Yolanda maupun Jerry menatap tidak suka karena kedatangan tamu yang satu ini. Sempat-sempatnya Yolanda mengesalkan hubungan Sora dengan Daniel. Bermacam ungkapan perasaan dalam hati.
"Jadi lelaki tampan ini pacarnya? Bagaimana bisa? Bagaimana Sora dapat memikat hati lelaki setampan ini?" Mendadak Yolanda dilanda migrain. Hatinya terus berkata, mengagumi ketampanan Daniel, dan mengesalkan harus memilih wanita biasa seperti Sora.
"Darimana Sora menemukan lelaki mirip oppa-oppa korea seperti ini? Bagaimana mereka bisa jatuh cinta?" sambung Yolanda terus berkicau dalam benaknya.
Jika Yolanda terus bicara dalam hati, Sora sebaliknya bertingkah di depan Jerry. Sengaja dia merapatkan tubuhnya dengan Daniel lantas menempelkan kepala di lengan kekar itu.
"Oh ... Aku benar-benar tidak tahan lagi." Sora mendongak melirik Daniel, lalu menunjukan deretan gigi yang rapih, "bagaimana kalau kita makan dulu?" tawar Sora, sembari memamerkan kemesraan pada Jerry. Sora tersenyum manja layaknya wanita yang minta kasih sayang.
"Hei Sora! Kamu tidak akan mendengarkan aku kan? Sudah aku katakan--jaga imej," bisik Daniel tepat di depan pendengaran Sora. Daniel tidak tahu ucapan Sora hanya untuk memamerkan kemesraan di depan mantan pacar. Tetapi sepertinya Daniel tidak peka.
Dua alis Jerry terangkat sepenuhnya melihat sikap Sora dan pasangannya itu. Jerry tidak habis pikir melihat keduanya.
"Kenapa mereka terlihat manis bersama menyebalkan! Jadi benarkan lelaki ini pacarnya?"
Sebagai tuan rumah, sekaligus calon menantu keluarga Burke. Jerry harus bersikap ramah pada tamu undangan. Sekalipun tamu undangan itu mantannya.
Sora sengaja menarik manja tangan Daniel, dan tentunya pemilik kaki panjang terseret tidak siap pergi. Sampai akhirnya Sora bisa menjauhi Jerry sekalipun lelaki itu merasa buruk atas sikap Sora barusan.
Sikap Jerry terlihat jelas setelah Sora dan Daniel pergi. Segelas alkohol menjadi obat rasa kesal, sampai akhirnya wanita yang ada di sampingnya berkicau.
"Aku tidak tahu kenapa orang sehebat itu bisa menjadi pacar Sora? Mereka benar-benar tidak serasi." Yolanda mengungkapkan ketidak sukanya pada sang pacar.
"Hebat?" Jerry melirik dengan tatapan tajam, "kau tahu orang seperti apa pacar barunya? Apa kau pernah bertemu sebelumnya?"
Yolanda terkesiap atas pertanyaan sang pacar padanya. "Aku ... Ah! Maksudku bukan seperti itu hebatnya?"
"Ucapanmu membingungkan Yolanda. Jujur saja aku tidak suka bila wanitaku memuji pria lain, terlebih lelaki itu," ucap Jerry menegaskan.
"Kenapa kau jadi emosi? Aku pikir kau akan pengertian saat mantanmu itu menggandeng pacar barunya. Jangan bilang kau tidak menerima kenyataan itu?" Yolanda merasa tidak suka atas sikap kasar Jerry padanya.
"Maafkan aku, Yolanda. Mungkin aku tidak terbiasa melihatnya. Maafkan aku ya? Aku janji tidak akan mengulang ucapan kasar lagi." Jerry berusaha membujuk tapi sepertinya Yolanda terlanjur marah.
Jika pasangan orang kaya itu tidak akur lantas bagaimana dengan Sora dan Daniel? Mereka berdiri tidak jauh dari hidangan terlebih Daniel memberikan minuman non alkohol pada Sora dan Zaskia, sedangkan dirinya wine.
Daniel sengaja mendekatkan diri lantas berbisik, "Jangan mempermalukan diri sendiri. Ingat kita ada di tengah pesta mantanmu. Aku harap kamu tidak melakukan hal yang aneh-aneh."
"Ck. Sudah aku katakan sebelumnya. Selera makanku bertambah besar apabila emosiku tidak stabil. Sekarang syukurlah hatiku merasa bahagia," balas Sora berbangga diri karena telah berhasil membuat mantannya menyesal.
Sepertinya kebahagiaan Sora musti terusik oleh kedatangan seseorang yang berpenampilan genit. Perempuan yang memiliki body gitar spanyol sengaja mendekati Daniel dengan alasan yang tidak masuk akal.
Langsung saja perempuan itu menerobos di sela-sela kedekatan Daniel dan Sora. Tentu saja kedatangannya membuat jarak.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Wajahmu berasa tidak asing?" tanya perempuan cantik itu yang dipanggil Clara, mencari pertanyaan agar bisa berbicara dekat dengan Daniel.
"Aku rasa anda salah. Aku pikir pernah melihatmu, tapi ini pertemuan kita yang pertama, Nona." Daniel meluruskan pertanyaan modus itu.
Zaskia dan Sora tidak dapat menahan geli. Daniel tidak menolaknya, tetapi langsung menyadarkan Clara.
"Oh jadi saya salah orang? Tidak apakan jika saya ingin mengenal lebih lagi?" Clara langsung menjalan aksi centilnya. Tapi maaf tidak sekalipun Daniel memiliki perasaan padanya.
Sora berdecak sebal. Lama kelamaan sikap Clara menyebalkan, maka dari itu Sora mengajak Zaskia makan. Tentu saja sikap anehnya tahap awal stres.
Seperti ucapannya Sora membuktikan memiliki nafsu makan besar jika emosi meningkat. Sora memang wanita jujur apa adanya.
Melirik Daniel masih berbincang bersama Clara. Semakin di tatap, semakin emosi.
Astaga!
Sora memilih bermacam hidangan di atas meja panjang. Lantas menyusun seperti gunung di atas piring. Dia memang ahli dibidang kuliner. Pilihannya tidak meleset semua menu yang dipilih adalah seleranya.
"Hei kamu tidak bisa mempermalukan diri sendiri! Ingat ucapan Daniel." Zaskia mengingatkan sahabatnya itu agar menjaga sikap.
"Masa bodoh! Cacing di perutku demo, mana mungkin aku abaikan." Tidak perduli peringatan sahabatnya, Sora tetap meneruskan niat menyantap hidangan segunung itu yang sudah siap dinikmati.
Saat Sora berbalik tidak terduga menubruk seseorang, hingga hidangan gunung itu jatuh tepat di atas pakaian orang tersebut.
"Sial! Hei anda sud--." Orang itu kaget sampai memotong ucapannya saat menyadari di depannya Sora.
Sora sendiri tidak kalah kaget setelah menubruk kedua orang tua mantannya. Sontak saja teringat masa itu, saat tergila-gila pada Jerry.
"Sora, kamu baik-baik saja?" Zaskia membuyarkan ingatan menyebalkan itu.
Tentang masa lalu yang sudah membuatnya menderita sekaligus sakit hati atas perlakuan kedua orang tua Jerry.
Rupanya Sora tidak pernah melupakan kejadian masa lalu saat kedua orang Jerry merendahkannya.
Sora pernah di hina, di ledek dan tidak dianggap oleh orang tuanya Pacar.
Prang!
Piring itu lepas dari genggaman Sora, isinya berserakan di lantai. Semua perhatian yang tertuju padanya. Sora membeku dua mata hanzel itu berubah memerah.
"Sora!" Daniel Kim datang setelah melihat sikap aneh Sora, "kamu baik-baik saja, Sora?"
Daniel cemas. Karena baru kali ini melihat wajah kaget itu. Terlebih ungkapan kaget itu jatuh pada seseorang yang tidak dikenal.
"Ak--" ucapan Sora terpotong ketika kedua orang tuanya Jerry bertanya.
"Sora apa itu kau?" sapa kedua orang tua Jerry tanpa memperdulikan ekspresi Sora padanya.
Mereka terkekeh geli, entah kenapa mereka bersikap seperti itu.
"Astaga Sora. Kami pikir kamu tetangga sebelah yang perutnya besar karena suka makan. Tetapi ternyata kami salah lihat." Mereka terkekeh lagi. Sebelum memulai ucapannya.
Mereka terus merendahkan Sora. Membandingkan Sora dengan tetangga gendutnya..walau sebenarnya tidak begitu mirip.
"Hentikan Tuan, Nyonya!" Daniel angkat tangan tidak bisa melihat lebih jauh perbuatan tidak senang itu.
Tangan kiri Sora menarik ujung jas Daniel. Ingin meminta tolong namun tidak mampu berkata.