Kini seperti biasa semua mata mengarah kepada, kata itu seperti menghakimi Kirana dalam-dalam dan tidak membiarkan Kirana bisa bernapas dengan lega barang sedetik pun.
Amelia yang berada di sisi Kirana telah berusaha untuk membuat Kirana tidak mempedulikan hal itu dengan mengajaknya terus berbicara. Namun, sekuat apapun Amelia berusaha Kirana tetap akan bisa mendengar suara bisikan yang terus saja melintas di telinganya dan membuat telinga perempuan itu memerah kepanasan.
"Kau lihat bukan bahwa semua orang membicarakanku? Aku tidak mengerti harus mengatakan ini sebagai keberuntungan atau keberuntungan karena kedatangannya malah membuat hidupku malah bertambah semakin parah seperti ini?"
Amelia mengerti apa yang dimaksud oleh Amira tapi perempuan itu memilih untuk bungkam karena ia sendiri tidak tahu harus melakukan apa agar mata yang kiri menatap Kirana dengan begitu sinis berhenti berbicara.