Chereads / Golden Woman / Chapter 4 - Mencari perempuan kelahiran macan

Chapter 4 - Mencari perempuan kelahiran macan

"Ah! Lega. Ternyata aku tidak cocok dengan make-up. Oh iya tidak ada yang tertinggal, kan?" Sora memperlihatkan wajah alami tanpa bedak itu pada sahabatnya.

"Begini jauh lebih baik. Ayo! Pekerjaan kita menumpuk aku tidak ingin kena semprot oleh si manager penghianat itu!" ucap Zaskia masih kesal mengingat perbuatan Jerry pada Sora.

Sora mengangguk saja, kemudian mereka pergi meninggalkan kamar kecil.

Seperti biasa Sora dan Zaskia menempati kubikel masing-masing. Tempat kerja mereka saling berdampingan sehingga mudah bagi mereka untuk berbincang.

Zaskia menarik dirinya bersama kursi putar untuk mendekati Sora.

"Hei jelaskan! Kenapa mendadak memiliki keinginan pakai make-up? Jangan bilang melakukan itu untuk menarik perhatian si Jerry?" tanya Zaskia pelan.

"Entahlah aku juga tidak mengerti, mendadak ada setan lewat di kepalaku mengajak untuk melakukan itu. Makanya aku kaget saat melihat hasilnya. Ternyata aku tidak cocok dengan make-up," balas Sora menghela napas panjang.

Zaskia nyengir, "Ya, sudah jangan di ulang lagi. Malu tahu, mana Yolanda dan Jerry melihat lagi, kau mengerti  maksudku?"

"Aku sangat mengerti oh astaga. Aku benar-benar sudah tamat. Bagaimana harus menghadapi mereka berdua? Dasar Sora bodoh! Bodoh! Bodoh!" Sora meremas rambut ikalnya sampai tidak berwujud.

Saat itulah Yolanda dan Jerry datang. Jerry menggeleng melihat tingkah Sora yang sudah tidak asing lagi. Jerry masuk ke ruangannya tetapi Yolanda masih berdiri di belakang Sora.

"Sudah selesai pertunjukan badutnya?" celetuk Yolanda sukses membuat Sora memutar tubuh ke asal suara.

"Pertunjukan apa Ibu direktur? Maaf saya banyak pekerjaan." Sora pura-pura mengabaikan ucapan sinis Yolanda karena status wanita cantik itu di dalam perusahaan adalah atasannya. Bagaimana bisa Sora dan Zaskia melawan. Mereka harus menelan kekesalan itu sekalipun harus muntah setelahnya.

"Sial!" umpat Yolanda dalam hati.

"Baiklah kalau begitu bekerjalah dengan giat. Oh iya, cepat selesaikan data pengeluaran! Setelah itu bawa langsung ke ruangan saya!" ucap Yolanda penuh penekanan. Tidak berhasil memancing emosi Sora, pada akhirnya wanita cantik  itu pergi.

"Akh! Akhirnya nenek lampir itu pergi juga." Sora maupun Zaskia menghela napas lega setelah kepergian direktur MG grup itu.

~~~

Di tempat lain Daniel Kim tengah menatap rekan seperjuangannya yang memberikan informasi mengenai putri Fadilla. Lukisan di atas kulit manusia. Daniel benar-benar takjub melihatnya.

"Carilah wanita yang memiliki tato seperti ini! Mungkin ukuran gambarnya sudah berubah karena usia. Tetapi makna tato di punggung Putri ini masih rahasia" jelas Fatir rekan kerja Daniel, menunjukan foto punggung telanjang Putri Fadilla yang berusia sepuluh tahun itu.

"Karena bentuk tubuh dan usia sudah berubah maka wajah Putri pastinya berbeda dari usia remaja. Dengar Fatir! Seharusnya atasan kita memberikan foto Putri yang baru. Usia putri sudah kepala tiga sekarang, pasti wajahnya sudah berubah lebih matang lagi. Coba kau pikirkan itu?" Daniel berusaha menjelaskan kesulitan yang sedang dialaminya melempar foto itu dengan kesal.

"Tidak ada foto baru selain ini. Ah sudahlah! Kamu harus mencari wanita yang berusia tiga puluh tahun dengan kelahiran di bulan macan. Setelah itu kau bisa menyempitkan pencarian! Jangan lupa harus melihat punggungnya, hanya itu yang bisa kau lakukan untuk mencari Putri Fadilla!"

"Ah sial! Kau dan atasanmu itu sama saja! Bagaimana kalau membantu mencari data wanita yang kelahiran macan? Sebagai balasan aku akan membantu misimu. Bagaimana apa kau tertarik?" Daniel mencoba negosiasi.

Fatir menyenderkan punggungnya di kursi dengan santai, "Biar aku pikirkan."

"Astaga. Kau akan bersikap menyebalkan seperti ini?" Daniel menarik kerah kemeja Fatir seolah akan menghajar rekannya itu.

Di luar Fatir memang terlihat mengabaikan keinginan Daniel. Tetapi kenyataannya tidak seperti itu, buktinya Fatir melakukan apa yang Daniel minta. Membantu mencari wanita yang berusia tiga puluh tahun dengan bulan kelahiran macan. Mereka sudah tahu Putri Fadilla sudah berganti nama.

Setelah informasi terkumpul dalam bentuk selembar kertas putih, bersama foto lengkap profil mereka.

Ada tiga puluh wanita dikelahiran bulan macan. Kota jakarta pusat menjadi targetnya untuk saat ini. Daniel harus melihat punggung telanjang wanita untuk memastikannya.

Upaya pencarian itu ternyata tidak semudah yang dipikirkan. Buktinya dia harus bisa merayu wanita-wanita itu dengan wajah tampannya agar mereka mau membuka pakaian.

Pernah Daniel dan Fatir ditampar, dikeroyok oleh masa karena dianggap lelaki mesum, sehingga mereka harus bermalam di kantor polisi. Untungnya mereka bukan orang biasa sehingga keesokan harinya bebas.

Setelah terbebas dari tahanan Daniel melanjutkan pencariannya. Saat ini dia tengah menatap gedung pencakar langit perusahaan MG grup.

"Wanita ini harapan terakhirku semoga saja benar." Daniel menatap foto profil satu-satunya itu.

"Kenapa namanya berubah jadi Zaskia? Tapi dilihat dari bentuk wajahnya itu memang wanita ini sangat mirip dengan foto masa remaja Putri Fadilla. Aku semakin yakin kalau Zaskia adalah Putri. Ya, aku harus melihat punggungnya apa tato itu ada?"

Semangat Daniel Kim tumbuh dan berkembang meningkat beberapa kali lipat, setelah meyakini Zaskia adalah wanita emas yang dia cari.

Entah apa yang terjadi mendadak Zaskia termasuk didata tersebut. Mungkinkah Zaskia juga kelahiran di bulan macan atau mereka salah informasi. Kenyataan yang belum diketahui Daniel__ternyata Sora adalah wanita  emas tersebut.

~~~

Di kantor Sora tengah berusaha menahan kesal, Yolanda sebagai direktur MG grup memanfaatkan kekuasaan untuk menindasnya.

Sora berusaha keras menyelesaikan pekerjaan yang sebenarnya bukan pekerjaannya itu. Ancaman dikeluarkan perusahaan menjadi senjata Pamungkas direktur MG grup.

Saat pegawai lain bersantai karena lima menit lagi jam makan siang, Sora Soranca masih disibukan dengan beberapa fail yang harus dia susun.

"Astaga cacing di perutku sudah demo. Tapi masih ada dua fail lagi yang belum di cek. Nenek lampir sialan! Tunggu saja aku akan membalas." Tangan-tangan mungil Sora menari-nari di atas keyboard. Sesekali menekan gemas.

"Belum selesai juga? Kerjamu lambat sekali!" Yolanda tiba-tiba datang bersama Jerry.

Sayangnya ucapan sinis Yolanda tidak membuat fokus Sora buyar. Tangannya makin cepat menekan keyboard seolah tengah menekan kebencian pada dua manusia rese itu.

"Akh! Selesai juga akhirnya." Dengan penuh percaya diri Sora menyodorkan empat berkas dalam bentuk kertas pada Yolanda.

"Kau yakin sudah dicek teliti?" ucap Yolanda membuka lemar perlembar.

"Saya yakin sudah seratus persen di-cek. Bukan hanya sekali, tiga kali di-cek ulang Ibu direktur yang terhormat!" balas Sora terdengar gemas.

Jerry merebut berkas tersebut dari Yolanda kemudian melemparnya kembali pada Sora.

"Cek ulang lagi sampai lima kali! Sebelum semua selesai jangan harap bisa makan siang!"

Sora melotot menatap tak percaya, "Apa anda tidak keterlaluan Bapak manager? Ini waktunya makan siang ! Dan saya harus mengecek lagi berkasnya. Apa anda sakit?" Sora berdiri tegak menatap tajam pada Jerry.

"Saya harus mengisi energi sebelum waktu habis. Maka dari itu Ibu negara dan Bapak negara MG grup, harap berbelas kasih. Saya akan kembali bekerja setelah memberi makan cacing kesayangan, permisi."

Sora hendak berlalu tetapi Jerry mencekal pergelangannya, "Kau pikir ancaman saya main-main? Kau hanya pegawai biasa sekali memberontak maka bersiaplah kehilangan pekerjaan!"

"Persetan dengan pekerjaan! Saya lapar!" Sora mengibaskan tangannya sampai lepas dari cekalan itu. Namun  Yolanda berusaha menjaganya dari depan.

"Kau tidak bisa pergi sebelum menyelesaikannya Sora! Cepat selesaikan sekarang juga!" teriak Yolanda cukup membuat jantung Sora bergetar.

Sora tipikal wanita pemberontak jika seseorang selalu mendesak atau menindas maka tidak ada pilihan lain, melawan dengan tegas.

"Aku bukan robot. Kalian tidak bisa seenaknya menindas sekalipun kalian atasan di perusahaan!" Alih-alih menurut dan takut ancaman tersebut, kaki Sora berhasil mendarat indah di atas kaki Yolanda. Dan itu sukses membuat wanita cantik itu mengerang kesakitan.

Akh sial!

Sora tidak perduli setelah melakukan tindakan kekerasan seperti tadi mungkin mereka akan memecatnya. Untuk saat ini yang menjadi dambaan memuaskan rasa lapar.

Buk!

Tubuh Sora yang kurus ramping itu tiba-tiba saja terpental, jatuh sampai pantatnya mencium lantai.

Lelaki yang ditabrak Sora terkejut, secepatnya membantu Sora berdiri.

"Anda baik-baik saja Nona?" Daniel Kim menatap wajah polos tak asing itu. Wajah yang sulit dilupakan setelah merasa buruk karena ditinggal pergi.

"Bukankah anda?" Telunjuk Sora hampir saja mengenai dimples menawan itu.

"Akhirnya kita berjumpa lagi Nona Soraya?" ucap Daniel masih menganggap Sora, Nona Soraya yang dia cari.