Chereads / K3BIH / Chapter 5 - Bab V

Chapter 5 - Bab V

Kinan menyusuri taman belakang sekolah sendirian, entah mengapa akhir-akhir ini ia merasa begitu frustasi. Pagi tadi lagi-lagi Bu Esi memanggilnya ke ruang BP, kali ini di ruangan itu ada beberapa orang yang ia yakini bukanlah staff sekolah. Benar saja, mereka mengaku sebuah lembaga yang sedang mencari sosok bertalenta seperti Kinan, selain menawarkannya untuk menjadi model salah seorang dari ketiganya juga ingin menjadikannya seorang bintang film. Namun Kinan memilih untuk memikirkannya dulu, saat ini ia benar-benar tidak tertarik. Namun dari hal itu Kinan kini mengetahui cara Bu Esi mengenal mereka, suami Bu Esi bekerja didunia perfilman. Namun Kinan belum mengerti dengan obsesi Bu Esi yang menginginkanya ikut serta dalam dunia itu.

Kinta berhenti melangkah, tatapan gadis cantik itu tertuju penuh pada sosok di depannya. Namun tak juga ia mengenal sosok dengan rambut berantakan itu, rasa penasaran Kinan membuatnya tak sadar menyapa sang pemilik mata tajam.

"Hai," Sapa Kinan tak kala meraka berpapasan, namun lelaki itu seolah tak memperdulikan sapaan Kinan dan terburu-buru bersembunyi di balik mimbar yang di jemur.

Tak selang beberapa lama muncul sekelompok siswa yang membuat Kinan paham kondisi. Kinan sengaja mengambil duduk di bangku terdekat di mana lelaki asing tadi bersembunyi, berpura-pura melamun seolah telah lama ia lakukan.

"Hai Nan, lagi apa " Tanya salah seorang dari mereka, namun tidak ada sahutan dari sang gadis " Nan, kamu kenapa " Kali ini sebuah tangan menepuk bahu Kinan

" Eh, Seno, ada apa " Tanyanya seolah terkejut atas kedatangan siswa itu

" Oh gak papa kok, tadi Cuma kebetulan lewat trus lihat kamu bengong di situ, lagi ngapain sih " Tanya lelaki itu sambil mengambil duduk di sebelahnya

"Pingin sendiri aja, kenapa nganggu kalian ya " Kinan bertanya balik

"Gak kok, kita juga udah mau cabut atau mau ku temani" Seno menawarkan diri

" Gak usah, thanks" Jawab Kinan berharap Seno cs segera pergi

"Ok baiklah kalau kamu memang ingin sendiri" Akhirnya Seno berdiri dan perlahan meninggalkan Kinan, terlebih seluruh sekolah sudah tahu bagaimana hubungan Kinan dan teman-temannya, jadi melihatnya sendiri pasti bukan sebuah kebohongan.

"Thanks ya" Mendadak lelaki itu sudah berada di samping Kirin

"Kamu siapa, anak baru ?" Kinan tak mampu menahan rasa penasarannya, baru kali ini ia tertarik pada siswa asing

" Bukan, kamu Kinan gadis populer itu" Tebaknya " Aku Rey " Lanjut lelaki itu sambil mengambil tangan Kinan yang terlipat di pengkuan

" Oh " Kinan menarik paksa tangannya

"Thanks ya buat tadi" Lelaki itu berdiri dan dengan satu lompatan dia sudah menghilang di balik tembok pembatas sekolah

Kinan cukup terkejut dengan tingkah spontan Rey, namun ia tak dapat menyembunyikan senyumnya. Tanpa dia sadari, dari pantulan kaca hitam mushola ada beberapa pasang mata yang menatap geram, kepalan tangan dia hantamkan di sudut tembok. Seno cs, ia kembali berharap dapat merayu Kinan sedikit lagi namun pemandangan yang ia temukan membuat geram. Ia tak menyangka Kinan akan bersama Rey, cowok menyebalkan yang pantas mendapat pelajaran darinya.

" Tumben Nan, kemana saja " Tanya Byta ketika melihat Kinan duduk di samping Icya

"Dari taman belakang " Jawab Kinan singkat

"Nyari apaan di sana, kembang melati" Tanya Kinta mencoba melucu

"Menyendiri aja " Jawab Kinan jujur

"Widih gaya kamu, kayak pendeta saja pakai menyendiri emang nyari apaan sendirian" Ledek Karin sambil menyubal mulutnya dengan pisang goreng terakhir di depannya

"Nih anak jorok banget ssi" Byta mendorong tubuh Karin sambil menghindari serpihan makanan dari mulut gadis itu "Aduh, ni anak ngapain juga" Lanjut Byta tak kala merasa sedikit berat di pundaknnya

"Tidur" Kinan dan Karin serempak bersorak tak kala melihat Icya memejamkan matanya dengan nafas teratur

"Bergadang mulu sih" Byta menjitak kepala Icya yang hanya mampu menggerang halus, gadis itu telah berada di alam lain rupanya.

"Eh semua kalian lihat Reynaldi gak" Tiba-tiba Keyta datang bersama Juno

"Reynaldi siapa" Kompak keempat sahabat itu bertanya

"Itu anak PA (Pecinta Alam) "

"Enggak" Jawab mereka kompak " Emang kenapa Key " Tanya Byta

" Gak sih, cuma kita dapat tugas buat bersihin mushola, tapi itu anak tiba-tiba ngilang begitu aja" Ucap Keyta

"Kita malah gak tahu anaknya yang mana" Ucap Karin

"Iya sih dia memang misterius, banyak yang gak tahu tentang dia" Juno bersuara

"Wahh keren tuh" Byta reflek berdiri, ia jadi bersemangat tentang sosok misterius itu.

"Aduh" Icya mengerang kesakitan mendapati jidatnya mencium bangku taman

"Eh maaf Cy" Byta histeris tak kala lupa Icya yang bersandar di bahunya, namun Keyta ternyata lebih reflek lelaki itu sudah memapah Icya duduk kembali di bangku

"Ih kamu gimana sih By, kan kasian Icya" Keyta menegur Byta yang merasa bersalah

"Lo juga ngapain di sini" Icya balik bertanya pada Keyta dan mendorong tubuh cowok itu namun Keyta tetap berdiri di samping Icya

"Kamu kenal Reynaldi gak Cy" Kini Keyta membelangi Byta dan menghadap Icya, walau sebenarnya itu hanya untuk menutupi rasa gugupnya saja terlebih gadis manis itu terus saja menatap ke arahnya.

"Oh anak kerawitan itu ya, kamu bisa minggir gak" Icya mendorong Keyta jengkel

"Eh kamu kenal Cy" Tanya Kinan yakin bila lelaki yang mereka maksud sama dengan yang ia temui tadi.

"Iya kenal" Icya mengatur posisi duduknya membuat Keyta terpaksa menjauh "Dia emang sering bolos sekolah tapi gak pernah absen pas latihan karawitan, aneh ya zaman sekarang ada anak kayak gitu" Jelas Icya

"Ooo, emang dia suka bolos ya" Tanya Kinan penasaran

"Iya, sebulan bisa Cuma 7 hari masuk sekolah tuh, tapi dia emang jenius sih" Lanjut Icya

"Yang mana sih aku kok gak ingat ya" Kinta penasaran

"Itu lo yang dulu di kira gay sama si Dilasnya kamu" Tunjuk Icya pada Karin

"Ooo yang itu" Serempak mereka ber oh ria kecuali Keyta yang tidak tahu sama sekali, sedang Karin menggerutu tidak jelas

"Emang kenapa Key, kamu mau gantiin Dilas" Ucap Icya dan segera merinding ketika merasa ada empat mata yang mendelik ke arahnya

"Bukan, tuh anak tadi di cakar kucing di kebun belakang kebetulan kita barengan beresin musholla trus dia ngilang" Bantah Keyta tegas "makanya kita cari dia"

"What, beneran" Byta kaget

"Halah, itu mah udah biasa paling-paling juga di kerjain si Seno cs" Terang Icya

"Lah kok kamu tau sedetail itu sih" Keyta sedikit risih

"Aku kan anak PMR, sering nunggu ruang UKS Rey sering ke sana, masih mau di jelasin juga" Icya jengkel, Keyta hanya menggaruk kepala namun kemudian ia memiliki ide lain sekarang.

"Eh Nan, kamu suka tari tradisional kan ya, kalau kamu mau, aku kemarin dapat tugas sih dari mbak Dhari ketua kerawitan buat nyariin siswi yang mau nari tradisional gitu, mereka mau pakai tari juga katanya biar makin kece kali ya" Icya terkekeh saat mengingat kakak kelasnya yang energik itu

" Yuk berangkat " Icya hampir terjengkang tak kala mendapati wajah Kinan hanya berjarak satu jari dari wajahnya

"Eh Icya" Panggilan itu membuat Kinan berhenti menarik Icya

"Hai Cantik" Sapa Keyta menyela

"Kamu apaan sih Key " Kinta bersuara

"Lah kan memang Radin sama dengan cantik " Jelas Keyta menggoda lelaki kalem itu

"Eh beneran kak " Kinta bertanya heran

"Iya, itu bahasa madura, dan kebetulan ayahku berasal dari sana, Keyta juga " Jelas Radin

" Berarti kalian bersaudara " Tanya Icya yang sudah duduk kembali

" Iya, bisa di bilang kita keponakan, Keyta anak dari adiknya nenekku " Jelas Radin

" Berarti kamu "Pak Lik" Tunjuk Icya pada Keyta

" Iya kalau di daerah jawa sana" Bantah keyta yang risih dengan sebutan tersebut

" Eh iya kak, ada apa?" Tanya Kinta sambil menyikut Icya yang masih asik beradu argumen dengan Keyta

" Oh iya Ci, file yang kamu minta udah aku serahin ke Bang Shin ya"

" Iya kak makasih ya infonya, hampir saja lupa" Jawab Icya

"Gak papa" Ucap Radin dengan senyum kasnya " Oh iya Key keluarga Lo udah datang tuh, nanti aku bantuin pindahan"

"Gue di usir nih" Ucap Keyta

"Ya lah, tapi kalau lo betah sekamar berdua ok aja" Lelaki itu tertawa renyah

"Sialan Lo" Keyta tersipu

"Cy ikut gue" Tiba-tiba seorang lelaki datang sambil menyeret Icya, kemunculan siswa yang di luar dugaan itu cukup membuat mereka bingung terlebih kejadiannya cukup cepat. Terbukti dalam beberapa menit saja mereka sudah tidak melihatnya lagi, bahkan sosok Icya.

" Rey tunggu" Teriakan Keyta menyadarkan mereka, lelaki itu segera berlari dan menghilang di balik tikungan

"Oh itu si Renaldy" Byta manggut-manggut

"Oh kenapa tuh anak" Radin keheranan, Byta segera menceritakan apa yang ia dengar, lelaki itu manggut-manggut sebelum kemudian pamit pergi

Karin dan Byta terpingkal-pingkal sambil memegang perutnya, membayangkan lelaki yang cukup keren itu berperang dengan kucing. Walau hanya sebentar, namun wajah Rey yang penuh goresan juga rambut acak-acakan berhasil membuat tawa mereka meledak. Kinta dan Hesty hanya tersenyum kecil sedang Kinan senyum tertahan saat ia diabaikan begitu saja.

Detik berikutnya Kinan merasa konyol, ketika menyadari perasaan yang tidak biasa itu mulai merasuk kedalam hatinya. Terlebih pada seorang yang baru ia kenal, untuk itulah ia ingin pembuktian. Ia tidak akan menyerah untuk mencari tahu alasan tentang sesuatu yang baru saja menyelimuti raganya dengan hangat.