Chereads / My Sugar Lady, Coose Me / Chapter 7 - Hantu Ganteng

Chapter 7 - Hantu Ganteng

Bella menguap sembari menguap-usap matanya, gadis itu meraih ponsel miliknya untuk melihat jam. Pukul dua puluh tiga, empat puluh lima menit.

Bella mendesah, masih tengah malam dan perutnya minta di isi akibat tidak makan malam. Dengan keadaan yang masih mengantuk, netra yang masih sayu, rambut yang awu-awutan tak menyurutkan Bella keluar  untuk merebus mie.

Lorong yang tampak sepi, lampu sudah di matikan.  Gadis itu sesekali mengaruk kelapanya sambil terus berjalan menuju dapur.

Setelah tiba, Bella meraih panci sambil menguap kecil, lalu kembali menegakkan tubuh mengambil air untuk di panaskan. Merasa cukup, Bella menaruh panci di atas kompor lalu mengklik tombol trun on pada kompor.

Bella menarik kursi, menungu air hingga mendidih. Sadar akan keluapaan sesuatu, Bella kembali bangun dan ternyata mie belum ia masukkan, mungkin efek mengantuk tapi perut minta di isi.

Setelah memasukkan mie ke dalam panci dan menuangkan bumbu ke dalam mangkuk, setelah itu Bella menungu mie matang. Bella pun berinisiatif untuk mencuci muka agar lebih fresh.

Saat berbalik, tubuh Bella menegang kala ada banyangan yang lewat di area ruang tengah, bulu kudug Bella mendadak meremang seketika. Menalan ludah kasar sambil megusap-usap matanya, takut jika itu adalah imajinasinya. Bella pun menutuskan untuk segera mencuci muka terlebih dahulu.

Mengusap kasar wajahnya sambil kembali ke dapur, tapi kedua kaki mendadak berhenti, tubuhnya mematung serta bibirnya kelu. Netra matanya membulat sempurna kala melihat sosok tinggi hitam tengah membelakanginya.

Otak Bella mendadak tak bisa berpikir dan saat sosok itu membalikkan tubuh ke belakang, Bella sudah lari terbirit-birit sambil bereriak.

"Hantu!" seru Bella mampu membangunkan satu penghuni kosan yang tengah terlelap.

Wajah bantal Ryu dan suami langsung muncul di balik pintu, lalu di susul oleh Sari yang tampak menguap, sedangkan Rey, pria itu kebo tidak akan bangun walau seisi kosan heboh.

"Kenapa, sih?"

"Iya, kenapa Bel, lo malam-malam teriak?"

Wajah Bella sudah pucat pasi, gadis itu memegang lengan Sari yang memang jaraknya lebih dengan perempuan itu. Sari yang keherahan dan cemas menoleh ke arah Ryu dan Bayu. "Tenangin diri lo, terus baru cerita," ujar Sari.

Bella pun mengangguk. Setelah dirasa sudah tenang gadis itu pun berucap, "ada hantu!"

Ketiga orang yang ada di depan Bella saling pandang satu sama lain. Mereka terkejut akan penuturan Bella, pasalnya baru pertama kali ada yang mengatakan jika kosan ini berhantu. Padahal, sudah lama mereka menempati kosan ini dan tidak ada tanda-tanda yang namanya hantu.

"Ya udah, aku check dulu. Di dapur?" ucap Bayu dan di anngguki oleh Bella.

Sedangkan ketiga perempuan itu pun mengikutinya dari belakang, bahkan Bella sudah memengang erat lengan Sari.

"Serius lo liat penampakkan?" ujar Sari pelan.

"Iya, Teh, dia pake hitam-hitam mana suasana dapur aku enggak di nyalain lampunya. Serem." Cetus Bella sambil mengidik ngeri.

"Tapi Bel, selama kita di sini kita nggak ada yang ngalamin kek kamu," sahut Ryu.

Kini mereka berempat sudah berada di dapur, suasana benar-benar hening, cahaya yang minim serta membuat suasan mendadak mencekam bagi mereka berempat.

Ryu dan Sari yang awal biasa-biasa saja mendadak menjadi takut, saling merapatkan diri satu masa lain. Bayu yang ada di depan mendadak berhenti saa netra matanya menangkap hal yang  ganjil.

"Kenapa, Mas?" tanya Ryu yang mulai merinding. Bayu menoleh sambil menempelkan jari telunjuk ke bibirnya.

Bayu segera mencari saklar, setelah beberapa detik mencari akhirnya ruangan yang awalnya minim cahaya menjadi terang. Keempat orang itu langsung membulatkan matanya sempurna melihat sosok yang tak jauh dari mereka.

"Ares, kamu buat satu kosan heboh!" seru Bayu bedecak sebal melihat Ares yang memang memakai pakaian full black, pria itu tengah duduk di meja makan sambil menyesap vape miliknya.

Ryu dan Sari menepuk jidat masing-masing, memang mereka sudah tau akan hobi Ares yang tengah malam selalu ke dapur untuk merokok. Cuman, Bella yang warga baru tidak tahu menahu dan menangkut pautkannya dengan makluk astral.

"Udah gue bilangi, kalau mau nge-vape jangan di dapur, mana pake baju item pula. Abis maling di mana, lo?" cecar Sari yang seperti biasa tak pernah menyaring perkataanya.

"Apaan, sih? Dianya aja yang penakut," ujar Ares mendelik sinis pada Bella.

"Bukan penakut, cuman kamunya aja muncul mendadak, mana nggak ngeluarin suara sama sekali," ucap Bella membela dirinya sendiri.

Bayu menguap kecil. "Sudah jangan debat. Bel udah terbuktikan nggak ada hantu, aku sama Ryu balik ke kamar, ya?" tutur Bayu sambil meraih pinggang ramping istrinya.

"Gue juga, ya. Ngantuk." Satu persatu mereka meninggalkan Bella dan Ares di dapur.

Bella membuang muka dan membalikkan badan untuk pergi ke kamar. Namun saat hendak melangkah gadis itu teringat akan mie instannya. Dengan cepat memutar tubuh dan menghampiri panci yang kini hanya tersisa air saja. Bella menoleh ke arah Ares dengan tajam.

"Mie aku kokk hilang?"

Ares mengepulkan asap sebelum akhirnya menoleh ke arah Bella. "Kata siapa lo tinggal?"

"Kamu yang makan?"

Tangan kiri Ares mengambil sesuatu dari balik tubuhnya, sebuah mangkok berisi mie dengan mata sapi terpampang di depan mata Bella. "Milik lo, kan? Gue nggak makan, cuman mindahhin doang."

Bella mengerjapkan matanya beberapa kali, ia malu sudah menuduh pria tersebut. Bella pun duduk di samping Ares sambil menatap lapar mie.

Tanganya hendak meraih sendok dan garpu tapi keduluan akan tangan Ares, pria itu mengambilnya lalu mengelapnya dengan tisu. Bella termangu sejenak akan sikap Ares malam ini, bagaimana tidak syok jika pria itu mengambilkan sendok dan garpu untuknya?

"M-makasih." Bella pun mengambil alih kedua benda tersebut lalu memakan mie dengan diam.

Sedangkan Ares melanjutkan merokok elektrik miliknya sambil sesekali melirik ke  arah Bella yang masih sibuk dengan makananya, sesekali gadis itu mengibas-ibaskan tangan ke muka saat sensasi panas dan pedas tercampur di mulut, hal itu menarik perhatian seorang Ares.

"Mau?" tawar Bella kala melihat Ares tengah sibuk dengan rokok eletriknya.

Pria itu menoleh, melihat Bella tengah menggangkat garpu berisi mie.

"Nggak." Jawab Ares singkat, padat dan jelas. Pria itu juga kembali melanjutkan kegiatannya.

Bella mengidikan bahu acuh sambil kembali makan dengan tenang. Setelah menghabiskan makananya, Bella tak langsung ke kamar tapi memilih duduk agar makanan yang ia makan langsung tercerna dengan baik di dalam tubuh. Gadis itu melirik ke arah Ares yang tengah mengepulkan asap ke udara.

"Kamu perokok aktif?" tanya Bella yang melihat Ares tengah menikmati kegiatannya.

Ares mengulkan asap ke udara sebelum akhirnya menoleh ke arah Bella. "Nggak. gue ngerokok kalau lagi mau aja."

Dari kalimat yang pria itu ungkapkan, membuat Bella memutuskan jika Ares tengah mengalami masalah dan mengalihkan masalah itu dengan cara merokok. "O-oh. Bukan karena ada masalah?"

Pria itu menatap wajah Bella dengan saksama. Memajukan wajah ke depan membuuat Bella spontan mundur. "Jangan penasaran sama hidup gue ... karena lo nggak akan pernah bisa keluar setelahnya," ucap Ares dengan nada rendah serta iris hitamnya seolah-olah mengunci pandangan Bella, setelah itu Ares sengaja menghembuskan asap vape di wajah Bella.

"Ngeselin banget, sih. Lagian juga siapa yang mau kepo sama urusan kamu!" cecar Bella sambil meninggalkan Ares yang kini tengah menatapnya dengan sorot tak biasa.