Dua perempuan dengan usia yang sama tengah mematung di halte bus. Rupanya itu Sora dan Zaskia sedang menunggu kedatangan Daniel Kim.
Sebuah mobil mewah dengan warna kuning terang menepi tepat di samping mereka. Pemilik mobil menurunkan kaca, nampak wajah lelaki tampan dipenuhi rambut halus yang baru tumbuh sekitar dagu.
Lelaki itu terus menatap Sora. Mungkinkah lelaki tersebut mengenalnya?
"Perempuan gaun merah itu sepertinya tidak asing?" gumam lelaki tersebut tak ingin melepaskan tatapannya.
Sora merasa diperhatikan. Sampai akhirnya dia melirik lelaki tersebut, dan sungguh mengejutkan sekali nyatanya dia mengenal wajah itu. Mana mungkin Sora melupakan kejadian saat di tengah night klub. Orang itu teman Jerry yang memaksa melayaninya saat Sora bekerja sebagai wanita penghibur.
"Gawat. Kenapa orang itu bisa di sini?" Repleks Sora membalikan tubuhnya sampai membelakangi pemilik mobil mewah itu.
Rupanya keanehan Sora diperhatikan Zaskia.
"Kenapa dia seperti itu?" ucap Zaskia dalam hati.
Zaskia terus memerhatikan sahabatnya, syukurlah dia cepat menyadari situasinya.
"Lelaki di mobil itu memang aneh. Apa dia sedang memerhatikan Sora?" terka Zaskia dalam benaknya.
Zaskia akhirnya mengerti, kenapa Sora bersikap seperti itu. Terlebih Sora menunjukan ketakutan yang berusaha disembunyikan
"Astaga apa yang harus aku lakukan? Abang gans kemana sih? Lama banget," gerutu Sora semakin tidak enak hati. Berharap kedatangan Daniel.
"Hei Sora! Apa kamu mengenalnya?" Akhirnya Zaskia bertanya.
Sora menempelkan telunjuk ke atas bibirnya sendiri.
"Shut! Jangan keras-keras. Nanti dia dengar. Zas, kita harus tinggalkan tempat ini sebelum orang aneh mendekati kita," pinta Sora pelan.
Zaskia menghela napas panjang. Sudah ia duga sebelumnya sikap Sora karena lelaki di mobil itu. Tidak ingin ada kejadian tak terduga, apapun keinginan Sora semoga tidak ada hal buruk.
sora mengambil gerakan ke samping. Dua langkah, tiga langkah, sampai akhirnya dia ke luar dari halte bus. Tentu saja Zaskia menguntil dari belakang.
Sampai di tempat aman, dan lelaki tersebut tidak mengikuti, barulah Sora bisa bernapas lega.
"Bagaimana apa orang itu masih ada?" Tatapan Sora mengitari setiap ruas jalan, dan sudutnya.
"Dia sudah pergi. Sepertinya salah alamat. Sora sebenarnya siapa lelaki itu? Kenapa kamu bisa mengenalnya?" tanya Zaskia akhirnya melayangkan satu pertanyaan yang sejak tadi menggantung pikirannya.
"Ceritanya panjang. Nanti saja aku jelaskan, sekarang tidak ada waktu. Aku harap Daniel menjemput kita secepatnya." Kaki Sora sudah kesemutan tetapi orang yang diharapkan belum muncul juga.
"Kamu penuh kejutan Sora. Semoga saja tidak ada hal lain di pesta. Akan sangat memalukan bila sesuatu tak terduga terjadi," kata Zaskia, berharap tidak ada kejadian aneh lagi yang menimpa sahabatnya.
Orang yang diharapkan akhirnya muncul juga. Daniel Kim menepikan mobil sewaannya tak jauh dari Sora dan Zaskia berada.
"Maaf aku terlambat. Sesuatu terus terjadi. Apa kalian tidak marah?" Daniel menunjukan senyum andalannya. Senyum dimples yang memikat hati.
"Kakiku hampir mati rasa terus berdiri seperti ini. Kamu tahu kami hampir saja dikejar orang gila!" Sora meluapkan keresahan sebelumnya.
"Wah ini gawat. Apa kalian baik-baik saja? Orang gila itu pasti tertarik, sebab malam ini kalian berdua begitu mempesona."
Pujian Daniel tidak membuat Sora bahagia, sebaliknya merasa aneh di pendengaran Sora.
"Terimakasih tetapi aku merasa buruk, karena memakai gaun berwarna terang. Jujur saja aku tidak bersemangat," jelas Sora sembari memperlihatkan gaun yang sudah melekat indah di tubuh rampingnya.
"Kenapa kamu memakai gaun yang berbeda? Kemana gaun leher panjang pemberianku? Jangan bilang sudah dijual?"
Mata hanzel Sora mendelik ucapan itu adalah fitnah yang tidak berdasar.
"Duh Abang gans. Untuk apa jual gaun yang aku sukai. Terlebih harinya sangat mepet. Sebenarnya gaun itu tertinggal di rumah pamanku!"
"Yang dikatakan Sora benar. Ini gaun milikku kebetulan gaun merah ini masih ada walau bekas aku pakai." Zaskia melangkah maju sampai berhadapan dengan Daniel.
"Tuan Daniel Kim, kenapa memberikan undangan padaku? Orang miskin sepertiku bukan bagian dari pesta mereka, tetapi terima kasih karena kamu, aku bisa memakai gaun sebagus ini. Sekali lagi terima kasih." Zaskia mengatakan yang seharusnya dia katakan. Ada dua perasaan yang tidak sama---merasa buruk, dan bersyukur.
"Jangan salahpaham dulu. Karena kamu sahabat Sora maka sudah selayaknya ada di pesta mewah. Bagiku kamu ataupun Sora berhak menikmati pesta mewah yang mereka buat. Jangan merasa rendah diri, ketulusan dan kebaikan seseorang adalah harta yang berharga. Nantinya akan membawa kehidupan bahagia," papar Daniel. Lantas menyambung ucapannya.
"Gaunnya sangat cocok di tubuhmu. Cantik dan menawan. Coba berputar! Aku ingin memastikan lebih lagi," pinta Daniel. Semoga saja Zaskia tidak berpikiran aneh mengenainya.
Zaskia tidak keberatan memutar tubuhnya, atas permintaan Daniel. Ya, dia melakukan
tanpa protes.
"Ayolah tunjukan gambar di punggungmu. Semoga saja tebakanku tidak meleset," lirih Daniel dalam hati.
Gaun kuning keemasan itu atasannya terbuka. Hanya sebatas dada. Pastinya gambar yang dicari Daniel terlihat walau hanya separuh. Daniel tidak berkedip melihat punggung mulus Zaskia yang putih dan bersih.
"Kenapa begitu mulus? Dimana gambarnya?" Daniel terus berkata dalam hati tidak menyadari ekspresi Sora yang berubah masam.
"Apa kamu masih terobsesi dengan punggung sahabatku? Dasar aneh?" umpat Sora tidak bisa tahan melihat Daniel selalu penasaran tentang Zaskia.
"Kenapa kamu selalu membuat aku aneh? Sora aku tidak terobsesi ataupun aneh seperti yang kamu pikirkan. Ah ... Pokoknya aku tidak seperti itu!" Daniel langsung mengkalim tuduhan Sora.
"Sudahlah! Kenapa kalian perang mulut? Apa tidak masalah terlambat ke pesta?" Zaskia menengahi perdebatan mereka sampai keduanya bungkam bersamaan.
"Aku setuju dengan Zaskia. Lebih baik kita pergi sebelum pestanya usai."
Daniel membuka pintu mobil untuk Sora dan Zaskia. Tetap saja Daniel curi-curi punggung Zaskia saat wanita itu masuk.
Sora dan Zaskia menempati kursi penumpang sedangkan Daniel mengambil alih kemudi. Mobil sedan keluaran anyar itu melaju membelah cepat jalanan kota metropolitan. Lampu hias setiap ruas jalan raya menjadi pemandangan indah dimata mereka.
Tiga puluh menit kemudian mobil sedan itu memasuki halaman hotel berbintang. Horisontal hotel.
Sandiwara mereka dimulai dari sana. Setelah memarkir mobil Daniel bisa bergabung dengan dua wanita istimewa itu. Sora menggandeng lengan Daniel di sebelah kanan sedangkan Zaskia berjalan di sebelah kiri Daniel.
Malam ini penampilan Daniel Kim tidak bisa dilupakan. Tuksedo membungkus tubuh kekarnya, bahu lebar dambaan kaum hawa ingin bersandar saat melihatnya. Tidak diragukan lagi wajah tampan pemilik lesung pipi menawan, dengan kedua mata sipit, sendu bersinar bagai bintang di angkasa. Memberikan perasaan bahagia saat bertatap mata. Senyum dimples mengusik hati semua perempuan seketika bertekuk lutut ingin memiliki. Kini lelaki yang memiliki tubuh tinggi dengan rupa rupawan bagai dewa Yunani bergandengan tangan dengan Sora--perempuan yang terkenal biasa saja.
"Hei bukankah dia Sora? Siapa lelaki tampan disampingnya?"
"Tidak mungkin? Apa dia pacar barunya?"
"Jangan konyol! Lelaki itu sangat tampan mana mau sama Sora! Mungkin saja dia temannya atau ...?"
Dua perempuan yang kebetulan melihat Sora dengan Daniel melintas langsung heboh. Inilah, itulah, dan sebagainya. Sora tidak perduli apa yang mereka pikirkan. Malam ini dia harus membuktikan bahwa Daniel Kim benar pacarnya.
Daniel sengaja membawa Sora ke depan Jerry dan Yolanda. Mereka saling bertatap dari dekat.
"Sial. Kenapa lelaki tampan itu bisa terpikat dengan Sora? Andai saja aku dapat memilikinya?" bisik Yolanda dalam benak.