Chereads / My Sugar Lady, Coose Me / Chapter 6 - Terjebak Bersama Ares

Chapter 6 - Terjebak Bersama Ares

Bella merebahkan tubuhnya di atas sofa, gadis itu baru saja pulang dari kerja dan melihat kosan yang masih sepi. Sedangkan jam sudah menunjukkan pukul lima sore.

Namun, rasa malas untuk mandi membuat gadis itu masih betah berlama-lama di ruang tengah. Dari arah teras, sayup-sayup Bella mendengar suara motor baru saja tiba, gadis itu spontan menagakkan tubuhnya sambil menatap ke arah depan.

"Please, jangan orang itu." Gumam Bella sambil wanti-wanti melihat ke arah depan. Sebuah ketukan pintu membuat alis Bella menukik tajam.

"Sejak kapan penghuni kosan ketuk pintu sebelum masuk?"

Bella pun beranjak dari duduknya, mendekati jendela untuk melihat siapa yang bertamu. Dan pada saat hendak mengintip orang itu menyerukan kalimat 'Paket' membuat Bella membulatkan mulutnya.

"Permisi, paket."

"Iya." Jawab Bella sambil membuka pintu. "Paket buat siapa, ya, Mas?"

Bella bingung, pasalnya tidak ada yang mengasih info di grup jika ada paketan, bahkan penghuni grup pun tidak bilang sedang membeli sesuatu di online shop.

Yang di bahas hanya candaan Rey tentang bos yang super duper gendut, Pak Wijaya. Bella pun mengenalnya, karena pak Wijaya sering sekali menggoda dirinya saat sedang bekerja dan rasanya ingin mengempeskan perut buncitnya. Tapi, Bella sadar posisinya akan terancam di keluarin.

"Atas nama Aresha Patrusi Aigee." Jawabnya.

Merasa asing dengan nama panjang itu. Bella yang hendak memberi tahu Sari tentang paket kembali urung saat seseorang dari belakang mengambil paketan tersebut.

"Punya saya."

Bella menoleh dan melihat wajah Ares begitu dekat denganya. Pria itu tengah berdiri tepat belakangnya. Bella membulatkan matanya sempurna melihat kehadiran Ares tiba-tiba muncul dari belakang.

Sejak kapan pria itu ada di kosan?

Itulah yang tengah Bella pikirkan saat ini, melihat tanda-tanda kehadirannya saja tidak. Mamang paket pun undur diri meningalkan Bella dan Ares yang masih berdiri di depan pintu.

Salah satu tangan Ares bertumpu di dinding, satunya lagi memegang paket. Tubuh jakung Ares menutup arah pandang Bella yang tentunya gadis itu tidak bisa masuk ke dalam.

"Minggir." Ketus Bella tanpa menatap ke arah Ares.

Bukannya minggir pria tersebut masih berdiri menghalangi Bella. Merasa tidak ada jawaban dari Ares membuat Bella mendongak, memincingkan matanya tajam. "Kamu enggak punya telinga?"

Ares menaikkan satu alisnya. "Kenapa setiap sama gue lo sensi? Pms?"

Ingin sekali Bella memitas kepala pria tersebut. Bella bukanya sensi jika berduaan dengan pria tersebut hanya saja sikap pria itu memang pantas di ketusin. "Nggak. Udah minggir aku mau mandi."

Ares mempersilakan Bella masuk, pria tersebut menutup pintunya dan menatap sejenak paketan yang ada di tangannya.

Lalu berjalan di belakang Bella, Bella yang merasa Ares hendak ke kamar memilih memelankan langkahnya, gadis itu ingin Ares lebih dulu jalan dan hal yang membuat Bella heran, pria tersebut malah ikutan memelankan langkahnya.

"Sebenarnya dia mau apa, sih?" gumam Bella dan membuat gadis itu mempercepat langkahnya.

Membuka pintu kamar tanpa menoleh ke arah kanan yang tentunya Ares pun sedang melakukan hal yang sama. Tanpa sepatah kata pun Bella langsung masuk.

"Dia aneh banget, sih. Kalau gini mending aku pulang terlambat." Dumel Bella sambil duduk di atas kasur.

Sudah tiga puluh menit tidak ada tanda-tanda kedatangan penghuni kosan yang lain. Ryu bahkan Sari pun tak mengabari jika ingin lembur. Bella masih berdiri di balik pintu, handuk sudah terselampir di pundaknya, ia ingan mandi tapi malas bertemu dengan Ares.

Bella membuka sedikit pintu kamarnya, mengintip dari celah untuk memastikan keadaan di luar. Merasa suasana kondusif membuat Bella tersenyum lebar.

Gadis itu membuka pintu lebar-lebar sembari menoleh ke arah pintu kamar Ares yang tertutup, itu tandanya pria itu masih di dalam dan hal itu kesempatan emas untuk mandi.

Di ruang tengah pun tidak ada tanda-tanda kehadiran Ares membuat hati Bella senang, kakinya semakin lebar menuju dapur.

Namun, lima langkah ingin masuk ke dalam kamar mandi, pintu sebelah terbuka menampakkan sosok Ares yang baru saja selesai mandi. Bella termangu, berdiri menatap Ares yang tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Pesona Ares semakin meningkat kala pria tersebut mengacak-acak rambutnya membuat beberapa helai rambut bergoyang secara abstrak. Fiks, jika seperti ini cewek mana yang tidak mau dengan Ares?

Sadar jika ada Bella, pria itu menatapnya dengan wajah datar. Bella segera memalingkan wajahnya saat Ares memergoki tengah memperhatikannya. Bella segera masuk ke dalam kamar mandi. Tentu saja kelakuan Bella tak luput dari perhatian Ares.

"Aish, kamu bodoh banget, sih Bel! Kenapa bisa terpesona dengan dia? Gimana kalau dia kegeeran? Aiasshhh Bella!" dumel Bella sambil mencuci wajahnya.

"Kan malu jadinya. Gimana kalau dia ungkit-ungkit atau nggak bilang sama pacar? Aaaa ... mau taruh dimana wajah kamu, Bella?"

Gadis itu menatap cerminan diri di kaca kamar mandi. Sudah beberapa menit yang lalu gadis iu sudah melakukan ritual mandi, ia sudah wangi hanya saja gadis itu malu menampakkan diri di depan Ares. Bella kembali menatap wajahnya di cermin untuk kesekian kalinya.

"Okey, Bel, anggap aja kamu nggak ingat, abaikan kejadian itu. Ya, pura-pura masa bodoh." Tuturnya sendiri setelah itu ia membuka pintu dengan perlahan.

Keadaan dapur sepi membuat Bella memberanikan diri untuk keluar, memperhatikan sekeliling. Setelah menaruh baju kotor di ember warna biru, Bella bergegas memepercepat langkah kakinya. Ruang tengah pun tidak ada tanda-tanda Ares membuat Bella bernapas lega.

Tapi, Bella tak menyurutkan perasaan waspada, takut jika Ares tiba-tiba muncul. Dan saat hendak berbelok ingin ke kamar betapa terkejut ia berpasan untuk kesekian kalinya dengan Ares yang hendak ke dapur. Wajah mereka begitu dekat, bahkan Bella bisa melihat jika Ares memiliki bulu mata yang panjang.

Sadar akan posisi mereka yang terlalu dekat, Bella serta Ares pun saling menjauh. Bella melangkahkan kakinya ke kiri tapi Ares malah ikut ke kiri. Jantung Bella mendadak tak karuan, ia kembali melangkahkan kakinya ke kanan Ares mengikutinya juga.

Sial, ini sangat canggung.

"Duluan." Katanya.

Bella mengangguk lalu pergi melewati Ares bersamaan aroma sabun papermint, aroma semacam permen karet dari tubuh Bella terhirup oleh Ares membuat pria tersebut sejenak memejamkan matanya.

"Harum." Gumamnya.

Memutar tubuhnya menatap punggung Bella dengan tatapan tak terbaca. Setelah itu Ares kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Di sisi lain, Bella baru saja merebahkan diri di atas kasur.

"Ya ampun, tadi canggung banget."

Sebuah notif dari grup kosan membuat Bella penasaran. Gadis berusia dua puluh tahun melebarkan matanya saat mendapat infor jika sebagian penghuni kosan tengah lembur, itu berarti sampai jam sepuluh malam ia berduan di kosan dengan Ares?

Bella menghembuskan napas berat. Perutnya sudah mulai keroncongan minta di isi. Tapi malas untuk keluar, Bella pun memilih rebahan dan tak sadar gadis itu ketiduran, efek capek dan mager.