Chereads / Madu Untuk Suamiku / Chapter 26 - Kekesalan Bara

Chapter 26 - Kekesalan Bara

Bara bangkit dari tempat tidurnya saat tak mendapatkan jawaban apapun dari Kara di seberang sana. Padahal tadi hatinya sudah begitu kegirangan saat melihat Kara membaca pesan yang ia kirim kan tersebut.

"Shit!! Dia pikir dia siapa? Di baikan juga percuma rasanya." Rutuk Bara pada ponsel nya yang menunjukkan pesan yang baru saja ia kirimkan pada Kara.

Ia melirik ke arah jendela menatap pemandangan Bali di jam segini. Matanya tak ingin terlelap sama sekali meskipun sudah beberapa kali ia coba menidurkan Matanya sendiri.

Wajah Kara terus saja bermain di ingatan nya. Mungkin kah ia benar-benar merindukan Kara untuk tertidur di sampingnya seperti biasanya?

Ah, mana mungkin ia mengharapkan hal seperti itu. Toh, selama ini ia masih baik-baik saja jika tidak pulang kerumah dan memilih tidur bersama Anna.

Kembali ia melihat ke arah ponselnya untuk melihat apakah ada pesan masuk atau tidak dari Kara.

Dan lagi, ia kembali harus menelan rasa kecewa karena Kara tak kunjung memebrikan dirinya balasan sejak tadi.

"Wanita sialan! Berani sekali kau mengabaikan diriku seperti ini! Awas saja kau jika bertemu dengan ku nantinya." Ucap Bara dengan penuh emosi saat mengatakan itu.

Tak ia sangka bahwa Kara, Istrinya itu bisa melakukan hal seperti ini. Wanita yang selalu patuh dan menurut Padanya itu bisa berubah menjadi keras seperti ini. Ini semua pas karena hasutan para mama dan papanya.

Inikah yang tak ia sukai dari kedua orang tua nya itu. Terlalu ikut campur dengan urusan dirinya yang tak ingin di campuri.

Ia sudah dewasa dan juga menikah, seharusnya mereka berdua tak perlu turun tangan untika mencampuri urusan nya bersama dengan Kara seperti ini.

Andai saja kedua orang tuanya tidak asa pasti saat ini Kara masih menjadi gadis nya yang begitu baik di pojokan.

Sial! Setan apa yang telah merasuki dirinya hingga ia bisa begitu merindukan kara seperti ini. Padahal jelas-jelas bahwa Anna lebih mempesona di bandingkan degan Kara itu. Ditambah lagi, ia begitu mencintai Anna selama ini.

Tapi sekarang kenapa Anna sama sekali tak terlihat menarik di Matanya? Bahkan untuk berhubungan dengan Anna saja rasanya ia tak memiliki nafsu sama sekali.

Karena gak bisa tidur dan tak tabu akan kemana di jam segini Akhirnya Bara kembi ke atas kasurnya lagi. Jika ada Anna disini mungkin saja ia bisa untuk bercinta dengan wanita itu meskipun tak nafsu. Tapi setidaknya ia harus melakukan itu untuk mengahdirkan rasa kantuknya ini.

Memang seperti itu, setelah melakukannya percintaan yang panas dan berhasil mencapai orgasme pasti akan berujung dengan rasa kantuk yang sama sekali tak dapat untuk di tahan lagi.

Ah, ia butuh tidur tapi bagaimana caranya saat Anna tak di sini juga maksudnya

Ia dan Anna memilih untuk pisah kamar, meksipun Anna merengek untuk berada di kamar yang sama.

Ia mencari nama Anna di kontaknya untuk segera memanggil wanita itu. Ia malas untuk berdiri jadi ia rasa kehadiran Anna kesini mungkin akan sedikit membuat ia bernafsu.

Saat nama Anna sudah ditemukan, ia langsung menekan tombol panggil pada nomor Anna tersebut. Tapi deringan demi deringan yang terus berdering di seberang sana membuat ia tak lagi untuk sabar. Cukup Kara saja yang tak membalas pesan dari dirinya, iya! Hanya cukup Kara yang mengabaikan dirinya jangan Anna juga.

"Halo." Ucap Anna di seberang sana. Terdengar suaranya yang sedang menahan rasa kantuk. Seperti nya ia tak melihat dulu siapa yang menelpon tersebut. Biasanya jika Bara yang menelpon ia akan selalu bersemangat.

Seperti nya wanita itu sedang capek Sekali hari ini karena habis melakukan perjalanan jauh.

Memang sejak dulu, Anna paling tidak bisa untuk melakukan perjalanan jauh. Ia sangat mudah kelelahan.

"Anna, kemarilah. Aku merindukanmu." Ucap Bara begitu lembut sekali.

Sontak saja saat mendengar ucapan itu Anna yang sedang menutup mata langsung melebarkan Matanya. Ia kembali melihat ponselnya itu untuk memastikan bahwa ia tak salah mengenal suara.

Benar saja, ia langsung menutup mulutnya yang sedang menganga itu saat membaca nama Bara dengan emoticonnya love dan juga cium.

"Apa kamu lelah?" Tanya Bara lagi saat tak mendapatkan jawaban apapun dari Anna.

"Ah tidak kok Bar, sebentar ya. Tunggu aku lima belas menit lagi, aku akan sampai ke kamar mu."

"Ha? Lima belas menit? Apa kamu bercanda Anna? Lima belas menit itu terlalu lama sementara kamar kita berada di sebelah-sebelah."

"Memang benar bahwa kamar kita hanya sebelah-sebelah saja, tapi aku ingin sedikit menghiasi diri ku agar bertemu dengan kamu lebih menggoda."

Mendengar itu Bara langsung terkekeh, "Anna, apa yang kamu bicarakan hm? Kamu tahu bukan kalau kamu itu selalu saja menggoda. Bahkan saat tidur sekalipun itu."

"Oh ya? Tapi sayang nya aku benar-benar ingin tampil cantik dan penuh pesona. Jarang sekali kamu meminta duluan seperti ini, biasanya aku yang terus merayu dan juga memaksa mu. Kamu tahu Bar, bahwa apa yang kamu inginkan ini begitu langka sekali hingga membuat aku benar-benar tak bisa terlihat biasa saja. Jadi tunggu lah aku sebentar saja." Jelas Anna.

Bara tak lagi bisa untuk mencegah Anna, jadi ia hanya bisa Mengangguk kan kepalanya saja sebagai jawaban.

Ponsel yang sudah mati entah sejak kapan itu langsung ia letakkan di atas nakas dan kemudian kembali menatap ke arah jendela.

Pikiran nya kembali melayang memikirkan Kara yang saat ini entah berada dimana. Bagaimana ia bisa menemukan Kara di tempat yang besar seperti ini. Lagipula, nama Kara pasti akan begitu banyak Sekali. Ia takut akan salah nantinya jika ia mencari Kara lewat Internet.

Entahlah, kenapa ia begitu memikirkan kara belakangan ini. Apakah ia benar-benar mencintai Kara seperti mana yang telah mereka katakan sejak awal?

Bara menggelengkan kepalanya untuk menepis semua pikirannya itu. Entah kenapa rasanya tiba-tiba panas sekali. Ia harus segera menanggalkan pakaiannya itu.

Baru saja ingin menanggalkan bajunya itu tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk. Ia langsung kembali mengancing kan baju nya lagi seperti tadi yang benar-benar rapi.

Ia berjalan melangkah ke arah pintu untuk membuka kan pintu.

Sebuah senyum langsung menyambutnya saat kedua mata mereka berdua saling adu pandang satu sama lainnya.

"Hai sayang. Sudah lama menunggu nya?" Tanya Anna, ia tersenyum.

Bara membalas senyuman nya itu, "Lama Sekali. Jadi aku tak akan membiarkan kamu kembali Membuat ku menunggu sayang. Jadi, mari kita lakukan sekarang." Jawab Bara yang langsung menarik tangan Anna untuk masuk ke dalam kamarnya. Tak lupa juga ia langsung mengunci pintu agar tak ada yang mengganggu mereka lagi.