Hari libur adalah hal yang paling di tunggu-tunggu dari hari yang lain. Kini, Bella yang baru saja bangun tidur tampak bersiap untuk mencuci baju.
Bagi anak kosan liburan bersama cucian. Baru saja keluar kamar, dari arah kiri Ares juga baru saja keluar dengan setelan baju yang lengkap dengan jaket denim miliknya. Satu kata terlintas di pikirkan Bella saat ini, mau apel.
Gadis itu tampak acuh dan terus berjalan mengabaikan Ares yang tengah menatapnya. Kini, di ruang tengah Sari dan Rey tengah berada di sofa bermesraan sambil menonton televisi.
"Loh, Bella. Lo baru bangun?" seru Sari yang sadar jika ada Bella yang hendak ke dapur.
"Ho'oh. Semalam nggak bisa tidur. Aku duluan, ya mau nyuci baju," cetus Bella yang duluan pergi meninggal ruang tengah.
Di dapur Bella menyergit kala ember yang di sebelah warna merah tidak ada, gadis itu masuk ke dalam kamar mandi siapa tahu anak kosan memindahkannya ke dalam. Namun, tidak ada.
Bella semakin di buat bingung dengan ember cucian yang mendadak hilang entah kemana. Dan, kegusaran Bella pun di lihat oleh Ryu yang hendak ke toilet.
"Kenapa, Bel?"
Bella menoleh sekilas. "Itu Mbak, ember aku kok ilang, ya?"
Alis Ryu menukik tajam. "Mana mungkin hilang Bel, ember cucian udah di bagi satu orang satu, masa ilang sih?"
"Ya itu Mbak, aku heran."
Ryu pun yang tadi hendak ke toilet menjadi mengurungkan niat untuk mencari ember cucian Bella. Perempuan itu tampak mencari hingga kolong dapur dan sekeliling ruangan belakang.
"Ember kamu warna apa, sih?"
"Biru kalau nggak salah."
Ryu yang semula menunduk sambil mencari mendadak menegakkan tubuhnya, menatap Bella sejenak. Perempuan itu segera membuka ember di samping warna hijau.
"Bel, kamu salah naruh pakaian kotor!" ujar Ryu membuat Bella sontak terkejut.
"Ma-maksud mbak?"
"Kamu naruh ember warna biru itu milik Ares. Dan milik kamu itu ember warna merah. Kamu nggak liat-liat dulu apa kalau mau naruh?"
Kedua bola mata Bella membulat sempurna, gadis itu mana tahu jika ember warba biru milik Ares. Jika tahu Bella tidak akan menaruh pakaian kotor di ember itu.
"Mbak, nasib pakaian aku gimana? Aduh, gawat, pakaian dalam aku, mbak!" seru Bella dan detik itu juga Bella berlari ke depan untuk menemui Ares, gadis itu berharap jika Ares belum pergi dulu.
"Teh, liat Ares nggak?" tanya Bella pada Sari yang masih berada di ruang tengah.
"Ares baru aja pergi. Kenapa, tumben lo cari Ares?" tanya Sari heran yang tidak biasanya mencari Ares.
"Ada sedikit keliruan, aku duluan!" seru Bella berlari ke arah depan masih mengunakan piyama tidur.
Gadis yang tengah mencepol rambut asal, piyama keropi yang melekat pada tubuh mungil, keluar kosan sambil menatap sekeliling halaman parkiran.
Bayu yang memang tengah mencuci motor kesayanganya itu terkejut melihat penampilan Bella, wajah yang ketara bingung dan sesekali menoleh ke kanan dan kiri. Bayu menaruk spon pada ember sambil memerasnya.
"Cari siapa, Bel?"
Bella menoleh pada Bayu, gadis itu menggaruk tengkuknya tidak gatal. "Iya, aku cari Ares, mas Bayu liat nggak?"
"Ares? Baru aja dia pergi."
"Mas Bayu tau nggak dia pergi kemana?"
"Katanya pergi ke laudry, mau ambil cuciannya yang kemarin."
Sontak saja membuat Bella meringis malu, sudah pasti Bella yakin pakaian kotornya terselip di antara baju Ares. Ingin rasanya Bella menghilang saat Ares datang.
Bella segera masuk ke dalam dengan wajah yang memerah padam, bagaimana pun juga ia malu untuk bertemu Ares. Dan, berharap Ares segera pulang dan tidak jadi mengambil cucianya. Mau ditaruh di mana mukanya jika Ares terkejut ada pakaian dalam wanita.
"Aishhh ... Kenapa harus seperti ini?" gumam Bella sambil duduk di ruang tamu. Bagaimana juga Bella harus mengambil baju privasi miliknya.
Menunggu Ares begitu lama di ruang tamu bahkan sampai mengantuk, tapi Bella tetap berusaha untuk membuka lebar-lebar matanya. Dan, saat itu juga deru motor yang familiar di telinga Bella membuat gadis itu spontan berdiri.
Berjalan ke arah pintu, napas Bella tercekat saat melihat Ares membawa satu bungkus baju di tangannya. Bella begitu waswas serta sudah mengambil ancang-ancang untuk merebut pakaian itu dari Ares.
Tepat saat Ares hendak masuk Bella langsung mengambil alish satu kantung pakaian dari Ares. Sedangkan Ares yang terkejut akan kehadiran Bella tiba-tiba, terlebih lagi mengambil alih pakaiannya.
"Kembalikan pakaian gue, Bella!"
Bella mengeleng tegas, kedua tangannya memeluk kantung pakaian itu dengan begitu erat. Bagaimana juga Bella tidak ingin Ares melihat barang berharga miliknya.
"Lo kalau mau baju gue bukan kek gini juga. Itu namanya pemaksaan! Kembalikan!" cecar Ares yang kini sudah memegang ujung kantung pakaian.
"Lepas Ares, aku cuman sebentar minjem kantung pakaian ini. Sumpah, setelah itu aku kembaliin lagi," tutur Bella sambil kembali menarik kantung pakaian. Namun, Ares pun enggan untuk melepas.
Ada satu hal yang Ares memilih memperhatikan kantung pakaian itu. Tentu saja ada beberapa pakaian dalam yang ia londry, Ares tidak mau gadis itu melihatnya.
"Lepas Bella! Lo kenapa, sih, hah?! Lagi pula itu pakaian gue!"
Bella mengigit bibir bawahnya, ia bingung mau berkata apa pada Ares. Tidak mungkin jika di dalam kantung pakaian ini juga ada miliknya. Pakaian yang paling sensitif wanita.
"Aku cuman sebentar, setelah itu aku kasih lagi kok!"
Ares pun yang keras kepala tentu saja enggan menuruti ucapan Bella. Pria tersebut menarik paksa kantung tersebut membuat pelukan Bella terlepas.
"Menyusahkan!" cibir Ares seraya berjalan menjauah dari Bella.
Bella yang tidak mau hal memalukan terjadi langsung mengikuti Ares dari belakang. Di rasa waktu yang tepat untuk merebut kembali kantung tersebut tidak di sia-siapkan oleh Bella.
Bella yang hendak berlari malah kembali memutar ke belakang saat Ares menariknya. Tubuh mereka pun saling pandang satu sama lain, menyelami iris mata Ares dengan begitu dalam.
Sadar akan jarak yang begitu dekat membuat mereka saling menjauh satu sama lain. Lalu Ares meraih kantung pakaian miliknya, tapi Bella pun enggan untuk melepas.
Terjadilah aksi saling rebut satu sama lain untuk memertahankan rasa wibawanya. Ares menatap tajam pada Bella dan Bella tidak mau kalah. Demi pakaian dalam Bella rela berurusan dengan Ares.
"Lepas nggak?!" ketus Ares yang tampak kesal.
"Nggak. Kamu yang mesti lepas!"
Dari luar Bayu yang hendak masuk terkejut melihat Ares dan Bella tengah meperebutkan sesuatu. Bayu menggeleng pelan dengan dua orang di depannya.
"Kalian berdua jangan kaya anak kecil?!" serunya membuat Bella dan Ares menoleh secara sekilas.
"Diam!" Jawab mereka satu sama lain bagaimana pun juga mereka tengah memertahankan sesuatu yang amat privasi.
"Ck, anak muda labil." Cibir Bayu melanjutkan perjalanannya, meninggalkan mereka berdua yang masih tetep keras kepala satu sama lain.
"Lapas atau gue pake cara lain?" ancam Ares tidak main-main.
"Nggak ya nggak! Aku cuman mau liat doang ini kantung, terus aku kasih lagi!" papar Bella sambil memohon agar Ares luluh.
"Buat apa lo mau liat pakaian gue?" ketus Ares begitu tajam serta tidak lupa akan tatapan bak elangnya.
"Karena ..." Bella yang bingung tidak tahu harus beralibi apa kepada Ares.
"Fiks, lo buat gue lakuin cara ini untuk lepasin tangan lo dari kantung pakaian gue!"
Ares menarik kencang kantung pakaian tersebut membuat Bella tertarik ke depan. Dan, saat itu juga sebuah kecupan mendarat mulus pada Bella di jidatnya. Ares menyeringai, sudah di duga cara ini begitu ampuh.
Ares menciumnya!
Bella mematung dan kesempatan itu di ambil untuk Ares membawa kantung pakaian jauh dari Bella. Mengabaikan Bella yang masih bergeming. Itu pun tidak lama saat Bella sadar jika kantung pakaian tersebut sudah di bawa Ares pergi.
"Ares. Kamu harus tanggung jawab! Kembalikan kantung itu ke aku!" teriak Bella sambil mengejar Ares. Tentu saja, Ares pun yang tengah melindungi aset berharganya ikut lari menjauh dari Bella.