Chereads / My Idol Is A Werewolf / Chapter 4 - Chapter 4

Chapter 4 - Chapter 4

"Sayang!"

Suara dari seorang wanita, berhasil memecah keheningan yang ada. Baron Magnus buru-buru memposisikan dirinya untuk berdiri. Namun, wanita itu menahannya.

"Kau terluka cukup parah. Beristirahatlah!" perintahnya, yang langsung dituruti oleh Baron Magnus.

Tatapan wanita itu dan Baron Magnus saling bertemu. Dia adalah Fanny AF Dracas, istri dari Baron Magnus, sekaligus pelayan setia di kerajaan Cloud Armor.

Ketika wanita itu datang, saat itu juga Lars bereaksi. Kini reaksinya bukan karena tidak nyaman, melainkan hal lain. Dia menangis sangat kencang, buru-buru Fanny mendekap Lars dalam gendongannya. Seketika itu juga pria kecil itu berhenti menangis.

Bukan kali pertama Fanny menggendong Lars, dia sudah menggendong Lars ketika bayi itu lahir ke dunia. Dalam artian, yang pertama kali Lars lihat ketika keluar dari rahim Ibunya adalah, Fanny. 

"Anak pintar." Fanny mengelus lembut kepala Lars, seolah bayi itu adalah anak kandungnya.

"Lalu, bagaimana dengan Raja Claudio dan Ratu Contessa?" 

Kini fokus Fanny tertuju pada Baron Magnus. Pria itu masih tampak mengatur napasnya yang belum teratur. Perlahan tapi pasti, Baron Magnus mulai menceritakan kondisi yang terjadi di istana Cloud Armor.

Saat itu dia memang sudah merasakan istana Cloud Armor, akan mengalami peristiwa buruk dilihat dari langit yang menunjukkan perubahan yang secara tiba-tiba.

Awan gelap seketika mengepung matahari, membuat Cloud Armor dilanda kegelapan. Namun, tidak ada satupun yang menyadari hal tersebut. Mereka terlalu asyik berpesan dan Baron Magnus dapat memahami hal tersebut.

Baron Magnus meminta Fanny untuk lari ke hutan Keabadiaan, dan saat itu juga pasukan dari Luciano mengepung Cloud Armor dari segala penjuru.

Claudio yang sedang bersama para tamu undangan tentunya tidak merasakan penyerangan tersebut. Namun, Baron Magnus melihat itu semua. Seluruh rakyat Cloud Armor dibantai sampai tak tersisa. Para prajurit yang berjaga di depan istana, dibuat bertekuk lutut ketika Luciano memasuki istana.

Saat itu Baron Magnus ingin memberitahukan informasi tersebut kepada Claudio. Namun, sebelum dia berhasil menemui Claudio, pasukan Luciano mengepung dirinya, memaksa dia harus bertarung di sana.

Setelah semua pasukan berhasil dilumpuhkan, Baron Magnus berusaha untuk memasuki istana. Akan tetapi, dia terlambat. Semua tamu undangan telah dibuat tidak berdaya, termasuk Claudio dan Contessa.

Kedatangannya sungguh terlambat, yang bisa dia lakukan hanya menyelamatkan Lars. Tidak ada pilihan lain, Baron Magnus harus berhadapan dengan Claudio yang kekuatannya telah meningkat, meski berhasil merebut Lars dari tangan Luciano, nyatanya ada harga yang harus dibayar, yaitu berkurangnya tenaga dalam akibat pukulan yang diberikan Luciano.

"Jadi, Ratu dan Raja saat ini telah tewas?" 

Baron Magnus tersenyum pahit, ketika Fanny menanyakan kondisi Claudio dan Contessa. Ketika dirinya berhasil merebut Lars, saat itu Claudio dan Contessa masih terlihat bernapas. Namun, kejadian selanjutnya, sama sekali tidak diketahui Baron Magnus. Sudah dapat dipastikan pemimpin mereka itu mati.

"Aku akan menjaga dirimu, Sayang. Kau akan aman bersama kami." 

Kembali Fanny membelai pipi Lars, dan ternyata bayi itu sudah tertidur lelap di dalam pangkuannya.

Baron Magnus ikut memandang Lars yang memiliki wajah tampan, meski usianya masih empat puluh hari, tetapi Lars sudah memancarkan aura Kepemimpinan seperti Ayahnya, Conte Claudio Di Nosferas.

"Tugas kita sekarang adalah menjaga Pangeran dari Luciano, mungkin saja setelah ini Bangsa Vampire ikut mencarinya. Kita tidak bisa membiarkan hal tersebut terjadi, andai Pangeran dikuasai oleh Bangsa Vampir, maka dapat dipastikan dunia ini akan hancur. Kedamaian di Dua Alam akan terancam. Kau mengerti maksudku bukan?"

Fanny mengangguk pelan, "Ya. Mereka, orang-orang yang haus akan kekuasaan, tidak akan menyerahkan sebelum Pangeran berhasil mereka miliki. Aku akan menjaga Pangeran dengan segenap jiwa dan raga. Tidak akan aku biarkan mereka menyentuh Pangeran." 

Fanny memandang Lars yang tertidur pulas. Matanya berkaca-kaca, ketika membayangkan apabila Lars benar-benar dimiliki Luciano Di Nosferas, atau mereka yang berasal dari bangsa vampire. Dapat dipastikan kedamaian dua dunia akan terancam, sulit dibayangkan dunia ketika itu terjadi.

Baron Magnus ikut memandang Lars. Tidak ada kata yang diucapkan, tetapi dalam hatinya dia bertekad, untuk melindungi Lars meski nyawa sebagai taruhannya.

Fanny membantu Baron Magnus untuk bangkit, sambil menggendong Lars. Keduanya segera pergi dari lokasi tersebut, mencari tempat yang bisa melindungi Lars dari ancaman Luciano dan Bangs Vampire. 

Di tempat terpisah, Luciano tengah duduk di singgasana Cloud Armor, yang selama ratusan tahun dikuasai Claudio.

"Halo, Sayang. Bagaimana kabarmu? Apa kau merindukanku, Rajamu?"

Luciano mengelus singgasananya, mengajaknya berbicara. Sesungguhnya dia lah yang berhak atas tahta Cloud Armor, dan bukan Claudio.

"Sudah cukup lama kita tidak bertemu. Seharusnya kau milikku, dan bukan adik tidak tahu diri itu!" 

Luciano mengepalkan tangannya, memukul sisi singgasana, membayangkan Claudio duduk di sana membuat hatinya terbakar.

Bagaimana tidak merasa kesal, selama ratusan tahun dia menantikan singgasana yang seharusnya jatuh di tangannya. Namun, keputusan Raja sebelumnya memilih Claudio sebagai penerusnya.

Sejak saat itu, Luciano memikirkan berbagai cara untuk merebut tahta itu kembali. Namun, usahanya selalu gagal sampai akhirnya dia membuat keputusan untuk memberontak pada kerajaan, menjadikan dirinya sebagai pengkhianat negara.

"Selamat, Saudaraku. Selamat!"

Suara lantang menghias seisi ruangan, beriring tepuk tangan gemuruh yang membuat suasana menjadi meriah. Langkah demi langkah, seseorang mulai memasuki ruangan singgasana.

Luciano beranjak dari singgasana, menuruni beberapa anak tangga untuk menyambut kehadiran beberapa orang di sana.

Senyuman terbaik berusaha Luciano tunjukkan, dan begitu juga dengan mereka yang kita saling bertatap muka.

"Selamat untukmu, Saudaraku. Kau pantas atas singgasana Cloud Armor. Kuucapkan selamat padamu, Saudaraku."

Pria yang kira-kira berusia lima ribu tahun itu, mengulurkan tangan kanannya. Dengan segera Luciano menyalami pria tersebut.

Pria sepuh itu memakai baju yang cukup besar ukurannya, dengan jubah panjang sampai menyapu lantai, serta syal tebal yang berupa bulu-bulu halus melingkar di lehernya. Dia datang untuk memberikan selamat pada Luciano atas pencapaian pria itu untuk mendapatkan singgasana Cloud Armor kembali.

"Terima kasih atas ucapan selamatnya. Semua yang kudapatkan, tidak terlepas dari kepercayaan Tuan berikan padaku. Aku berterima kasih pada Tuan, Joanne De Pyros," ucap Luciano, sambil menunjukkan rasa hormatnya pada pria sepuh tersebut.

Biarpun penampilannya seperti pria tua pada umumnya, tetapi pria bernama lengkap Joanne De Pyros, adalah sosok pria yang paling ditakuti. 

Siapa yang tidak mengenal pria yang usianya sudah melewati lima ribu tahun tersebut. Dia adalah penguasa dari kerajaan Vampire, Joanne De Pyros.

"Kau tidak perlu berterima kasih. Aku hanya memberikan sedikit kekuatan dari bangsa kami, tentu kami sangat senang bisa membantu. Benar bukan, Tammu?"

Joanne melirik pada pria yang usianya lebih mudah dari dia. Pria itu bertubuh kekar, dengan tinggi sekitar 190 cm. Pria itu juga memakai baju yang besar serta syal tebal di lehernya. 

"Yang Tuanku katakan benar. Tidak ada keberhasilan, tanpa adanya usaha. Ini semua adalah usaha dari Tuan Luciano, dan kami dari Bangsa Vampire hanya memberikan sedikit bantuan saja," ujar Tammu, sambil menunjukkan senyuman kemenangan.