Hari ini sudah hampir seminggu kepergian Kara, wanita itu benar-benar tak ada memberikannya kabar sama sekali. Entah apa yang ia lakukan disana. Telpon nya selalu saja berakhirnya dengan tragis tanpa mendapatkan Jawaban.
Dan selama kepergian Kara itu juga Bara tak lagi pulang ke rumah, ia tinggal serumah dengan Anna di apartemen Anna yang ia beli kan.
Pagi ini, saat ia membuka matanya entah kenapa hal pertama yang ia pikirkan adalah Kara. Ia tiba-tiba merindukan sosok Kara yang selalu mengusik ketenangan yang ia miliki.
Hampir seminggu tidak melihat wajah Kara, tidak diteror dengan pesan dan juga telpon membuat keseharian Bara ada yang berbeda. Hari-hari nya terasa tidak lengkap sekarang.
Anna membuka matanya dan kemudian menoleh ke arah kiri Dimana Bara berada. Ketika melihat wajah Bara yang ada di sampingnya itu membuat ia tersenyum.
Ia memimpikan hal seperti ini setiap harinya dulu. Saat ia bangun, wajah yang pertama kali ia lihat adalah Bara, laki-laki yang ia cintai.
Anna menarik dirinya untuk masuk ke dalam pelukan Bara hingga membuat Bara yang sedang melamun itu tersadar.
Anna sedang memeluknya dengan penuh cinta. Tadi malam mereka baru saja melewati malam yang panas berdua, bahkan mereka tidur tanpa sempat untuk berpakaian. Sama sekali tak ada rasa takutnya mereka akan siapapun itu yang datang dan melihat mereka yang belum menikah tapi tinggal serumah.
Bara mencium puncak kepala Anna, "Morning sayang." Ucapnya.
"Morning too sayang." Jawab Anna dengan pelukan yang sama sekali tak lepas itu.
"Hari ini apa kegiatan kamu? Apakah kamu akan ke kantor lagi?" Tanya Anna.
Bara menganggukkan kepalanya sebagai Jawaban.
"Bukankah kita akan ke Bali?" Tanya Bara balik yang langsung membuat Anna Terbelalak ditempatnya itu.
Mendengar itu, Anna langsung menarik dirinya dari pelukan Bara dan kemudian menatap Laki-laki itu.
"Oh iya ya, kenapa kamu baru bilang sih?" Jawab Anna, ia turun dari kasur tanpa memperdulikan dirinya sendiri yang Sedang tidak mengenakan busana sama sekali itu.
Tadi malam itu bukanlah hal pertama kalinya ia berhubungan layaknya suami istri dengan Bara. Entah sudah yang keberapa kali ini ia juga tak ingat tapi satu hal yang ia ingat bahwa Bara lah yang telah menyentuh dirinya pertama kalinya.
Bara yang melihat tubuh putih polos tanpa busana itu hanya bisa melebarkan Matanya, apakah Anna sengaja melakukan ini hanya untuk memancing Gairah nya saja atau bagaimana?"
"Anna." Panggil Bara saat Anna sedang berjalan menuju ke kamar mandi.
Anna berbalik untuk melihat Bara yang tadi memanggilnya itu. Dua buah gunung kembar milik Anna terlihat begitu jelas hingga kembali memancing nafsu Bara.
"Iya, ada apa Bar?" Tanya Anna, wajahnya begitu polos sekali dan ia tak merasa saat ini dengan tubuhnya yang benar-benar terekspos dengan jelas itu.
Bara berdehem sebentar, ia memberikan kode pada Anna menggunakan tatapan matanya namun Anna tidak mengerti dengan kode yang diberikan itu.
"Apa sih Bar?" Tanya Anna lagi.
Ponselnya berdering tanda ada pesan masuk. Bara langsung menoleh ke arah ponsel Yang ada di sampingnya itu. Nama mama nya menarik perhatiannya saat ini.
"Tidak apa-apa, lanjutkan mandi mu. Kita akan pergi sebentar lagi. Jadi usahakan jangan terlalu lama berada di dalam kamar mandi karena aku juga ingin mandi." Jawab Bara.
Anna menaikkan alisnya saat mendengar ucapan Bara barusan itu.
"Apakah kamu tidak ingin mandi dengan ku?" Tanya Anna dengan suara yang ia buat begitu menggoda sekali.
Mendengar itu Bara langsung menoleh ke arah Anna. Tadinya sih memang itu tujuan nya tapi karena pesan yang dikirim oleh mama nya Membuat rasa itu hilang.
"Jangan Ngada-ngada deh, cepat mandi sana!" Titah Bara.
Anna terkekeh mendengar itu, "Ayolah Bar, ini bukan pertama kali nya loh. Kita sudah sering mandi bersama. Apakah kamu benar-benar tidak ingin mandi bersama dengan ku hm?"
"Ini bukan karena sudah sering atau tidaknya Anna sayang. Jika kita mandi berdua sudah pasti satu jam tidak akan cukup. Sementara kita harus berkemas dan juga pergi. Apakah kamu ingin kita ketinggalan pesawat?"
Mendengar itu Anna langsung menggeleng kan kepalanya, mana mungkin ia ingin ketinggalan pesawat. Sementara ia sudah menunggu hari ini tiba begitu lama.
Ia benar-benar ingin menghadiri reunian itu. Entah nanti ia akan bertemu dengan teman-teman nya dulu. Momen reunian ini tak bisa untuk diremehkan. Karena hanya dalam momen seperti ini bisa bertemu dengan teman masa remaja yang begitu gila.
Ini memang bukan pertama kalinya reunian di adakan tapi ini reunian Pertama yang ia hadiri karena dulu saat Reunian ini diadakan ia sedang berada di luar negeri melarikan diri dari keadaan.
"Baiklah jika seperti itu, aku mandi dulu ya."
Bara menganggukan kepalanya sebagai jawaban, ia tak ingin mengatakan apapun yang akan membuat ia dan Anna kembali Berdebat hingga membuat waktu terbuang sia-sia.
Baru saja Anna ingin melangkah menuju ke kamar mandi, Anna kembali Menoleh ke arah Bara.
"Yakin ni nggak mau mandi bareng?"
"Anna."
Anna terkekeh setelah cukup puas melihat ekspresi wajah Bara yang kesal itu. Ia melangkah meninggalkan Bara untuk segera mandi. Ia tak memiliki waktu banyak saat ini.
Sementara Bara langsung membuka pesan yang dikirim oleh mamanya tadi. Selama hampir satu Minggu mereka mencuri istrinya ini pertama kalinya mama nya itu mengirim pesan padanya.
From: Mama
Tak mama sangka bahwa kamu tak sepeduli ini. Apakah kamu tidak merasa khawatir terhadap Kara? Dia istrimu Bar. Jika terus saja seperti ini mama hanya bisa membelikan kamu dua pilihan antara kamu yang mengurus cerai atau mama dan papa yang akan mengurus cerai kalian berdua.
Mata Bara terbelalak saat membaca isi pesan yang dikirim oleh mama nya itu. Tak ia sangka bahwa mama nya akan turut andil dalam hal ini. Dan yang tak habis pikir mengapa mamanya begitu semangat sekali menyuruh ia cerai dengan Kara? Bukankah waktu itu mama dan papa nya lah yang telah memaksa dirinya untuk menikahi Kara hingga ia harus berpisah dengan Anna seperti ini?
Ini terlalu lucu untuk ia tangiskan saat ini, bahkan ini juga terlalu menyedihkan untuk ia anggap bercanda.
Tidak! Ia tak akan membiarkan kisah nya dengan kara berakhir seperti ini.
Bagaimanapun ini adalah rumah tangganya Dan juga Kara jadi tak ada yang bisa ikut campur di dalamnya meskipun itu mama nya sendiri.
Hari ini ia akan pergi ke Bali untuk menyusul Kara Dan membujuk wanita itu. Tak ada yang akan bercerai. Perceraian ini hanya boleh dilaksanakan jika ia menyetujui ini, jadi selagi ia tak setuju maka tak akan pernah ada kata cerai.