"Lepasin atau aku bakal teriak?!"
Dua di antara tiga preman berbadan kekar mencekal kedua tangannya dari kedua sisi, sementara satunya lagi berdiri di depan Bella. Ketiganya nampak menyeramkan dengan suara gelak tawa seperti raksasa yang kelaparan yang bahagia setelah mendapatkan mangsa untuk disantapnya. Ditambah ia sekarang berada di jalan sepi yang hanya diterangi oleh lampu jalan dan sinar rembulan. Hal itu membuat nyali Bella semakin menciu
"Teriak? Silahkan teriak saja, Nona. Kami tidak akan dirugikan oleh hal itu." Preman yang ada di hadapannya, dengan luka bakar di sekitar pipi kanannya itu membelai pipi Bell
"Lepas!" Bella membuang muka ke samping kemudian mundur selangkah membuat cekalan di kedua tangannya kian mengera
"Ssshhh....
Mendengar desisan Bella preman dengan luka bakar di sekitar pipi kanannya itu menyunggingkan sebelah sudut bibirnya. "Berhentilah memberontak jika kau tak ingin pulang dengan luka lebam di sekujur badanmu atau pulang tinggal nama mungkin