanya.
"Kamu minta aku pacaran sama kamu lagi setelah aku di campakkan? Jangan bermimpi!" Sora mundur beberapa langkah tetapi Jerry mengikutinya bahkan memegang dua kaki Sora, tentu saja perbuatannya membuat Sora jejeritan.
"Lepaskan aku! Tiba-tiba seperti ini?" teriak Sora menepis tangan Jerry di kakinya.
"Sora ... Aku serius! Setelah aku pikir-pikir kamu satu-satunya perempuan baik yang menjadi pacarku. Kembalilah Sora! Aku janji tidak akan mengkhianati kamu lagi!"
"Tidak mau!" Tolak Sora meninggikan intonasi suaranya. Tanpa dia sadari Daniel sudah menepikan motor bebeknya di tepi jalan.
"Hei! Apa yang kau lakukan!" Daniel berjalan cepat mendekati, lantas menarik kemeja tipis Jerry, melemparnya hingga Jerry jatuh ke aspal.
"Jangan konyol! Kau melakukan apa pada wanitaku!"
Jerry langsung terhenyak jelas sekali Daniel menegaskan Sora wanitanya.