Saat ini Bella di antar ke sebuah rumah minimalis, bercat hijau muda dengan pagar hitam menjulang tinggi. Ibu tersebut tengah berincang-bincang dengan seorang pria paruh baya mengunakan sarung dan kopiah di kepalanya. Setelah itu mereka menghampiri Bella.
"Nih, Pak, Neng ini cari kosan tapi nggak ketemu," papar Ibu tersebut.
"Kebetulan sekali Neng, di sini ada satu kamar yang kosong. Di sini ada empat kamar, tiga sudah di isi. Mari neng, di liat-liat dulu cocok apa nggak sama Neng kosannya."
"Boleh, Pak." Bella menarik kopernya. Namun, sebelum itu gadis itu menoleh ke arah ibu yang sudah mengantarkanya. "Bu, makasih, ya."
"Sama-sama, Neng. Ibu permisi dulu, ya." Bella pun mengangguk.
"Mari Neng, masuk." Bapak tersebut membuka gerbang dan membuat Bella bisa melihat halaman rumah di tumbuhi oleh rumput serta ada dua motor ninja serta motor bebek terparkir di depan.
"Kayaknya, mereka lagi pada kumpul, Neng." ucap bapak tersebut.
Bella yang mengerti maksud dari ucapan bapak tersebut mengangguk, mungkin anak kosan sudah pulang. Itulah yang Bella tangkap.
Gadis itu kembali menarik kopernya saat bapak tersebut mengetuk pintu, dan tak lama kemudian seorang perempuan berambut blonde muncul.
"Eh, bapak, kenapa, pak?" sapanya sambil membuka pintu lebar-lebar. "Masuk, Pak."
Bapak tersebut tersenyum sambil mempersilakan Bella masuk juga. Perempuan berambut blonde yang baru sadar akan kehadiran Bella, ia tersenyum sebagai tanda sapa darinya.
"Ini, Neng, ada yang mau nge-kos di sini. Di kamar belakang," Bapak tesebut menoleh ke arah Bella. "Nama Neng siapa?" ujarnya.
"Bella, Pak."
Perempuan tersebut mengangguk mengerti. "Akhirnya ada temen juga saya di sini," cetusnya sambil tersenyum.
"Loh, Neng Ryuny nggak ada?"
"Dia lagi dines sama suaminya."
Bapak kos hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja. "Ya sudah, bapak mau nunjukin neng Bella ke kamarnya. Mari Neng."
Saat itu Bella mengikuti bapak kos dari belakang sambil memperhatikan bangunan rumah ini yang begitu terawat dan bersih. Tepat di ruang tengah, Bella terkejut melihat seorang pria tengah menonton televisi dan pria itu pun menyapa bapak kos juga.
"Warga baru, Pak?"
"Iya Mas Rey." Bapak kos menoleh ke arah Bella. "Neng, ini Mas Rey, tunangan Neng Sari, perempuan yang tadi."
Bella pun mengangguk mengerti, ia pun melemparkan senyuman saat pria itu tersenyum ramah ke arahnya. Lalu bapak kos kembali melanjutkan perjalananya sambil memberitahu semua letak seisi rumah ini. Kini, mereka berhenti di lorong yang terdapat empat pintu berhadapan.
"Nah, Neng ini kamar Mas Bayu dan Neng Ryu, mereka suami istri. Di sebelahnya kamar Neng Sari sama Mas Rey, mereka tunagan dan akan menikah bulan depan. Sebenarnya bapak nggak izinin, cuman pihak keluarga Neng Sari datang kemari untuk meluruskan jika memang sudah ada kesepakatan mereka agar neng Sari di jaga sama Mas Rey."
Bella pun mengangguk mengerti. Tentu saja tidak boleh tidur satu kamar tanpa adanya status suami istri.
"Nah, kalau pintu di samping neng Bella itu kamar Mas Ares yang sebentar lagi akan tunangan juga. Di sebelahnya itu kamar neng Bella," jelas bapak kos menjelaskan dengan detail. Pintu kamar pun di buka memperlihatkan satu set kasur dan lemari di ujung.
"Gimana, neng, mau ambil atau nggak?" tanya bapak kos pada Bella.
Bella tentu saja mengambilnya, jika tidak, Bella tidak tahu harus mencari kosan di mana lagi?
Dan saat itu juga serah terima kuncu pun terjadi, bapak kos pun pamit undur diri meninggalkan Bella yang masih berdiri di depan kamar. Baru saja hendak masuk, seruan seseorang membuat gadis itu menoleh.
Dua perempun serta dua laki-laki menghampirinya. Dua orang itu sudah Bella kenali, ada Sari dan tunangannya, Rey. Namun dua lagi Bella belum mengenalinya.
Paham dengan kebingugan Bella, seseorang perempuan menjulurkan tangan ke depan sambil tersenyum ramah.
"Kenalin aku Ryuny dan ini Mas Bayu," sapanya sambil memperkenalkan diri membuat Bella mengangguk mengerti.
"Bella." Gadis itu pun menjabat tangan Ryu.
"Udah, kasian si Bella mau istirahat malah di ajak ngombrol," papar Rey yang tengah menyender di tembok. Sari dan Ryu pun tersenyum sambil meminta maaf telah menganggu waktunya.
"Nggak apa-apa kok teh," ujar Bella.
"Yaudah, kamu istirahat dulu, nanti malam kamu gabung sama kita di ruang tengah, ya. Kita ngobrol-ngobrol," tawar Ryu pada saat itu.
Bella pun hanya mengangguk sebagai jawaban. Kini, satu persatu mereka mulai membubarkan diri, ada yang ke kamar ada pula ke ruang depan. Bella pun bergegas masuk untuk segera merebahkan tubuhnya. Menaruh koper di ujung, serta melepaskan sepatu dan akhirnya gadis itu menjatuhkan diri di atas kasur.
"Akhirnya bisa rebahan juga." Bella memilih memejamkan matanya, menikmati rasa tenangnya untk sejenak.
***
Langit sudah mulai mengelap, Bella baru bangun tidur, mungkin efek kecapen membuat gadis itu tidak sadar. Jam menunjukkan pukul tujuh membuat Bella segera mengambil perlengkapan untuk mandi, mengingat jika dirinya belum mandi dari sore.
Setelah itu Bella segera keluar, melewati dua pasangan suami istri tengah menonton televisi. Ryu yang melihat Bella baru saja keluar melambaikan tangannya membuat Bella mau tidak mau menghampiri mereka berdua.
"Kenapa Teh?"
Ryu tampak berdecak sebal. "Mbak aja, ya." katanya.
"O-okey Mbak." Jawab Bella. Lalu menatap Ryu dengan bingung. "Kenapa, Mbak, aku mau mandi, nih," papar Bella.
Bayu sontak menggelengkan kepalanya setelah mendengar ucapan Bella. "Bel, kamu mandi malam-malam gini apa nggak rematik?"
Bella tersenyum sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Abis tadi ketiduran."
"Ya sudah sana mandi, terus nanti ke sini lagi. Ngumpul sama kita. Sebagai penyambutan warga baru di kosan ini," tutur Ryu membuat Bella melebarkan matanya sempurna.
"Mbak terlau berlebihan. Ya sudah, aku mandi dulu," Pasangan suami isrti itu mengangguk. Bella bergegas ke kamar mandi untuk memulai ritual mandinya.
Tak butuh waktu lama, gadis itu sudah selesai mandi dan keluar menaruh pakaian kotor di sebuah ember yang berjejer empat. Saat berkeliling bapak kos memberitahu jika itu adalah fasilitas kosan untuk anak kos, tanpa ragu Bella menaruh baju kotor di ember warna biru samping ember warna merah.
"Hei, anak kos baru, ya?" seruan tersebut membuat Bella tersentak. Gadis itu menegakkan tubuhnya sambil menoleh.
Seorang perempuan dengan wajah seperti keturunan cainis tengah tersenyum padanya. Tubuh yang ramping bak model, kulit bersih serta hidung mancung membuat Bella mendadak insecure. Perempuan itu melambaikan tanganya di depan Bella.
"Kok bengong? Kenalin, aku Ciara, pangil Ara aja."
"Bella." Dan saat itu juga Bella baru tahu jika Ara ini adalah pacar dari Ares.
Tanpa aba-aba perempuan tersebut menarik tangan Bella ke sebuah ruang tengah, dimana satu penghuni kosan tengah berkumpul dan memperhatikannya.
Canggung, itulah yang Bella rasakan.
"Ayo Bel duduk sini," ajak Sari menarik pergelangan Bella duduk di sebelahnya, sedangkan Ara sudah duduk di sebelah pria yang sedari tadi bermain ponsel dan Bella bisa tebak jika pria itu adalah Ares.
"Res, kenalan dulu lo sama penghuni baru biar hidup di kosan ini rukun dan damai, ya nggak?" seru Rey menyenggol lengan pria tersebut.
"Ganggu aja lo," decak Ares sambil memasukkan kembali ponsel ke dalam kantong. Dan pria tersebut mendongak menatap ke arah Bella yang memang tengah memperhatikannya.
"Ares. Nama gue Ares."
Bella mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu menyambut uluran tangan Ares.
"Bella."
Bella pun segera melepaskan tangannya dari Ares. Namun Bella termangu saat Ares malah enggan melepaskannya, tatapan pria tersebut membuat Bella merasa tidak nyaman. Dengan susah payah gadis itu akhirnya bisa melepaskan diri dari Ares.
"Baiklah, sebagai penyambutan warga baru di sini gimana kita makan-makan?" seruan Bayu membuat sebagian penghuni kosan girang.
Namun tidak dengan Bella yang selaku warga baru, gadis itu tampak tidak nyaman dengan tatapan Ares yang selalu memperhatikannya dengan iris hitam bak elang.