Hari minggu adalah hari yang ditunggu mas Abrar untuk beristirahat panjang dirumah. Suasana mendung dipagi ini membuatku dan mas Abrar hanya banyak berdiam diri sambil sesekali bercengkerama di kamar. Mas Abrar adalah sosok lelaki yang kalau lagi libur, ia lebih memilih bersantai dirumah dibanding harus keluyuran kesana dan kemari.
" dek... lapar enggak? " tanya mas Abrar yang sibuk mengelus-elus pipiku.
" iya mas.. daritadi yang didalam perut sudah memberontak." balasku dengan jujur.
" astaga dek! kenapa enggak bilang sih sama mas.. kan anak kita jadi kelaparan." sahut mas Abrar dengan panik.
" iya kan dek disuruh dengerin mas cerita, ya udah adek dengerin." balasku dengan sedikit cemberut.
" aduhh... kenapa istriku sepolos ini ya Allah." jawab mas Abrar dengan gemas padaku.
" ya udah, ayo! kita ke ruang makan. pasti bi Fatimah udah bikin makanan yang enak untuk kita." ajaknya sambil menggandeng tanganku.