Sora berusaha mengabaikan Daniel. Tetapi lelaki tampan pemilik dimples menawan itu berhasil merebut perhatian Sora.
"Tolong jangan abaikan saya! Kumohon."
"Saya sibuk. Permisi!" Sora tidak mau melihat ataupun mendengar permohonan si Abang dimples. Cacing di perutnya terus demo.
"Nona Soraya!" seru Daniel mencekal pergelangan tangan Sora.
Pemilik tangan mungil itu membeku di tempat. "Astaga kenapa sih si abang dimples ini maksa banget. Haruskah aku kasih tahu kalau aku bukan Soraya." Sora berkutat dalam hati.
"Kumohon tolong saya? Saya janji akan bekerja dengan baik," ucap Daniel, tetap bersih keras wanita di hadapannya dapat membantunya. Entah apa rencananya sehingga dia melamar pekerjaan sebagai bodyguard Nona Soraya.
Sora menarik napas panjang, tidak bisa lagi melepaskan diri lagi dari jeratan lelaki wajah gans ini.
"Baiklah mari kita bicara. Tetapi setelah makan siang!" Tanpa pikir lagi Sora menarik dirinya untuk pergi.
"Apa makan siang? Tap-tapi saya sud--"
"Tidak mau? Ya sudah. Kau tidak akan mendapatkan apa-apa," ancam Sora sukses membuat Daniel bungkam.
Oke Daniel mengerti maka dari itu ia mengikuti kemana langkah Sora. Hingga akhirnya mereka di tengah kantin.
"Aku sangat lapar sekali, hei bisa enggak lepaskan tanganku dulu?" pinta Sora, sejak tadi Daniel masih memegang tangannya.
"Janji dulu anda tidak kabur lagi!"
"Baiklah aku janji tidak kabur, puas!"
Perlahan Daniel melepaskan cekalannya. Saat itulah Sora terbebas. Tanpa pikir lagi Sora meraih nampan kemudian mengisi mangkuk-mangkuk kecil dengan berbagai masakan China.
Perusahaan MG grup memang selalu menyediakan menu spesial untuk semua pegawainya. Maka tidak heran masakan China atau korea selatan hampir mereka nikmati.
Selesai memilih banyak nasi, lauk, sayuran plus air minum dengan dua rasa, Sora berhasil meletakan semua itu di atas meja yang hampir isi meja dipadati hidangan.
Daniel melongo baru kali ini melihat wanita berbadan mungil tapi makannya banyak.
"Anda yakin bisa menghabiskan semuanya? Anda tidak mati setelah memakannya kan?" ucap Daniel tidak percaya.
"Aku tidak perduli kau bilang apa. Aku hanya ingin makan itu saja!" Tidak ingin membuang waktu karena sudah mepet Sora menyantap hidangan yang dia pilih tanpa memperdulikan apapun.
Daniel hanya menatap tidak berkedip saat wanita tubuh kecil mengisi perutnya dengan setumpuk makanan. Dalam sepuluh menit semua hidangan berpindah ke dalam perut Sora.
"Akh! Kenyangnya. Sekarang mereka diam dan bahagia." Sora mengelus perut ratanya. Entahlah makan sebanyak itu tidak membuatnya buncit.
"Ambil ini!" Daniel meletakan sebotol minuman herbal.
"Oh apa ini? Kau sengaja membelinya untukku?" sora tercengang tidak menyangka lelaki asing ini perhatian.
"Minum saja! Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah makan sebanyak itu. Kau akan sakit perut jika tidak meminumnya.
"Oh begitukah? Tapi aku tidak apa-apa walaupun makan selama berjam-jam. Karena aku sedang masa setres," balas Sora berhasil membuat Daniel menatap heran.
Perdebatan mereka rupanya tengah diintai oleh Jerry. Tidak sengaja Jerry melihat percakapan Sora dengan Daniel, tentu saja pemandangan seperti itu sangat langka untuk wanita yang terkenal berantakan dan tertutup seperti Sora. Apalagi orang yang diajak bicara sangat tampan.
"Mungkinkah itu pacar baru Sora?" gumam Jerry sendiri lantas menggeleng mengenyahkan semua itu, "Ah tidak mungkin. Mana ada yang mau dengan wanita tidak bermodel sepertinya."
Pada akhirnya Jerry memperdulikan semua itu. Dia berlalu tanpa memikirkan apapun.
~~~
"Ah ... Akhirnya aku bebas!" Sora baru saja menyelesaikan pekerjaan. Hari yang melelahkan untuk pekerja keuangan kecil sepertinya, menghadapi dua manusia menyebalkan dan licik seperti Jerry dan Yolanda. Banyak melalui kesulitan setelah tahu kebusukan mereka.
Sekarang dia bisa melihat cahaya matahari tenggelam dibalik gumpalan awan hitam. Wanita itu menghirup udara di sore hari, namun begitu netranya terbuka wajah tampan itu tiba-tiba tepat di depan mata.
Astaga!
Tentu saja Sora kaget. Bukan karena tiba-tiba datang tetapi karena wajah gantengnya membuat jantung Sora goyah.
"Halo!" Daniel menyapa ramah. Melambai sekaligus memperlihatkan senyum dimpelnya.
"Sedang apa kamu di sini? Jangan-jangan kau sengaja menungguku?" Sora melongo tidak menyangka pemilik wajah gans itu menunggu untuknya.
Daniel mengangguk, lantas teringat waktu mengintai Sora di atap gedung sebelah. Dia menemukan sesuatu yang mengejutkan, tak terduga melihat Zaskia bersama Sora.
Saat itulah Daniel memiliki ide jitu untuk mendapatkan Zaskia melalui Sora. Daniel tidak ingin orang beranggapan dirinya lelaki mesum. Mendekati Sora adalah jalan terbaik agar misi cepat terselesaikan.
"Halo! Kau benar-benar aneh?" Sora menggeleng melihat Daniel terpaku. Sebelum Daniel kembali ke akal sehatnya Sora meninggalkan.
Astaga!
Daniel mengerjap sadar, lantas mengejar Sora yang mulai menjauhinya. Setiap langkah Sora berhasil menyamai, Daniel tidak pernah lengah mengikutinya.
"Apa maumu? Jangan ikuti aku!" pekik Sora tidak membuat Daniel mundur.
"Aku ingin menjadi temanmu." Daniel tersenyum manis. Senyum yang memabukkan.
"Teman? Yakin kau ingin menjadi temanku?"
"Kenapa tidak yakin? Aku bersedia melakukan apa saja. Asal kita berteman dan dekat," balas Daniel tanpa pikir.
Sora menipiskan bibirnya ke samping. Si ganteng yang langka mau berteman dekat dengan wanita berantakan? Apa itu mungkin?
"Hei! Jangan macam-macam! Kau pikir aku bodoh hah? Sana pergi! Tidak mungkin lelaki dan perempuan berteman, kau mau orang salah paham dengan kita? Hidupku sudah cukup susah! Jangan ditambah susah lagi!"
Sora mengambil langkah tepat meninggalkan semua itu.
"Hei tunggu! Aku tidak main-main! Nona Soraya!" seru Daniel masih menyangka Sora wanita yang ia cari.
Sora berbalik, "Aku bukan Nona Soraya. Namaku Sora Soranca! Perlu kau ketahui aku bukan wanita kaya yang kau maksud."
Sora tidak tahan lagi bila kesalahpahaman itu terus berlanjut. Hidupnya sudah cukup sulit menghadapi si brengsek Jerry dan Yolanda. Tidak ingin mengambil hidup orang lain maka dari itu lebih baik berterus terang siapa dirinya.
"Aku tidak perduli kau Soraya ataupun Sora. Aku hanya ingin bersamamu!" Tujuan Daniel telah berubah awalnya ingin bekerja sebagai bodyguard Nona Soraya, sekarang misi pentingnya mendekati Sora yang berteman dekat dengan Zaskia. Dia akan mengorek informasi Zaskia dari wanita dihadapannya.
"Kau tidak marah walaupun aku sudah membohongimu?"
"Untuk apa aku marah. Sebaliknya aku ingin mengajak kamu makan malam," ucap Daniel berhasil membuat Sora terpana.
"Kau yakin ingin mengajak aku makan malam? Kau bisa rugi."
Menanggapi ucapan itu membuat Daniel melengkungkan bibirnya, "Sepertinya kau akan makan enak bila berteman denganku."
Sora melirik wajah penuh percaya diri itu. Dia yakin lelaki asing ini dompetnya cukup tebal jadi tidak ada ruginya makan malam bersama.
Setelah banyak melalui perdebatan, mereka berakhir di sebuah restoran yang cukup besar yang ada di Hotel bintang lima tengah ibu kota Jakarta.
Sora langsung menyambar buku menu yang di berikan oleh pelayan restoran. Banyak memilih makanan adalah kelebihan Sora, dia tahu yang mana hidangan menurutnya bisa memuaskan rasa laparnya.
Dalam sekejap segala hidangan telah tersaji di atas meja. Tunggu dulu! Sora memang berbeda dari wanita lain. Dia memesan stek daging sapi dengan ukuran jumbo. Plus hidangan pendamping lainnya.
Daniel tidak bisa berkata-kata melihat cara makan wanita aneh itu. Tidak membutuhkan lama semua hidangan di atas meja ludes tak tersisa.
Setelah banyak menghabiskan menu di restoran Sora minta es krim. Tentu saja Daniel harus merogoh koceknya lagi setelah lima menit yang lalu mengeluarkan kartu emasnya.
Perjalanan mereka belum ada setengahnya. Tetapi Daniel sudah kerugian. Itu belum seberapa buktinya masih ada yang harus dibeli oleh Sora. Orang Indonesia harus makan nasi jadi Sora membeli nasi goreng spesial, plus sate kambing, gorengan, mie baso plus es kopi mocacino apalah namanya yang pasti enak dan bikin melek. Satu persatu makanan khas daerahnya masuk ke dalam perut Sora.
Daniel tidak bisa berkata apa-apa lagi. Menyadari wanita ini sangat luar biasa.
"Sudah cukup! Perutmu bisa meledak makan seperti ini!" Daniel tidak tahan harus melihat keanehan itu.
"Perutku tidak masalah. Apakah kau menyesal mengajakku? Sudah aku bilang sebelumnya!"
Daniel menyadari ucapan Sora sebelumnya. Namun tetap saja semua itu tidak membuat Daniel menyesal telah menggesek kartu limitnya itu.
"Baiklah. Beli apapun yang kau mau. Tapi aku ingin mengetahui tentang temanmu itu. Zaskia!"
Deg!
"Zaskia?" Sora terpaku ditempat. Nama sahabatnya tiba-tiba ke luar dari bibir si Abang dimples ini.