" Aku akan menikahi Ulan bu," ucap seorang lelaki yang kutahu ia adalah Abrar.
" Bagaimana aku bisa yakin kau tidak akan melukai anakku lagi?" tanya ibu mengintoregasi lelaki buaya itu.
Perbincangan mereka terdengar dibalik tirai tempatku istirahat saat ini. Aku berusaha mendengar dengan baik perbincangan ibu dan Abrar ketika itu.
" aku sayang ulan, bu.. berikan aku kesempatan." mohonnya pada ibu.
" kau tahu seberapa besar aku percaya padamu, nak? sampai anakku sendiri tidak kupercayai karena ucapan manis darimu." sanggah ibu padanya.
" Maafkan Abrar karena telah mengecewakan ibu. Abrar janji akan bertanggungjawab sepenuhnya untuk Rembulan dan akan membahagiakannya bu." Mohon Mas Abrar.
" ibu akan bincangkan dengan Rembulan dulu." balas ibu dengan dingin lalu melangkah menuju kearahku.
Sesegera aku merebahkan badanku dan berpura-pura masih belum sadarkan diri. Agar ibu tidak mengira aku mendengar ucapan mereka berdua.
" nak, kamu belum bangun yaa.. nanti kalau sudah bangun