71
"Berat?" tanya anna.
"Enggaklah, ngangkut tulang doang," sahutnya. Nathan terkekeh ketika mendapat satu jeweran dari belakang punggungnya. Memang benar-benar jauh tempat yang ingin dituju, sebab Nathan memperlambat langkah kaki miliknya.
Ia menikmati deru napas Tsuyoi Sentoki yang terus berhembus menerpa telinganya. Mencoba berpikir keras sebab anna sepertinya ingin mengatakan sesuatu ketika rengkuhannya terasa kencang akan tetapi wanita tersebut mengurungkan niatannya.
"Ahh, dekat juga," keluh Nathan. Padahal ia tidak keberatan jika seharian bersama anna menelusuri goa ini ataupun kalau bisa, Nathan ingin tersesat saja berdua. Malah yang membuat Nathan terheran, Maya bersemangat melihat jejeran peti-peti besar, sampai melompat turun, bahkan Ia berjalan seperti biasanya.